✨part 85✨
--skip kehamilan 4bulan--
Hari demi hari berganti Minggu. Minggu demi Minggu berganti bulan. Kini kandungan Rara sudah memasuki usia 4 bulan. Dia sudah tidak merasakan morning sicknes lagi, namun justru dia sudah mulai merasa begah. Susah mencari posisi tidur yang enak, dan tendangan-tendangan kecil mulai ia rasakan dari perutnya.
Sementara Gunawan sudah selesai dengan magangnya 2 Minggu yang lalu. Sekarang dia sudah resmi membantu Irfan di kantor. Hal itu membuatnya sibuk dan hanya memiliki sedikit waktu untuk Rara. Meski Rara berusaha mengerti, namun tentu saja ada perasaan ingin dimanja dalam dirinya.
Pagi ini, ada rutinitas pagi seperti biasa, Rara membantu mbak Sri masak. Sementara Gunawan masih siap-siap sebelum pergi ke kantor.
Tok tok tok tok
Suara ketukan pintu dari luar.
Rara : biar aku aja yang buka mbak.
Mbak Sri : baik non.
Rara berjalan keluar berniat membukakan pintu.
Ceklekkk
Betapa terkejutnya Rara, melihat seseorang yang sudah rapi dengan baju kantornya tengah berdiri di depan pintu rumah.
..... : Selamat pagi Rara, apa gun ada di rumah?
Rara : pagi, ada, tapi.....
Gunawan berjalan dari arah kamar mendekat ke Rara.
Gunawan : siapa Ay?
Rara kikuk, dia berniat untuk menutupi ke hadiran seseorang itu dari Gunawan.
Rara : e.... Anu be.... Em.....
Gunawan : siapa sih, kok ditutupin?
Gunawan mencoba menyingkirkan pintu yang sedari tadi digunakan Rara untuk menutupi tamu mereka.
Merasa usahanya tidak berhasil, Gunawan memegang kedua bahu Rara.
Gunawan : siapa sayang?
Rara : emm.... Itu, anu......
Tiba-tiba seseorang dibalik pintu membuka pintu dengan pelan, membuat Gunawan dapat melihat jelas siapa yang sedang bertamu ke rumahnya.
..... : Kenapa kau menyembunyikan kehadiranku Ra
Gunawan kaget.
Gunawan : kau? (Sambil menunjuk tepat dimuka pria tersebut)
Gunawan keluar pintu dan mendorong tubuh pria itu
Gunawan : untuk apa kau datang? Sana pulang.
Ramzi : ayah mohon gun, dengarkan ayah
Gunawan : nggak, nggak ada lagi sisa ruang di hati saya untuk mendengarkan omong kosongmu, pergi.... (Gunawan kembali mendorong tubuh Ramzi)
Ramzi : ayah menyesal, ayah tau ayah salah nak. Tolong jangan hukum ayah lebih berat lagi ( Ramzi justru bersimpuh di kaki Gunawan)
Gunawan : nggak, aku nggak peduli. Kau telah menyakiti hati ibuku teramat dalam....
Ramzi : ayah mohon, beri ayah kesempatan untuk menebus semua kesalahan ayah. (Masih bersimpuh)
Gunawan mendorong tubuh Ramzi sedikit keras, hingga kakinya terlepas dari genggaman kedua tangan Ramzi.
Rara yang menyaksikan itu menutup mulutnya dengan kedua tangan, dan menangis.Rara : Bee.... Jangan begitu pada ayahmu sendiri (batin Rara)
Gunawan menggandeng tangan Rara dan bersiap masuk ke rumah, namun langkahnya terhenti oleh suara parau Ramzi.
Ramzi : ayah tidak punya siapapun lagi selain kamu (suara Ramzi sedikit tinggi)
Gunawan terdiam di tempat, bisa dia dengar dengan jelas bahwa suara Ramzi terdengar parau dibelakangnya. Artinya, Ramzi menahan tangis di sana.
Ramzi : ayah tidak bisa menghapus lukamu, ayah tau itu terlalu besar. Tapi ayah mohon, izinkan ayah menebusnya.
Gunawan masih diam ditempat, mengeratkan genggamannya pada tangan Rara. Sementara tangan lain Rara berusaha mengusap-usap dada Gunawan.
Ramzi : ayah yang salah, ayah memang jahat.... Ayah nggak mau, kamu merekam kejahatan ayah, dan hal itu akan kembali terulang pada anakmu. Ayah mohon, izinkan ayah memperbaiki semuanya nak.
--bersambung--
✨Mimin bikin part ini sambil nangis loh 😭😭 nggak bisa bayangin penyesalan terdalam dari seorang ayah.
Jangan lupa vote, komen, dan share 🤗🤗😉😉💙💙❤️❤️✨✨
KAMU SEDANG MEMBACA
SETULUS CINTAKU
RomanceMencintaimu adalah salah satu hal yang aku lakukan bukan untuk pencitraan. Jika mereka menyerangku, biarlah. Aku tetap di pihakmu. Jika mereka menyerangmu, kuatlah. Aku selalu di sampingmu. ((Penasaran? tungguin ya ))