Aline sedang duduk di meja nya dan berkutat dengan komputer, mengetik suatu laporan atas keberhasilan nya menangkap penyihir gelap yang sangat meresahkan akhir-akhir ini. Aline menghembuskan nafas nya gusar, pekerjaan ini mulai membosankan.
Aline menyandarkan punggung nya ke sandaran kursi dengan santai, memikirkan kalimat selanjut nya yang harus ia tulis ke dalam laporan.
Sial, dia merindukan anak-anak sekarang.
Aline memainkan jari nya di atas tangan kursi, memikirkan apakah dia harus menemui Bell dan Peter atau menunggu akhir pekan?
Di sela-sela kesibukan nya, pintu terbuka dan menampilkan beberapa pria masuk sambil membawa bingkisan-bingkisan yang Aline tebak, dari atasan nya.
"Ma'am, Sir Addie dan John mengirimkan ini untuk mu."
Aline diam sejenak lalu menatap meja santai nya untuk menerima tamu, "Letakkan di sana."
Aline menghela nafas membiarkan suruhan atasan nya itu meletakkan kiriman nya. Ayolah, dia sudah berkepala tiga dan hadiah yang ia dapat seperti anak yang baru bisa menghembuskan lilin.
Salah satu pria yang sudah meletakkan barang nya berjalan menghadap Aline, "Dan ini, surat dari Sir All."
Aline menerima surat tersebut, menatap nya sejenak lalu memasukkan nya ke dalam kantung celana nya dan tersenyum, "Thanks."
Pria tersebut mengangguk sekali sambil membalas senyuman Aline. Ia menatap teman-teman nya dan mengode untuk segera keluar.
Aline memperhatikan satu per satu dari mereka yang berjalan keluar dari ruangan nya, namun sebelum mereka menutup pintu, Aline bersuara, "Dan tolong sampaikan," semua nya menoleh ke arah mereka, "Ucapan Terimakasih ku pada mereka."
Aline tersenyum manis saat mereka mengangguk lalu menutup pintu nya. Wanita itu diam sejenak, memperhatikan kado-kado nya lalu menghela nafas gusar. Itu perlu waktu semalaman untuk membuka nya satu per satu.
Telepon kantor nya berdering membuat Aline langsung sigap meraih gagang telepon, "Auror A1 siap mendengarkan."
"Aline,"
Pemilik nama mengerutkan kening nya, "William?"
Pria bernama William menaikkan kedua alis nya seraya menatap pria yang berdiri tepat di depan meja nya dengan tatapan dingin dan intens. "Suami mu ingin bertemu."
Terdengar helaan nafas dari telepon, "Katakan pada nya aku sibuk."
"Menulis laporan?" tebak William.
"Membuka hadiah dari Sir Addie, John dan," suara Aline terhenti sejenak, "Ajakan makan malam dari Sir All."
William tak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum bahkan terkekeh pelan melihat pria yang masih berdiri di sana mengepalkan tangan nya kuat, "Kau tahu, Aline? Aku tidak memegang gagang telpon ku."
"Kau menghidupkan speaker nya?" kaget Aline dari suara telepon.
William terkekeh, "Yeah, dan lihat wajah kesal suami mu."
"Itu lebih baik. Aku masih punya banyak urusan, katakan pada nya untuk tidak usah menemui ku."
William mengangkat kedua bahu nya, "Kau sudah mengatakan nya sendiri."
Tangan William bergerak mematikan telpon nya lalu menatap Severus di depan nya, "Sayang sekali, padahal kau sudah memakai Jas yang bagus dan menyihir rambut mu dengan sangat rapi dan keren." William diam sejenak, "Tapi Aline tidak mau menemui mu, dia melewatkan kesempatan yang berharga."
Severus menatap nya dingin dan suram, "Aku akan mendatangi ruangan nya. Katakan, di mana letak nya?"
"Di samping ruangan mister Wood."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Soul.
FanfictionPasangan jiwa mu tidak akan tertukar dengan jiwa manapun. Benarkah? Apa yang terjadi setelah berakhir nya takdir benang merah dan mereka kembali bersama hingga mempunyai keturunan. "Kau Ayah-" Wajah Peter terlihat sangat menyeramkan, "-Terburuk y...