#6

770 129 157
                                    

"Apa aku boleh meminta bantuan mu, Headmaster?"

Severus terdiam kala melihat wanita yang ia tak sengaja ia tabrak tadi siang itu berdiri di ambang pintu kantor nya. Severus merasakan darah nya berhenti mengalir ketika mata nya bertabrakan dengan manik biru yang memabukkan nya.

Severus menarik nafas lalu menggelengkan kepala nya samar, "Sure."

Gadis itu tersenyum kemudian melangkahkan kaki nya masuk ke dalam ruangan kepala sekolah itu sementara Severus duduk di atas kursi seraya mengambil buku yang ada di ujung meja nya.

Severus memperhatikan gadis itu yang berjalan penuh anggun dan sopan apalagi ketika menarik kursi nya hingga duduk di sisi kanan meja.

"Professor," gadis itu membuka buku yang ia bawa, "Aku ingin membuat ramuan yang menyembuhkan, dimana ketika seseorang terkena serangan secara fisik dan pikiran, hanya perlu satu tetes dari ramuan tersebut, ia akan sembuh."

Severus diam, memperhatikan wajah gadis ini yang terlihat sangat fokus membaca buku nya. "Kau ingin mencampur Dr Ubbly’s Oblivious Unction dengan Blood-Replenishing potion."

"Yup," gadis itu tersenyum polos sambil menatap pria yang juga menatap nya sedari tadi, "Tapi bukankah inti kedua ramuan tersebut saling bertolak belakang dan memungkinkan untuk terjadi nya ledakan?"

Severus tersenyum kecil menganggumi ketajaman pikiran gadis ini, "Yeah, itu sebab nya setiap rumah memiliki pembatas di setiap halaman nya, bukan?"

Gadis itu mengerutkan kening nya, tak menangkap maksud dari pria ini.

"Jika kedua rumah tidak memiliki pembatas, kemungkinan besar mereka akan bertengkar. Tentang Anjing mereka yang membuang kotoran sembarang tempat, menanam pohon tepat di depan pintu masuk ataupun daun yang berguguran hingga mengenai halaman kedua rumah," Severus menatap manik kebiruan itu, "Tapi jika," Severus menjauhkan tubuh nya dan membuka buku yang ada di depan nya, "Ada pembatas di tengah-tengah kedua rumah tersebut, mereka tidak akan bertengkar tentang kotoran anjing, menanam pohon ataupun daun yang berguguran."

Severus membalikkan halaman buku hingga ia menemukan apa yang dia cari lalu menunjukkan nya pada gadis itu, "Pembatas itu akan memberikan keseimbangan hingga pemilik rumah akan melempar senyum ketika bertemu, saling membahas bunga dan memberikan saran dan bercengkrama di balik pembatas tersebut."

"Amerta?"

"Sesuatu yang abadi." ucap Severus cepat, "Ramuan ini tidak akan tercampur dengan inti ramuan manapun hingga bisa di gunakan sebagai pembatas dan menyeimbangkan kedua inti ramuan yang saling bertolak."

Gadis itu tersenyum senang akhirnya ia mendapatkan jawaban apa yang dia butuhkan, "Terimakasih, Professor."  ia berdiri dan hendak pergi, "Aku akan melanjutkan penelitian ku."

"Wait," Severus menghentikan langkah kaki gadis itu, "Sorry, kita belum berkenalan sebelum nya."

Gadis itu diam sejenak lalu tersenyum, "Biasakan lah untuk membaca laporan Mister Flich, Mister."

"Aku tidak punya waktu untuk itu," ujar Severus pelan tapi gadis itu bisa mendengar nya, "What's your name?"

"Nancy," ia tersenyum,

"And what's your age?"

Gadis bernama Nancy tersebut kembali tersenyum, "Semua data ku ada di kertas laporan ku, Sir."

Setelah mengatakan hal itu Nancy tersenyum kemudian kembali berjalan menuju pintu dan pergi. Tanpa sadar, Severus sudah mengembangkan senyum nya cukup lama untuk wanita lain, walaupun itu hanya senyuman kecil.

Severus terdiam, kebingungan atas tingkah nya sendiri lalu menghela nafas. Ia hanya diam di kursi nya dalam waktu yang cukup lama kemudian berdiri menuju rak buku laporan nya. Ia membongkar dokumen tersebut kemudian menarik secarik kertas yang ia cari dan kembali duduk ke atas kursi nya sambil membaca kertas tersebut dengan fokus.

The Soul.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang