#34

664 136 98
                                    

Tidak terasa sudah sampai di pertengahan tahun, yang arti nya, Hogwart akan memberikan libur sebanyak dua minggu untuk menikmati musim semi bersama keluargga masing-masing. Termasuk keluargga Snape.

Total sudah enam bulan, Severus dan Aline saling menjaga jarak, hanya Aline saja, sebenarnya. Severus menjalankan tugas nya sebagai kepala sekolah dan suami seperti biasa, Nancy yang juga sibuk mengurus nilai para murid, mungkin perubahan yang paling kentara terjadi pada Aline. Aline yang dulu nya periang dan murah senyum kini berubah menjadi tertutup dan pendiam, dia lebih sering menghabiskan waktu nya di ruangan nya, walaupun kecil, dia sanggup menghabiskan waktu berhari-hari di sana tanpa keluar sejengkal pun.

Itu menarik beberapa kekhawatiran, termasuk Departemen 1. Yang paling sering mengunjungi wanita itu adalah William dan Maykel, di luar nya, sangat banyak, bahkan atasan yang tidak pernah menginjakkan kaki di lantai A1 ini saja sering keluar masuk ruangan Aline hanya untuk memastikan wanita itu baik-baik saja.

Bell sudah berulang tahun yang ke enam belas satu bulan yang lalu, namun Aline tidak bisa mendatangi nya karena harus turun ke lapangan mencari penyihir gelap yang melakukan tindak kriminal.

Dan kali ini, mau tidak mau, dia harus pulang ke rumah. Dia tidak bisa egois pada anak nya, sejak kejadian Suami nya yang memberikan nya sebuah kata hinaan, dia tak pernah lagi bertemu dengan anak-anak nya dengan alasan sibuk.

Aline membuka pintu rumah nya kemudian menghela nafas panjang, sudah tiga bulan lama nya dia tidak ke sini. Karena setiap sudut ruangan hanya akan mengingatkan nya pada Severus dan sikap nya yang kekanak-kanakan. Ia melangkahkan kaki nya masuk dan berhenti di depan mini bar lalu menuangkan air putih ke dalam gelas kecil.

Aline meneguk nya hingga habis lalu duduk, ia diam, memperhatikan semua sudut yang ada di sana lalu tersenyum kecil, menertawakan diri nya sendiri. Ketika Aline hendak menuangkan air ke dalam gelas nya lagi, pintu terbuka menampilkan suami dan kedua anak nya yang bergembira melihat atensi ibu nya.

Aline tersenyum, ia memutari mini bar tersebut dan berjalan mendekat. Yang paling pertama sampai di pelukan Aline adalah putra nya itu, ia semakin tinggi dan tampan, tubuh nya juga semakim berisi, ini membuktikan Severus memperlakukan nya dengan baik.

"I miss you, Mom." bisik Peter saat menenggelamkan kepala nya di leher ibu nya.

"Miss you too, sayang." Aline melepaskan pelukan nya dan tersenyum, lalu menyisir rambut putra nya dengan jari-jari nya.

Tatapan nya beralih pada gadis nya yang melipat tangan nya di depan dada dengan wajah yang cemberut. Aline tak bisa menyembunyikan senyum geli nya, "Tinker Bell? Kau tidak merindukan Mommy?"

"Tidak."

"Yakin?"

"Hm."

"Hm?"

"Huum!"

"Benarkah?"

"Be–" Bell menarik nafas panjang sambil memejamkan mata nya lalu melepaskan lipatan tangan nya, "I miss you so much, Moooommm."

Aline terkekeh seraya menerima pelukan gadis nya itu. Ia lantas berbisik, "Mom punya sesuatu untuk mu."

"Benarkah?!" mata Bell langsung berbinar.

Aline mengangguk seraya mengacak rambut gadis nya pelan. Lalu mata nya tak sengaja beralih ke manik hitam itu, manik yang sudah lama tak ia tatap dan terakhir kali ia menatap nya, Aline menatap nya dengan penuh kebencian. Severus dan Aline menatap dalam diam, sama-sama merindukan tapi tak mau mengungkapkan nya. Severus yang masih berfikir apa istri nya sudah memaafkan nya dan Aline yang bingung bersikap bagaimana.

The Soul.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang