✨part 22✨
Selfi melihat mereka dari kejauhan, nampak Rara nyaman ngobrol dengan Gunawan yang bahkan tadi hanya menjawab pertanyaan Selfi seperlunya.
Selfi : dia baik Ra, dia nggak banyak bicara pada ku yang masih orang asing baginya. Tapi dia bicara banyak denganmu dan bahkan membuatmu tertawa. (Batin Selfi) jangan sampai kebahagiaanmu yang ini juga di renggut. (Batin Selfi lagi)
Sementara Selfi sibuk merangkai, Rara berbincang-bincang dengan Gunawan.
Rara : gun, mulai hari ini, selain di depan papa dan mama, jangan panggil aku dengan sebutan nona ya. Panggil nama aja, Rara.
Gunawan : tapi itu tidak sopan nona, nona majikan saya.
Rara : ya memang, aku majikan kamu. Tapi itu berlaku kalau di depan papa dan mama. Di mataku, kamu resmi jadi temanku sejak kak ceppy berkenalan denganmu. Jadi, seperti kak Ceppy yang memanggilku Rara, kamu juga.
Gunawan : baik non, eh.... Ra.
Gunawan : Ra, kalau kita teman, boleh aku nanya sesuatu?
Rara : tentu saja, apa?
Gunawan : Selfi ini siapa kamu?
Rara : orang asing yang sudah seperti kakakku.
Gunawan nampak bersiap untuk bertanya lagi. Namun Rara segera mencegahnya.
Rara : jika aku sudah siap, aku akan cerita ke kamu. Lengkap, tanpa di skip, tanpa melebih-lebihkan, tanpa mengurangi peranan tokoh.
Gunawan : busset, lengkap amat Ning (sambil terkekeh)
Rara : ya gpp bang... (Dengan nada centilnya yang akhirnya membuat keduanya tertawa)
Tetiba Selfi datang menghampiri mereka dengan satu buket bunga tulip kuning pesanan Rara.
Selfi : ini bunganya, pita merah kesukaan Yaya. (Kata Selfi sambil menyodorkan bunganya)
Rara : terimakasih kak Ceppy kesayangan Yaya (menerima bunga dan memeluk Selfi)
Selfi : manja betul kau ini, sana pergi, kakak masih banyak kerjaan.
Rara : ihss, ngusir (dengan wajah yang di imutkan)
Gunawan dibuat gemash melihat ekspresi Rara
Selfi : sana ah, nanti kesorean. Dia pasti sudah nungguin kunjungan kamu.
Rara : yaudah, Yaya pergi dulu kak Ceppy, jangan kangen ya. (Rara mencubit pipi Selfi)
Rara : yuk gun (ucap Rara tidak sadar sambil menggandeng tangan Gunawan)
Gunawan dan Rara pergi keluar toko dan diikuti Selfi dibelakang mereka. Gunawan membukakan pintu depan untuk Rara dan mempersilahkan Rara masuk. Sebelum Gunawan masuk mobil, dia dipanggil oleh Selfi
Selfi : gun, sini sebentar, ada dua pertanyaan terakhir dari ku.
Gunawan : apa?
Gunawan mendekati Selfi yang berdiri tidak jauh dari pintu masuk toko sembari memberi isyarat pada Rara untuk menunggu.
Selfi : apa dia sudah pernah menangis dihadapanmu?
Gunawan menggeleng.
Selfi : apa dia sudah pernah cerita tentang sesuatu?
Lagi-lagi Gunawan menggeleng. Selfi menarik nafas kasar.
Selfi : gun, ketika dia sudah berani menangis dihadapanmu dan bercerita tentang hidupnya. Percayalah, ketika itu dia sudah sangat mempercayaimu. Aku harap, kau akan selalu di sampingnya. Jangan berkecil hati, dia tidak pernah memandang derajat sosial seseorang. Berjanjilah satu hal padaku, bahwa kau akan menjaganya!
Gunawan mengangguk mengerti.
Gunawan : terimakasih Selfi, tapi biar waktu saja yang menjawab.
Selfi mengangguk. Setelahnya, Gunawan pamit kembali ke mobil dan mulai menjalankannya.
Kalian pasti sudah bisa menebak kemana mereka akan pergi bukan?
Yups, betul.... Ke makam itu.--skip makam-
Rara : hi, kangen aku nggak? Maaf telat, tadi ngobrol dulu sama kak Selfi.
Rara berbicara sambil mengganti bunga-bunga yang layu dengan bunganya yang baru.
Rara diam sejenak untuk berdo'a dan kemudian menarik nafas dalam.
Rara : maaf, aku sendiri lagi (matanya mulai berkaca-kaca)
Rara : aku punya teman baru sih, diluar, tapi aku belum kenal dia banget. Nanti kalau aku udah yakin, aku bawa dia ketemu kamu ya. (Butiran pertama telah berhasil lolos dari mata Rara, disambung dengan butiran-butiran yang lain)
Rara : beberapa hari ini aku bisa merasakan kasih sayang ibu karena teman baruku itu. Aku selalu tidur dipelukan ibunya. (Isakan Rara semakin keras terdengar)
Rara : kamu kangen nggak sama mama? Soalnya aku kangen pelukannya juga. Tapi sejak hari itu, mama selalu menyibukkan diri. Papa sama, pasti masih kerja sekarang, aku kabur dari rumah aja udah beberapa hari yang lalu, nggak dicari sama mereka. Mereka kenapa sih (Rara masih menangis)
Karena lelah menangis, Rara mmemilih menelungkupkan kali pada kedua lutut yang ditekuknya.
--bersambung--
✨Jangan lupa vote, komen, dan share ya 🤗🤗
Terimakasih sudah support dan setia nungguin, 🤗🤗✨✨❤️💙
KAMU SEDANG MEMBACA
SETULUS CINTAKU
RomanceMencintaimu adalah salah satu hal yang aku lakukan bukan untuk pencitraan. Jika mereka menyerangku, biarlah. Aku tetap di pihakmu. Jika mereka menyerangmu, kuatlah. Aku selalu di sampingmu. ((Penasaran? tungguin ya ))