#7

680 129 183
                                    

Kurang baik apa aku kasih double up? :(

Severus melangkahkan kaki nya cepat menuju Hospital Wings kala mendengar putri nya terluka saat berlatih bermain Quidditch. Nafas nya tersenggal, fikiran-fikiran buruk mulai menyerang nya. Sepanjang lorong ia terus berdoa berharap putri satu-satu nya itu baik-baik saja.

Ketika ia sampai, dia langsung berlari menuju satu ranjang yang di tutupi oleh kain pembatas. Kemudian bernafas lega seraya memejamkan mata kala melihat putri nya itu tengah tertidur pulas dengan kondisi kaki telah di obati.

Dan ketika Severus kembali membuka mata nya, ia melihat seorang wanita yang duduk di samping putri nya sambil menggengam tangan lemas Bell.

"Danita?"

Gadis itu menoleh kemudian tersenyum manis, "Well, kau sudah membaca laporan data ku?"

Severus diam sejenak lalu tersenyum kecil, ia lantas duduk di samping Bell, tepat di depan Nancy kemudian juga ikut meraih tangan putri nya dan menggengam nya hangat lalu mencium nya lembut. Ia menatap Bell penuh kasih sayang dan cinta seorang Ayah.

Nancy dapat melihat hal itu lantas tersenyum kecil, "Dia sangat berharga bagi mu, ya?"

"Tentu saja," balas Severus cepat tanpa mengalihkan perhatian nya dari gadis yang tertidur lemah di ranjang, "Aku sangat ingin menjadi Ayah dari seorang perempuan kecil sejak aku menikah dengan istri ku."

Nancy diam sejenak dan kembali tersenyum, "Dia pasti istri yang pengertian."

"Tentu saja," Severus akhirnya menoleh ke arah gadis itu, "Omong-omong, apa kau yang mengobati nya?"

Nancy terdiam mendengar pertanyaan pria ini lantas menoleh ke luar kain, berharap tidak ada orang kemudian kembali menatap kepala sekolah itu. "Aku tak sabaran menunggu Madam Pomfrey membuat penawar luka nya, jadi aku memasang pembatas ini dan mengobati nya dengan keahlian ku."

"Kau punya keahlian itu?"

"Sedikit." Nancy menoleh ke arah Bell ketika merasakan tangan nya di genggam balik oleh gadis kecil itu, "Apa aku boleh memberi saran?"

Severus menatap gadis itu, "Yeah, tentu saja."

Nancy menoleh dan menabrakkan mata biru nya dengan milik pria itu yang hitam. "Madam Pomfrey sudah terlalu tua, dia tidak bisa melakukan tugas ini lagi."

Severus terdiam dan mengerutkan kening nya, "Tapi dia sudah bekerja di sini lama sekali-"

"Itulah sebab nya kau harus mengganti nya, Professor." potong Nancy, "Sudah seharusnya dia pensiun."

Severus kembali diam menatap manik kebiruan itu lama kemudian menghela nafas, "Aku akan mengganti nya jika sudah mendapatkan pengganti."

"Aku kenal seseorang," Nancy tersenyum, "Dia sangat ahli dalam hal mengobati."

"Oh yeah?" Severus ikut tersenyum, "Kau boleh mengenalkan ku pada nya."

"Aku akan mengirimkan nya surat."

Severus tersenyum lalu mengangguk samar kemudian kembali menatap putri nya ini, tangan nya tergerak membelai surai kehitaman nya yang halus dan wangi. "Apa kau punya waktu luang?"

Nancy yang tadi nya juga memandangi wajah cantik gadis kecil itu menoleh ke arah Severus, "Why?"

Severus juga menoleh kemudian tersenyum kecil, "Ku rasa aku harus membalas kebaikan mu."

*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*

"Daddy. . . ," Peter meringis pelan kala sang Ayah menarik pergelangan tangan nya dengan sangat kuat hingga rasa nya itu akan membiru.

The Soul.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang