✨part 68✨
Keesokan harinya, Gunawan terbangun dan sudah tidak mendapati Rara disampingnya. Gunawan yang acuh memutuskan mandi dan mengganti pakaiannya.
Gunawan tidak menemukan Rara di tempat manapun. Akhirnya Gunawan memutuskan menyiapkan bengkel dan rental mobil.2 jam telah berlalu, meski dengan wajah gusar, Gunawan mencoba fokus pada kerjaannya.
Beberapa menit kemudian, Gunawan melihat sebuah mobil terparkir di depan bengkelnya. Betapa terkejutnya Gunawan ketika dia melihat Rara turun dari mobil itu bersama dengan seorang pria yang paling Gunawan benci.
Sebuah kanebo yang dipegang Gunawan dari tadi sekarang sudah tidak berbentuk karena kepalan tangan Gunawan.
Gunawan : aku khawatir sama kamu, dan kamu malah jalan-jalan sama di Ay (batinnya)
Plakkk.....
Gunawan menendang kotak perkakas bengkel dihadapannya dan berjalan kasar ke rumah.
Sementara Rara dan Ramzi masuk ke bengkel.
Rara : Aco...
Aco menengok mendengar namanya dipanggil.
Aco : iya Ra?
Rara : mobil bapak ini udah jadi?
Aco : sudah
Rara : kalau gitu kamu selesaikan ya.
Aco mengangguk dan berlalu.
Rara : terimakasih tadi sudah tolongin Rara om
Ramzi : sama-sama Ra.
Rara : om mau mampir dulu?
Ramzi : om minta maaf, om harus meeting sebentar lagi.
Rara : baiklah, kalau gitu Rara masuk ya om. Terimakasih sekali lagi.
Ramzi mengangguk.
Rara berjalan melangkah dengan sangat pelan ke rumah. Ternyata lutut dan siku Rara berdarah. Entah apa yang terjadi padanya tadi.
Sampai di rumah, Gunawan sudah menunggu Rara berdiri di balik pintu dengan wajah merah. Rara belum menyadari kehadiran Gunawan dan dia dengan langkah lemahnya kembali melangkah masuk ke rumah. Namun langkahnya terhenti oleh suara tepukan tangan dari belakang.
Plok plok plok
Gunawan : Bagus ya.... Bagus.....
Rara berbalik.
Rara : Bee... Sejak kapan kamu berdiri di situ?
Gunawan : aku khawatir nyariin kamu di seluruh sudut rumah, dan kamu malah jalan sama Ramzi itu (nadanya membentak dan menunjuk tepat di muka Rara)
Rara : kamu dengerin aku dulu, tadi itu....
Gunawan : dah lah, aku minta kamu jauhin dia Ra, apa susahnya?
Deg...
Jantung Rara berhenti berdetak, Gunawan sudah memanggil nama, artinya dia benar-benar marah.
Rara : tadi aku nggak sengaja....
Gunawan : alahh... Sudah lahhh....
Rara : aku ke pasar beli bahan buat bikinin kamu sar.....
Gunawan : cukup....
Rara : aku mau izin tapi kamu kemarin kan masih marah, aku nggak mau ganggu tidur kamu...
Gunawan : udah cukup. Mulai sekarang kamu boleh pergi kemana aja dan sama siapa saja, aku udah capek ngingetin kamu.
Gunawan berbalik dan berniat kembali ke bengkel.
Rara : tapi Bee... bukan gitu.... Be...
Rara memanggil Gunawan, namun suaminya itu terus melangkah ke bengkel.
Rara melemah, kakinya seperti sudah tidak kuat menopang tubuhnya. Dia melorot terduduk di lantai, menangis.
Rara : kamu kenapa sih Bee.. ada apa dengan Om Ramzi? Hiks.... Aku takut...
--bersambung--
✨✨Marahnya kiyyuuuttt 😭😭😭😭
Jangan lupa vote, komen, dan share 🤗🤗😉😉❤️❤️💙💙
KAMU SEDANG MEMBACA
SETULUS CINTAKU
RomanceMencintaimu adalah salah satu hal yang aku lakukan bukan untuk pencitraan. Jika mereka menyerangku, biarlah. Aku tetap di pihakmu. Jika mereka menyerangmu, kuatlah. Aku selalu di sampingmu. ((Penasaran? tungguin ya ))