#19

641 131 106
                                    

Terakhir, serius.

Peter terkejut melihat atensi Ayah nya yang berdiri di depan pintu asrama seakan sedang menunggu seseorang. Ia lantas mendekat, "Apa yang kau lakukan di sini, Dad?"

"Em, yah, Peter." Severus sedikit tersentak lalu menatap Putra nya itu dengan tatapan yang tak biasa nya, "Kau ingin berjalan-jalan?"

Peter terdiam dan mengerutkan kening nya heran, tidak pernah Ayah nya ini mengajak nya berjalan-jalan, selain bersama Bell. Peter menghela nafas, "Besok aku ada kuis Pertahanan diri dan Herbologi."

Severus tersenyum, "Ayah mu ini kepala sekolah jika kau lupa."

Peter kembali terdiam, menelisik maksud kenapa pria ini tiba-tiba bertingkah layak nya seorang Ayah, lagi-lagi ia menghela nafas panjang, "Tidak, aku lelah menjaga Bell seharian."

Senyum Severus menghilang saat menerima penolakan dari anak nya namun ia kembali tersenyum walau terlihat secuil kesedihan di sana, "Baiklah, mungkin besok?"

"Besok aku akan latihan Quidditch dan malam nya akan menjaga Bell lagi."

Severus mengangguk samar, "Bagaimana dengan lusa?"

Peter diam sejenak, memandangi wajah Ayah nya, "Akan ku pikirkan." balas nya acuh tak acuh sambil berjalan masuk ke dalam asrama nya dan meninggalkan Ayah nya tanpa basa-basi.

Severus mengulum bibir nya, "Aku akan menunggu jawaban mu." ujar Severus walaupun ia tahu anak nya itu tidak akan mendengarnya.

Severus diam di tempat nya hingga akhirnya menyerah dan membiarkan rasa sakit itu menyerang dada nya dan membuat nya merasa sesak. Sakit rasa nya melihat Putra satu-satu nya itu tidak menganggap atensi nya sebagai Ayah itu penting.

Severus meraih tangan Putri nya yang sangat dingin, lalu mencium nya hangat. "Hai, Honey."

Bell tersadar dari tidur nya lalu tersenyum saat melihat atensi Ayah nya di sana, "Hai, Dad." balas nya lirih. "Kenapa kau belum tidur?"

Severus diam sejenak kemudian tersenyum, memang hanya dengan Bell lah ia merasa atensi nya masih penting. "Daddy tidak bisa tidur."

"Why?"

"Merindukan Mommy." balas Severus cepat lalu terkekeh pelan, "Tugas nya sedikit bertambah jadi lebih sibuk dan tidak bisa meluangkan waktu nya." alih Severus.

"Tapi dia selalu meluangkan waktu nya untuk ku." balas Bell lagi.

"Yeah," Severus kembali mencium telapak tangan anak nya, "Karena dia sangat menyayangi mu."

"Sama seperti Daddy menyayangi ku?"

Severus terkekeh, "Yeah." ia diam sejenak, "Sama seperti Daddy."

"Mungkin Daddy yang harus meluangkan waktu untuk Mommy." ucapan Bell berhasil menarik perhatian Snape.

"Hm?"

"Daddy selalu berpikir bahwa Mommy yang sangat sibuk, tapi tidak sadar," Bell menarik nafas lemah, "Bahwa Daddy juga sama sibuk nya."

Severus terdiam, memandangi wajah cantik anak nya yang benar-benar duplikat dari Aline. Dari rambut, mata, hidung, dan seluruh tubuh nya. Ia cerminan dari istri nya itu.

The Soul.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang