#32

683 134 94
                                    

"WOHO-!" William melompat kesenangan dengan wajah yang sangat gembira dan memukuli udara saking senang nya, ia lantas kembali duduk di depan anggota nya itu, "Jadi kau mencium Wood di depan suami mu?" William tersenyum lebar, "Itu ide terbaik yang pernah ku dengar, Aline!"

Sedangkan Aline duduk bersandar di punggung kursi sambil memegangi kening nya, wajah nya terlihat sangat berbanding terbalik dengan ketua nya sekarang. "Aku adalah wanita paling pendosa, Will."

"What? No!" William seketika mengerutkan kening nya. "Itu bukan dosa, itu keajaiban."

Aline menghela nafas gusar, "Aku masih terikat tali pernikahan dengan nya, aku masih istri nya, Sir. Tidak seharusnya aku melakukan hal itu."

"Hei, bukankah dia melakukan hal yang sama dengan gadis lain?!" Protes William.

"Mereka sudah menikah."

"Sebelum nya."

Aline terdiam mendengar sentakan langsung dari pria berstatus ketua nya ini. Ia menurunkan tangan nya dari kening lalu menatap pria ini lekat-lekat, "Apa maksud mu?"

"Sebelumnya," William mengulangi ucapan nya. "Sebelum mereka menikah. Mereka juga melakukan hal yang sama, Aline."

Aline memutar bola mata nya malas, "Jangan membahas itu di depan ku."

"Aku membahas nya agar kau sadar, Aline." William menatap wanita itu intens, "Bahwa kau tidak lebih kotor dari mereka."

Aline menelan ludah nya kasar kala manik kehitaman pria itu memaksa masuk ke onyx hijau nya, ia menemukan perasaan yang tulus sebagai seorang kakak di sana.

Aline lantas menarik nafas panjang lalu tersenyum tipis, "Thanks."

"For what?"

"Sudah membantu ku meringankan beban ini."

William terkekeh pelan, "Apapun untuk mu, Nona." Aline ikut terkekeh melihat pria ini.

"Teruntuk Auror A1, Miss Xavier. Silahkan datang ke lantai K7, Sir All memanggil."

Aline mengulum bibir nya pelan sedangkan William menatap nya sambil menggoda, "Kabar bahagia apa yang akan ku dengar setelah ini?"

Aline tersenyum lalu meninju bahu ketua nya pelan sambil berdiri. "Diamlah."

William terkekeh memandangi wanita itu berjalan memutari meja nya. "Jangan lupa ceritakan pada ku tentang semua nya!"

*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.

Severus mengerutkan kening nya heran saat melihat kosong nya bangku yang seharus nya di isi oleh putri nya dan anak pertama dari Harry Potter itu. Namun dia tak menemukan kedua nya, kekhawatiran menyerang nya, ia lantas menarik nafas panjang lalu berjalan menuju perpustakaan, jika mereka membolos ke sana, setidaknya ia sedikit tenang, paling mereka akan menghabiskan waktu bercerita banyak hal, sebenarnya dia tidak mempermasalahkan kedekatan mereka berdua, tapi melihat putri Weasley juga dekat, Severus jadi ragu. Ia sampai di perpustakaan dan mulai mencari dua murid itu.

Namun sudah lima menit ia hanya memutari perpustakaan yang penuh dengan buku yang terbang dengan sendiri nya. Ia tetap tidak menemukan atensi kedua murid Gryffindor nya itu.

Ia diam sejenak, mencoba berfikir, kemana dua murid yang membolos pelajaran Herbiologi akan pergi. Masalah nya, mereka hanya berdua dan James bukanlah murid baik-baik, dia berandalan, sama seperti Kakek nya. Dan apa yang akan ia lakukan pada Bell, putri nya?

Severus menggertakkan gigi nya kuat lalu berjalan cepat keluar dari perpustakaan tersebut.

"Hentikan pembelajaran. Cari Nona Snape dan Mister Potter sekarang."

The Soul.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang