✨part 82✨
Hari itu berlalu. Di sore hari ini, Rara sudah bisa bangkit dari tempat tidur, dia memutuskan untuk memasak makanan.
--skip makan malam--
Gunawan dan Rara sudah selesai dengan makan malamnya, mereka sekarang sedang duduk berdua di depan tv. Rara menyenderkan kepalanya di pundak Gunawan. Pandangan keduanya terfokus pada acara di televisi.
Gunawan : Ay....
Rara : hm?
Gunawan : kamu nggak nyidam gitu?
Rara : enggak sih, tapi aku ada satu permintaan buat kamu.
Gunawan beralih menatap kepala Rara yang sedang nyaman bersender di bahunya.
Gunawan : apa?
Rara mengangkat kepalanya, kedua matanya menatap mata Gunawan, sementara kedua tangannya menggenggam erat tangan Gunawan.
Rara : kamu mau ya, bantuin papa ngantor?
Gunawan kaget mendengar penuturan Rara.
Gunawan : tapi aku kan ngga tau apapun soal kantor sayang
Rara : kamu nanti magang dulu selama beberapa bulan, belajar dulu gimana itu jadi orang kantoran. Habis itu, kalau menurut papa kamu udah siap, nanti baru kamu dijadikan karyawan tetap sama papa. Gimana?
Gunawan : tapi nanti bengkel sama rental mobilnya gimana?
Rara : kan ada Aco, dia kan bisa gantiin kamu ngatur anak-anak bengkel yang lain. Nanti uangnya bisa dikasihkan ke aku, kan aku dirumah sayang.
Gunawan menarik nafas kasar.
Gunawan : papa terlalu banyak bantuin kita.
Tangan Rara beralih, mengelus lembut kedua pipi Gunawan.
Rara : wajar sayang, kan aku anaknya. Lagipula, papa sama Mama sudah semakin tua, tentu saja mereka harus memikirkan soal bisnis keluarga. Kalau bukan kita yang kelola, siapa lagi yang akan mewarisinya?
Gunawan mengangguk lemah.
Gunawan : baiklah, aku terima. Tapi ada syaratnya
Rara : apa?
Gunawan : selama aku magang, papa nggak boleh bayar tenaga aku.
Rara mengangguk.
Rara : oke, nanti aku bicarakan sama papa.
Grepppp
Rara memeluk Gunawan.
Rara : makasih Bee.....
Gunawan : sama-sama Ay....
Beberapa menit kemudian, mereka memutuskan untuk tidur.
Skip pagi hari.
Pagi ini Rara masih merasakan morning sicknes. Dia sudah bangun sejak tadi, dan sekarang dia sedang mual-mual di toilet.
Rara : uweeekkkk uweeekkkk
Gunawan terbangun dan menyusul Rara di toilet.
Gunawan : mual lagi Ay?
Rara hanya mengangguk lemah di tempat.
Gunawan : ya udah, muntahin lagi aja kalau masih pengen. (Sambil mengelus punggung Rara)
Beberapa menit kemudian.
Rara : udah Bee.....
Rara berbalik badan dan kembali memeluk Gunawan.
Gunawan : kasihannya istri aku ini (sambil mengusap-usap punggung Rara)
Rara : gpp
Gunawan : ya udah, aku gendong ke kasur.
Gunawan menggendong Rara ke kasur.
Gunawan : aku buatin teh anget sebentar ya.
Rara : iya, boleh
Gunawan keluar kamar untuk membuatkan teh hangat.
Beberapa menit kemudian, Gunawan kembali dengan segelas teh hangat.
Gunawan : ini Ay, teh nya. Kamu minum dulu, aku sholat dulu
Rara : terimakasih suamiku tersayang.... (Sambil tersenyum manis)
Gunawan : sama-sama istriku (sambil mengelus lembut rambut Rara)
Gunawan pergi melaksanakan sholat, kemudian dia siap-siap kerja.
Namun, saat Gunawan ganti baju, suara ketukan pintu terdengar.
Tok tok tok tok....
Rara : ada yang ngetik pintu sayang....
Gunawan : iya, aku keluar nih....
Gunawan keluar dari kamar mandi dan segera pergi untuk membukakan pintu rumah.
Ceklekkkkk
Gunawan : papa, mama, mbak Sri...
Soimah : assalamualaikum gun
Gunawan : ehe, waalaikumsalam ma
--bersambung--
✨ Kira-kira ortu Rara mau apa ya?
Jangan lupa vote, komen, dan share 😉😉🤗🤗💙💙❤️❤️✨✨
KAMU SEDANG MEMBACA
SETULUS CINTAKU
RomanceMencintaimu adalah salah satu hal yang aku lakukan bukan untuk pencitraan. Jika mereka menyerangku, biarlah. Aku tetap di pihakmu. Jika mereka menyerangmu, kuatlah. Aku selalu di sampingmu. ((Penasaran? tungguin ya ))