#43

644 133 79
                                    

Aline tersentak dari tidur nya namun masih dengan mata terpejam ketika merasakan ada tepukan lembut di bahu nya, ia mendengar suara bayi yang menangis kencang di dekat nya membuat nya mau tak mau harus membuka mata dan menoleh ke sumber suara lalu menemukan sosok pria yang sibuk mengayunkan seorang bayi di dalam gendongan nya.

"Maaf, aku terpaksa membangunkan mu, dia terus saja menangis, aku sudah berusaha menenangkan nya." Severus menatap bayi itu, "Tapi kurasa, dia haus."

Dengan sekuat tenaga, Aline merubah posisi nya dari tidur menjadi duduk lalu mengambil alih bayi yang merengek itu dan memberikan keinginan nya. Tangisan nya hilang seketika.

Severus mendengus pelan lalu duduk di belakang Aline yang berusaha membuka mata nya lebar, tak heran, ini masih jam dua pagi dan bayi kecil itu sudah menganggu.

Severus tersenyum memperhatikan wajah putri nya, ia lantas menghelus rambut tipis nya. "Kau sangat merepotkan Mommy mu, ya?"

Aline menarik nafas dalam, "Dan Ayah mu." balas nya pelan. "Dari jam berapa dia terus menangis?"

"Mungkin sekitar ..., jam 1 atau jam 12 tadi—"

"Dia menangis selama itu dan kau tidak membangunkan ku?!" Aline menoleh ke belakang untuk menatap wajah suami nya.

Severus tersenyum tanpa dosa, "Kau terlihat sangat lelah, aku tidak tega membangunkan mu."

"Memang nya apa yang membuat bayi menangis tengah malam selain merasa haus, Sir?" Aline menatap nya kesal.

"Mimpi buruk ..., mungkin?" balas Severus asal dengan wajah polos nya.

Aline memutar bola mata nya malas lalu kembali menatap putri kecil nya yang seperti nya sudah kembali mengantuk, "Lain kali, tinggal bangunkan saja aku."

Severus menarik nafas panjang, Aline tahu itu karena nafas nya bermain di leher nya lalu tak lama, pria itu menenggelamkan kepala nya di bahu Aline, ia seperti pria yang sedang patah hati.

"Aku juga ingin merawat nya ...," lirih Severus pelan namun bisa di dengar oleh Aline karena ini sudah malam dan tidak ada suara apapun selain suara jankrik dan katak yang meminta hujan.

"Kau sudah merawat nya—"

"Tidak." Severus langsung memotong cepat. "Setiap aku ingin memandikan nya atau menyuapi nya kau langsung mengambil alih dengan alasan aku tidak bisa melakukan nya dengan baik!"

"Aku tidak seperti itu ...,"

"Yes, you did." Severus kembali menenggelamkan kepala nya. "Kau melakukan nya setiap saat!"

Aline diam, lalu mengingat-ingat sebentar kemudian tersenyum kecil saat menyadari, ia sering kali melakukan nya. Terlebih saat memandikan dan menyuapi putri kecil nya. Aline terkekeh geli, ia menghadapi dua bayi sekarang.

"Baiklah-baiklah, aku akan mengajari mu memandikan bayi dan menyuapkan nya dengan benar." ujar Aline.

Mendengar hal itu, Severus langsung mengangkat kepala nya dan tersenyum senang, "Benarkah?"

Aline tersenyum manis sekaligus geli, "Iya, Daddy."

"Yes!" Severus kesenangan dan mencium bibir Aline sekilas secara tiba-tiba dan tanpa peringatan.

Aline terkekeh pelan mendapat perlakuan seperti itu lalu kedua nya kembali fokus pada anak bayi yang sedang menyusui itu.

"Aku akan merindukan moment ini ...," bisik Severus tiba-tiba lalu tangan nya melingkar di perut wanita ini.

"Moment apa?" heran Aline.

"Moment di mana aku dan kau harus terbangun tengah malam, aku akan memeluk mu seperti ini." Severus semakin mengeratkan pelukan nya. "Aku tidak sabar melihat nya dewasa, dia pasti sangat cantik dan cerdas seperti ibu nya."

"Bagaimana jika dia dingin dan suram seperti Ayah nya?" ledek Aline.

"Itu lebih bagus." Severus tersenyum, "Itu akan membuat semua pria tidak berani mendekati nya."

Aline terkekeh pelan mendengar hal itu. "Tidak perlu menjadi gadis dingin, mengetahui kau adalah Ayah nya sudah cukup membuat banyak pria tidak berani mendekati nya."

Severus mencium pipi Aline lembut, "Aku berjanji akan menjaga nya."

"Menjaga nya dari siapa?"

"Dari pria jahat."

Aline diam sejenak lalu menggeleng pelan tidak menyetujui ucapan suami nya, "Dia akan menjadi gadis kuat, aku yakin, dia bisa menjaga diri nya sendiri."

Perlahan ia bangkit dari duduk nya dan mengambil alih Bell yang sudah kembali tidur setelah selesai menuntaskan rasa haus nya. 

Severus mendesis pelan dan menepuk tubuh mungil putri nya dengan lembut lalu membawa nya menuju dinding kaca rumah yang menampilkan pemandangan perumahan rumah nya. Aline berbaring sambil tetap memandangi punggung suami nya yang menggendong bayi mereka. Sesosok manusia yang berhasil merubah status mereka menjadi seorang Ayah dan Ibu.

Aline menguap sejenak, mata nya sudah berat tapi ia masih ingin memperhatikan suami nya yang mengajak anak bayi mengobrol dan mengatakan betapa ia sangat menyayangi nya, waktu terasa melambat seakan membuat Aline benar-benar menikmati nya. Tepat saat Severus berbalik dan tersenyum, mata Aline sudah lebih dulu memburam lalu gelap.

Kring .... !

Kring .... !

Aline membuka mata nya pelan, tidak ada seorang pria yang sedang menggendong seorang bayi, hanya ada dia sendiri di kamar nya. Aline memejamkan mata nya sembari memegangi kepala nya yang serasa pusing. Ia tidak tahu, kejadian yang pernah ia lewati bisa menjadi sebuah mimpi. Aline tersenyum miris.

Aline menoleh ke arah dinding kaca yang tidak lagi di tutupi gorden membuat cahaya pagi menembus masuk ke dalam pagar nya. Aline menarik nafas panjang, yang membangunkan nya bukanlah seseorang yang menepuk pundak nya dan di iringi suara tangisan bayi. Tapi suara dering telpon yang terletak tepat di atas nakas samping tempat tidur nya.

Sisi samping kasur nya kosong, dan tidak ada ayunan bayi. Mimpi nya benar-benar terasa nyata.

Aline mengerjapkan mata nya beberapa kali sebelum akhirnya meraih gagang telpon dan menempelkan nya ke telinga, "Auror A1 di sini."

"Kau baru bangun? Astaga ...,"

Aline mengerutkan kening nya heran, ia mengenali suara ini. "Senior?"

"Cepatlah bergegas, atau kau akan terlambat!"

"Tunggu ...," Aline mengusap mata kiri nya, "Terlambat, apa nya?"

"Panggilan pertama mu!"

"Apa?!"

"Kementrian sudah menerima nya dan sudah mengeluarkan panggilan pertama nya!"


















T B C

sudah siap di gunjang-ganjing lagi?

The Soul.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang