PART 50 || Kafe baru

1.8K 177 36
                                    

HAPPY READING ALL!

________________,,,,,__________________
_________

Note : Kalau ada typo tandain, yah, sobat. 🙏

.
.
.

Sepulang sekolah Rasya tidak sengaja berpapasan dengan Lili. Namun tidak seperti biasanya Rasya melihat raut wajah Lili yang seperti itu. Gadis itu terlihat lebih diam dengan wajah datar saat bertemu dengan Rasya.

Tetapi semua pikiran aneh yang mengerumuni  pikiran Rasya berhasil ditepis ketika Lili menyapanya.

"Rasya," Gadis itu ramah tetapi terlihat sedikit canggung.

Rasya menyeringai kan senyumnya. "Hai! Udah lama kamu, gak keliatan, biasanya hampir tiap hari kita etemu, ya, Li, " Ujar Rasya basa-basi.

Lili tersenyum kikuk. "Aku agak sibuk, jadi jarang keluar kelas aku." Balas nya. "Oh ya, nanti sore kamu, gak kemana-mana, Sya?"

Rasya menyatukan kedua alisnya. "Enggak," Jawabnya. "Emang kenapa?"

Lili terlihat menggigit bibir bawahnya. "Emm, nanti sore mau, gak jalan sama aku? Kita main ke kafe."

"Jalan? Main? Tumben, Li?" Sekalipun Rasya teman Lili, tapi mereka itu hanya sebatas teman di sekolah, bukan teman sehidup semati seperti Maya, jadi wajar Rasya terkejut.

"Sebenarnya ..., Lili itu pengen main sama temen Lili, tapi Lili rasa Lili kurang dekat sama temen-temen Lili di kelas. Lili cuma mau ngerasain suasana kafe karena Lili jarang banget ngafe." Terang Lili dengan nada sendu. Dan bagaimana bisa Rasya merasa tidak kasihan kepadanya? Rasya tahu Lili itu orang baik, yaaa walaupun, Rasya pernah memergoki Lili bersama Albar sedangkan gadis itu tahu jika Rasya menyukai Albar. Tetapi itu juga bukan sepenuhnya salah Lili. Bagi Rasya, jika tentang perasaan, tidak ada yang bisa untuk disalahkan.

"Ta-pi ..., nanti kita ke kafenya gimana?" Tanya Rasya kemudian.

"Emmmm," Lili tampak berpikir untuk memberikan jawaban.

Rasya yang melihat Lili yang sedang berpikir keras langsung memutuskan sesuatu. "Yaudah, nanti aku bawa motor, terus aku jemput kamu ke rumah kamu."

Lili tampak terkejut. "Enggak usah! Gina aja, nanti kita janjian di kafenya, jadi kita masing-masing ke sananya, gimana?"

Rasya terdiam untuk beberapa saat kemudian menganggukkan kepalanya. "Yaudah deh,"

Lili tersenyum senang. "Makasih ya, Rasya." Ucapnya.

"Iyaaa, sampai ketemu di kafe!"

Lili mengangguk. "Iyaaaa, yaudah Lili duluan pulang, ya?"

"Iya, Li, hati-hati." Untuk selanjutnya Lili melangkah pergi meninggalkan Rasya kemudian tidak membutuhkan waktu yang panjang, Maya menyusul Rasya yang kini masih terdiam di tempat. Deru napas Maya terlihat terputus-putus seperti sedang terserang penyakit asma.

"Ke-napa, lo, ning-ghalin ghue? Khan, u-dhah ghue bilang thung-ghuin."

"Lama, sihh," Rasya berdecak.

Maya terlihat menarik napasnya dalam kemudian menghembuskan nya lagi. "Kan udah gue bilang gue piket dulu ...." Terang Maya kesal.

"Terus sekarang udah beres?"

Maya menyengir. "Belum, hehe,"

"Terus kenapa lo disini?" Tanya Rasya lagi.

"Kabur, capek!"

Albarasya || Lee Jeno √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang