Severus duduk di meja kantor nya dengan pandangan kosong, kepala nya memutar ulang kejadian sembilan hari yang lalu. Di mana seharus nya ia tidak melakukan hal yang pantas bersama wanita selain istri nya, Aline. Severus mengusap wajah nya frustasi, sekuat apapun ia berusaha untuk melupakan nya tetap saja tak bisa, itu seperti mengejar nya. Rasa bersalah terus menyerang nya tapi sial nya ia menginginkan hal itu lagi.
Cara gadis itu bermain, sangat memabukkan.
Bermain dalam hal yang berbeda.
Sejak kejadian di ruang ramuan, dia dan Nancy sedikit menjaga jarak. Tapi ketika ada kesempatan, mereka melakukan itu lagi dan lagi.
Severus setress, dia memikirkan Aline, dia juga memikirkan Nancy, apalagi dengan Bell dan Peter. Ia seakan di berikan beban sekaligus dari langit di pundak nya.
Pintu terketuk membuat Severus tersentak kecil, ia lantas menarik nafas dan bersandar ke kursi nya. "Silahkan."
Pintu terbuka dan menampilkan anak murid berjubah slytherin dengan rambut dan mata yang memiliki warna hitam masuk ke dalam ruangan nya.
Severus mengulum bibir nya sejenak, "Ada apa, Peter?" Severus menatap manik yang memandang nya dingin, entah kenapa, anak nya itu semakin tertutup dan semakin dingin, bahkan tanpa sadar ia menatap nya penuh kebencian. Tapi itu tidak mungkin ulah Aline, istrinya tidak mungkin membuat anak nya membenci Ayah nya sendiri.
Peter berdiri tepat di hadapan Ayah nya namun terpisah oleh meja. "Besok ulang tahun Mommy," Peter menarik nafas, "Aku hanya ingin meminta izin untuk pulang dua hari bersama Bell."
Severus tersentak, astaga, ia lupa istri nya akan ulang tahun besok. Kenapa ia bisa melupakan hal itu?!
"Oh yeah," Severus menelan ludah nya kasar, "Te-tentu saja, kau mendapatkan izin."
Peter diam sejenak menatap Ayah nya dingin lalu menganguk sekali dan berbalik berjalan pergi. Namun ketika sampai di pintu, Peter berhenti kemudian berbalik, kali ini tatapan mata nya berubah menjadi penuh kebencian, seperti memendam dendam yang sangat besar. "Kau tidak perlu datang,"
Severus mengerutkan kening nya heran, "Peter, Mommy akan ulang tahun. Daddy pasti akan dat—"
"—Ini hanya perayaan keluargga. Tapi jika kau masih menganggap kami keluargga," Peter mengangkat kedua bahu nya sambil tersenyum kecil, "Yasudah, datang saja."
Setelah mengatakan hal itu, Peter keluar dan menutup pintu dengan membanting nya dengan kuat. Severus terdiam di tempat nya, otak nya memutar ulang kalimat anak nya tersebut, memecahkan kode dan menemukan maksud nya.
Severus menghembuskan nafas nya kasar, lalu meraih kening nya, "Ini tidak akan berakhir baik."
Severus langsung berdiri dan berjalan menuju tangga sisi kiri kemudian sampai di tempat tidur nya, lantas ia langsung meraih nakas dan berfikir, hadiah apa yang akan dia berikan. Kalung sudah pernah, gelang juga, cincin apa lagi. Apa mungkin Anting? Tapi Auror di larang memakai anting selain penanda ketika dalam tugas. Severus duduk di pinggir kasur nya dan tenggelam di fikiran nya sendiri.
Namun ketika sedang sibuk berfikir, sebuah atensi dari gadis bernama Nancy menarik perhatian nya yang sudah berdiri di ambang pintu masuk ke dalam kamar nya.
Severus menaikkan satu alis nya, "Miss Danita, ada apa?"
"Aku ingin memberikan laporan nilai Slytherin."
Severus berdiri kemudian berjalan mendekat seraya meraih kertas tersebut, tujuan pertama nya adalah anak nya. Peter Pan Snape. Severus tersenyum bangga, "Dia memiliki nilai yang sangat tinggi."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Soul.
FanfictionPasangan jiwa mu tidak akan tertukar dengan jiwa manapun. Benarkah? Apa yang terjadi setelah berakhir nya takdir benang merah dan mereka kembali bersama hingga mempunyai keturunan. "Kau Ayah-" Wajah Peter terlihat sangat menyeramkan, "-Terburuk y...