✨Part 41✨Sampai di rumah, Rara kaget karena ada mobil asing terparkir di halaman. Begitu Rara masuk, ada mbak Sri yang memberitahu Rara untuk sedegera ke ruang makan. Sementara Aco langsung pulang.
Mbak Sri : nona sudah ditunggu di ruang makan.
Rara : ada apa mbak?
Mbak Sri : saya juga tidak tau nona.
Rara segera melangkah menuju ruang makan. Sedangkan mbak Sri pergi ke arah dapur. Sesampainya di ruang makan, Rara melihat tamu satu keluarga. Seorang ayah, ibu, dan anak laki-laki nya.
Irfan : duduk nak.
Rara hanya mengangguk dan duduk.
Irfan : mari, kita makan malam dulu bersama.
Rara bertanya-tanya, sebenarnya ada acara apa ini? Dia menatap Soimah, seolah bertanya dalam hati.
Soimah hanya bisa memasang wajah sendu sambil menggeleng kecil.
Pertanda bahwa dia sendiri tidak tau.Irfan : bagaimana bisnis mas yang di jogjakarta.
........ : Baik Irfan, anakku ini sering membantuku mengurusnya.
Sang anak mengangguk dengan wajah penuh kebanggaan. Sementara Rara tersenyum sinis melihatnya.
Rara : belagak banget sih wajahnya (batinnya) ganteng sih, tapi kok kayak sombong ya. (Batin Rara lagi)
Irfan : hebat. Ayo dimakan lauknya ini ada ikan, nambah lagi mas, kamu juga nak (ucap Irfan menawarkan makanan di atas meja)
Sang tamu hanya mengangguk.
Hanya hening yang terjadi selama makan malam berlangsung.
Setelahnya Irfan membuka dialog.
Irfan : mari, kita bicara di ruang tamu saja.
Semua berdiri dan beralih ke ruang tamu. Rara duduk bersama ibunya, Irfan duduk di sofa tunggal.
Sementara ketiga tamu duduk di satu sofa untuk bertiga. Setelah semuanya duduk nyaman, Irfan mulai membuka percakapan.
Irfan : jadi, maksud pertemuan kedua keluarga ini adalah untuk .......
✨✨✨✨✨
Untuk apa woy? 😆😆😂😂
✨✨✨✨✨Irfan : jadi, maksud pertemuan kedua keluarga ini adalah untuk perjodohan anak kita.
Sontak, Rara yang sedari tadi acuh tak acuh menjadi kaget karena penuturan papanya. Dia menatap mamanya dengan sorot mata sendu. Sedang Soimah hanya bisa menggeleng pelan, pertanda dia tidak bisa membantu.
Irfan : Rara, perkenalkan mereka keluarga Muharjan. Om ini namanya Ramzi Muharjan (ucap Irfan menunjuk Ramzi) ini istrinya, Tante Dewi Muharjan (tangan Ramzi peralih menunjuk Dewi) dan yang ganteng ini, anak semata wayang mereka, Ady Muharjan (tangan Ramzi berakhir di depan Ady).
Mendengar penuturan Irfan, Ady tersenyum bangga penuh kemenangan.
Sedang Rara yang sedari tadi masih tidak percaya dengan penuturan papanya, dibuat semakin jengkel oleh kelakuan Ady itu.
Irfan : kenapa diam nak, beri salam pada mereka.
Rara hanya mengangguk lemah. Kemudian dia meraih tangan Ramzi dan Dewi bergantian, mencium punggung tangan mereka.
Rara : Rara om, Tante.
Ramzi dan Dewi tersenyum atas perlakuan Rara.
Ramzi : anak kamu manis sekali Irfan. Namanya, wajahnya, dan perilakunya, semuanya manis.
Dewi : iya yah, betul.
Irfan : hahaha, bisa aja kamu zi. Ra, itu kamu belum salam sama Ady.
Rara mengangguk dan dengan malasnya menggerakkan tangannya untuk bersalaman dengan Ady.
Rara : Rara.
Ady : Ady
Ady mengeratkan tangannya, sehingga tangan mereka lama sekali terkait. Rara berusaha menarik kembali tangannya, namun Ady semakin erat mencengkeramnya.
Ramzi : Ady, sudah.
Segera Ady menurunkan tangannya.
Ramzi : jadi, gimana Irfan?
Irfan : Minggu depan mereka akan bertunangan.
Rara melongo.
Rara : hah..... Pa...
Irfan : udah, ini sudah disepakati, Minggu depan mereka bertunangan.
--bersambung--
✨Waduh, tunangan Minggu depan woy 😩😩😩
Jangan lupa vote, komen, dan share 🤗🤗❤️❤️✨✨💙💙
KAMU SEDANG MEMBACA
SETULUS CINTAKU
RomanceMencintaimu adalah salah satu hal yang aku lakukan bukan untuk pencitraan. Jika mereka menyerangku, biarlah. Aku tetap di pihakmu. Jika mereka menyerangmu, kuatlah. Aku selalu di sampingmu. ((Penasaran? tungguin ya ))