PART 2 || Cium lantai

6.3K 479 52
                                    

HAPPY READING ALL!

_________________,,,,,__________________
__________

Rasya sudah sampai di sekolah pagi-pagi sekali, ia memang orang yang biasanya datang siang. Jadi suatu kebanggaan baginya jika ia datang sangat awal ke sekolah.

Tapi walaupun dia termasuk orang yang datang siang, dia tidak suka kesiangan. Itu bukan dirinya.

Sesiang-siang dirinya dia tidak akan terlambat. Apalagi dia salah satu murid pintar di SMA Palapa. Jika ia kesiangan, akan turun derajat dia.

"Aduh!" kaki Rasya tidak sengaja tersandung polisi tidur yang berbaring diparkiran SMA Palapa, lututnya mencium aspal yang untungnya dingin.

Ia mendengus kesal,

"Uh! Untung gak lecet!" ucapnya sembari menepuk-nepuk rok yang kotor.

"Gini amat yah nasib jomblo. Jatoh boro-boro ada yang nulungin. Yang nengok juga gak ada!" gerutunya kesal.

"Gak ada ceritanya gue kayak putri-putri di negeri dongeng yang waktu jatuh langsung diulurin tangan sama pangerannya, gak adaaa!"

Kemudian gadis itu bangkit.

"Pokoknya gue harus cepet dapetin Albar! Kudu GPL! Kalau bisa langsung aja gue seret dia ke KUA!"

Eist! Gak semudah itu, lho, Sya. 

Setelah bertekad bulat, matanya mulai mengedar, mencari sosok manusia es yang memiliki wajah dari serbuk berlian yang pasti sudah ada di sekolah.

"Aishhhh!" gadis itu menggigit bibir bawahnya  kala kornea matanya menangkap sosok yang dia cari. Ia segera berlari menghampirinya. 

"ALBAR!!" panggilnya dengan suara cempreng.

"Albar bareng yuk ke kelasnya sama gue? Kita 'kan searah. Tetanggaan juga." ucap Rasya pada Albar.

Kita?

Sedangkan Albar tutup telinga, ia seperti tidak sadar jika ada Rasya dihadapannya sekarang, ia malah menenteng tas dibahunya, dan matanya fokus memperhatikan layar ponsel, tidak melirik Rasya sedikit pun.

Rasya memutar bola matanya malas. Apakah Albar tidak bisa meliriknya sebentar saja? Melirik, gak sampe nengok atau natap, kok. Susah amat!

Lagi salah bantal kali, Bar.

Rasya pun mencoba bertanya lagi.

"Al, lo udah makan belum?" tanya Rasya pada Albar. Dan nihil jawabannya. Albar malah melangkahkan kakinya meninggalkan Rasya yang masih menggerutu dalam hati.

"Eh- Al tungguin gue!!!" teriak Rasya. Ia langsung berlari menyusul Albar.

Setelah menyusul Albar dan bersandingan dengan Albar, Rasya tidak luput tersenyum sepanjang jalan. Hatinya begitu berbunga-bunga.

Momen yang sangat langka baginya bisa bersanding dengan Albar. Ia selalu berdoa agar ia bisa bersanding dipelaminan dengan cowo yang sekarang bersanding dengannya.

"Jauh-jauh lo dari gue!" usir Albar tega pada Rasya.

"Tapi kenapa? Gue suka deket-deket sama lo, gue seneng lho bisa jalan barengan gini sama lo." ucap Rasya sendu. Tapi ia tidak akan pernah menampakkan kesedihannya, dia harus terus ceria. Dia bukan seorang gadis yang lemah yang langsung baper dan galau ketika ada seorang cowo bersikap begitu kepadanya.

Albarasya || Lee Jeno √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang