"Ini hilang sejak 7 bulan yang lalu, Aline."
Ucapan William membuat Aline yang sedang membaca laporan-laporan itu menghela nafas gusar. Bagaimana bisa, selama tujuh bulan ia kecolongan dan tidak menyadari nya sama sekali? Kalau sudah begini, yang repot dia juga.
"Tidak ada jejak apapun?" Aline memejamkan mata nya seraya menyandarkan kepala nya ke kursi milik William. Ini sudah jam dua malam, dan mereka masih sibuk dengan satu ramuan kecil itu.
"Tidak ada." William memperhatikan dua kertas di tangan nya secara bergantian. "Semua Auror tidak punya riwayat ramuan itu."
"Penyihir pelarian?" Aline menoleh ke arah nya.
William diam sejenak, fokus menatapi lembaran kertas itu lalu membalas tatapan nya. "Tidak ada, Aline. Benar-benar tidak ada."
"Siapa yang punya hak atas penyimpanan ramuan ku?" Aline memutar kursi nya iseng, ia sangat bosan.
"Aku, kau, Sir Addie, Sir John dan semua ketua tim Departemen dan tim Medis." balas William cepat.
"Sebanyak itu?" Aline menaikkan satu alis nya menatap pria itu. "Pantas saja hilang."
"Tapi untuk masuk ke ruangan mu perlu izin Sir Addie dan Sir John sekaligus, Aline. Dan kau tahu sendiri, mereka berdua sangat susah untuk di temui." William meletakkan kertas tersebut ke atas sisi sofa di sebelah nya.
Aline menghembuskan nafas panjang, "Itu ramuan yang akan sangat berbahaya jika jatuh di tangan yang salah."
"Jujur saja, semua ramuan mu berbahaya." William terkekeh pelan seraya berdiri dan berjalan mendekat lalu menghentikan putaran kursi nya dan membungkuk menatap anggota nya itu lembut.
Aline ikut terkekeh mendengar nya, "Itu juga untuk mengangkat nama mu."
William menahan tawa nya, "Nama ku?"
"Ayolah, mengaku saja. Kau pasti senang saat semua orang memuji mu karena mempunya anggota seperti ku." Aline menatap nya geli. "William, anggota mu sangat hebat. William, anggota mu yang terbaik. William, William, William—"
"Oke—" William menarik tangan Aline paksa lalu menjepit leher wanita itu dengan lengan nya yang besar, "Anggota ku yang hebat ini juga sangat menyebalkan karena sering membuat ku harus tidak tidur semalaman."
Aline semakin tertawa geli, apalagi saat jemari William menggeliti perut nya. Itu adalah area sensitif, ia akan merasa sangat geli bahkan jika tidak sengaja di sentuh. "William–haha–Stop!"
"Tidak sebelum kau mengatakan aku ketua terbaik." William tak menyerah dan terus menggelitiki wanita itu.
"Tidak! Kau adalah ketua terjelek yang pernah—HAHA!"
William menaikkan satu alis nya, "Aku apa, hm?"
"Oke! Oke!" kelitikan William memelan saat melihat anggota nya mulai menyerah.
Aline menarik nafas panjang menahan senyum, ia melepaskan tangan William dari leher nya lalu menatap pria itu dengan sekuat tenaga untuk tidak tersenyum. "Sir ...,"
William menaikkan kedua alis nya menunggu lanjutan ucapan nya.
"Kau adalah ....," Aline tersenyum manis. "PRIA PALING JELEK DI ANTARA SEMUA AUROR!"
Aline langsung lari dan menaiki sofa demi menghindari ketua nya yang langsung mengejar nya. Aline tertawa lepas, ia seakan tidak pernah menanggung beban apapun karena William selalu tahu cara untuk membuat nya tersenyum kembali. Aline menghindari tangan William lalu berjalan ke rak dokumen pria ini, tak membiarkan nya berhasil mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Soul.
FanfictionPasangan jiwa mu tidak akan tertukar dengan jiwa manapun. Benarkah? Apa yang terjadi setelah berakhir nya takdir benang merah dan mereka kembali bersama hingga mempunyai keturunan. "Kau Ayah-" Wajah Peter terlihat sangat menyeramkan, "-Terburuk y...