PART 17 || Albar Pulang

2.2K 197 2
                                    

HAPPY READING ALL!

_________________,,,,,__________________
_________

Note : Kalau ada typo tandain, yah, sobat. 🙏

"Ya Allah kangen ...." Rasya menekuk wajahnya malas. Baru saja tidak bertemu Albar 1 hari, dia sudah terkapar lemas seperti paus terdampar, apalagi kalau berminggu-minggu, berbulan-bulan, bertahun-tahun, atau bahkan selamanya, apa gadis itu akan tetap hidup? Entahlah. Hanya Tuhan yang tau dan itu alur kehidupan yang paling terbaik dari-Nya.

"Kangen Albar ...." Rengeknya. "Pengen peluk, pengen mandang, pengen ngerecokin, pengen gangguin, pengen-pengen-pengen!!!" Sambungnya frustasi.

Lalu Rasya menegakkan tubuhnya kembali.

"Bisa gila gue kalau gini terus." Gumamnya.

"Huh!" Ia mendengus, "Albar sialan! Bisa-bisanya ninggalin, gue, tanpa pamitan dulu!"

"Jadi kayak korban ghosting, kan!" Decaknya.

"Awas aja, yah, lo. Kalau, lo, udah balik ke Indonesia, gue bakal lebih-lebih ngejar, lo! Gue bakal makan, lo, sampe abis!" Tekadnya bulat.

****

2 hari kemudian

"Pulang juga, lo, Bar."

"Hm." Albar hanya bergumam sembari membuka buku bacaannya.

"Done semua tugas, lo?" Tanya Boden.

"Done." Balas Albar singkat.

"Lo gak bawa buah tangan apa buat kita?" Tanya Wawan.

"Bawa." Balas Albar, "Ada di dalem tas, ambil aja." Katanya.

Wawan bersorak senang, ia segera menyerbu tas Albar dan meng unboxing isi tas itu.

"Lo, gak, cape apa, Bar?" Tanya Boden lagi. "Lo 'kan baru sampe ke Indonesia  jam 5 tadi pagi, terus, lo, langsung sekolah. Kenapa, gak, ijin aja buat istirahat?"

Albar menoleh ke arah Boden yang terdiam meminta jawaban.
"Kalau, gue, ijin terus, nanti banyak pelajaran yang gue lewatin." Katanya.

"Cuma 4 hari, doang, Bar," Ujar Aldi.

"Stttt. Orang ambis, mah bade, Sayang." Seloroh Wawan.

Aldi bergidik ngeri mendengar ucapan Wawan yang memanggilnya 'Sayang'

"4 hari itu berharga. Apalagi buat kita para pelajar yang masih haus akan ilmu. 4 hari itu emang waktu yang sebentar tapi terlalu sayang untuk dilewatkan." Ujar Albar lagi.

"Tuh, dengerin!" Timpal Wawan.

"Tapi, gue, gak haus ilmu, Bar. Gue malah kelebihan ilmu sampe mau muntah." Terang Aldi.

"Terus gimana, lo, mau hidup kalau, lo, gak mau ilmu?" Tanya Albar pada Aldi. "Lo mau apa? Mau bersenang-senang dan berfoya-foya?Mau ngikutin alurnya aja? Dan, apa, lo, mau diem aja saat semua orang sukses?"

Aldi terdiam.

Kenal mental, Boss! Ujar batinnya.

"Nah, dengerin, tuh!" Timpal Wawan lagi.

Aldi menatap Wawan tajam. "Lo juga dengerin, geblek! Bukan malah ngomporin!"

"Gue denger, kok!" Sahut Wawan. "Lo aja, tuh, yang gak mau diceramahin." Cibirnya.

"Siapa bilang?" Aldi menautkan satu alisnya. "Gue denger, yah ...!"

"Gue juga denger!" Sahut Wawan.

Albarasya || Lee Jeno √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang