Severus tengah melangkahkan kaki nya melewati para penyihir-penyihir lain nya yang mempunyai urusan dengan kementrian. Ia lantas berjalan menuju salah satu penjaga meja dan penyambut tamu.
"Aku mencari Aline, Aline Snape."
Wanita itu terlihat mencari nama yang di maksud pria di depan nya, "Sorry, sir. Seperti nya nona Aline tidak bisa di temui, dia sangat sibuk."
Severus menaikkan satu alis nya, "Apa dia selalu seperti ini?"
"Ye-yeah," Wanita itu menelan ludah nya kasar melihat tatapan tak bersahabat dari Severus, "Auror memang begitu."
"Well, katakan pada nya." mata Severus semakin menajam, "Bahwa suami nya sedang menunggu nya."
"Aline Snape, seorang pria menunggu mu di lantai A1. Sekali lagi, Aline Snape—"
Aline menghembuskan nafas nya kasar kala ia sedang berjalan menuju meja ketua nya sambil membawa tumpukan kertas berisi laporan kerja nya.
Aline tetap melanjutkan langkah nya kemudian masuk ke dalam ruangan ketua tim nya, seorang pria yang pernah ia temui lima belas tahun yang lalu, pria yang di tugaskan mencari nya yang sedang kabur saat itu.
Aline meletakkan kertas nya ke atas meja pria yang sibuk memainkan pena nya.
"Perhatian seorang suami, huh?"
Aline tersenyum kecil, "Dia pria tua."
William mengambil puntung rokok dari mulut nya lalu menatap gadis itu, "Pria tua itu juga suami mu."
Aline terkekeh pelan, "Aku tidak mungkin lupa bahwa aku sudah bersuami, Sir."
"Bisa saja," William kembali menggantungkan rokok nya ke mulut nya, "Atasan menitipkan banyak hadiah pada ku agar bisa memberikan nya pada mu."
"Oh yeah?" kaget Aline, "Lalu kenapa aku tak pernah menerima nya?!"
"Hei, terimakasih lah pada ku." William menatap nya kesal, "Jika aku memberikan nya pada mu, atasan akan berani mendekati mu, lalu suami mu yang cemburuan itu akan memukul wajah nya, and then?" William menaikkan kedua alis nya, "Ia akan kena masalah lalu di turunkan dari Kepala sekolah."
"Woah," Aline menatap pria ini seakan-akan ia sangat mengagumi nya, "Kau berfikir sangat jauh, ketua. Kau selalu mengkhawatirkan masa depan, hebat sekali." William mengangguk bangga sambil menghisap rokok nya.
"Tapi tetap saja, aku mau hadiah ku."
William tersedak karena asap rokok nya sendiri lalu menatap anggota nya lagi, "Bukankah kau sudah mendapatkan banyak kiriman dari suami mu itu?!"
"Yes, why?"
William diam sejenak lalu menatap Aline dengan memohon, "Ayolah, kasihani aku yang belum menikah ini. . .,"
Aline menatap pria ini sambil menaikkan kedua alis nya, lalu melipat tangan nya di depan dada dan wajah nya terlihat berfikir keras. "Well. . .em yah, aku mengambil keputusan."
"Great, Aline."
"Setengah dari hadiah ku, satu jam lagi, aku mau sudah ada di ruangan ku."
William mengerutkan kening nya dan menatap Aline kesal, "Kau memerintah ketua mu?!"
"Atau kau bisa hanya mendapat seperempat dari—"
"Itu akan sampai dengan selamat di ruangan mu, nona." William tersenyum lebar dan manis tapi Aline sendiri yakin, pria itu sedang memaki nya.
Aline terkekeh lalu teringat dengan suami nya yang menunggu nya, "Aku pamit, Sir!"
"Pamit dari tim ku juga, kalau mau."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Soul.
FanfictionPasangan jiwa mu tidak akan tertukar dengan jiwa manapun. Benarkah? Apa yang terjadi setelah berakhir nya takdir benang merah dan mereka kembali bersama hingga mempunyai keturunan. "Kau Ayah-" Wajah Peter terlihat sangat menyeramkan, "-Terburuk y...