33.

476 37 3
                                    

✨part 33✨

Hari sudah menjelang sore. Rara membawa Gunawan ke mall, membelikan baju, sepatu dan mengantar Gunawan ke salon.
Di dalam salon.

Gunawan : Ay, aku nggak suka gini (ucap Gunawan dengan wajah kesalnya)

Rara : loh, kenapa Bee?

Gunawan : kamu bayarin banyak hal buat aku, aku kelihatan rendahan.

Rara segera menempelkan jari telunjuk kanannya ke bibir Gunawan.

Rara : suuttttt, nggak boleh bicara gitu. Please ya, ini hadiah dari aku. Kamu selalu nemenin aku kemana-mana. Jadi ini nggak seberapa, jangan dipikirkan.

Gunawan mengangguk lemah. Sementara Rara mencari tukang potong rambut untuk Gunawan.

Rara : mas, mas.... Dibikin ganteng ya, pacar saya.

Masnya : ini mah udah ganteng sebelum di rubah penampilannya mbak.

Ucapan masnya membuat Rara tersenyum.

Sementara masnya segera memposisikan Gunawan dan memulai pekerjaannya.

Setelah selesai, Rara dibuat takjub dengan perubahan penampilan Gunawan.

Rara : Bee, kamu ganteng banget. (Tersenyum)

Gunawan : jadi selama ini aku enggak ganteng gitu?

Rara : ihhhh, bukan gitu maksudnya Bee. Kamu mah selalu ganteng (ucap Rara tersenyum malu)

Gunawan : udah ih, ayo pulang. Nanti mama sama papa kamu udah nungguin pasti. (Menyodorkan tangannya untuk menggenggam tangan Rara)

Rara : ya udah ayo (menyambut tangan Gunawan)

Mereka bergandengan tangan sepanjang jalan. Rara merasakan tangan Gunawan gemetaran.

Rara : Bee, kamu sakit ya?

Gunawan : enggak, emang kenapa?

Rara : tangan kamu gemetaran.

Gunawan : grogi Ay, mau ketemu calon mertua.

Rara : oh, santai aja ya.... (Ucap Rara sambil mengelus punggung Gunawan dan tersenyum)

Gunawan mengangguk cepat.
Mereka segera masuk ke mobil dan melaju ke kediaman D'hakims

Di dalam rumah mbak Sri segera menuntun keduanya untuk ke ruang makan.

Mbak Sri : sudah ditunggu tuan dan nyonya di ruang makan non.

Rara : iya mbak. Ayo gun.

Mbak Sri kaget, dan memutuskan untuk bertanya.

Mbak Sri : non, maksudnya? Gunawan?

Rara mengangguk dan segera menggandeng tangan Gunawan menuju meja makan. Sementara Gunawan hanya tersenyum ke arah mbak Sri.

Mbak Sri : haduh, tuan sama nyonya merestui nggak ya nanti? (Sambil melihat gunara yang bergandengan tangan) tapi mereka serasi banget, Gunawan juga ganteng 😅 (senyam senyum sendiri) ih, kok aku kayak orang gila, senyam-senyum sendiri. (Menutup mulutnya)

Mbak Sri segera beranjak pergi ke dapur.

Sementara itu di ruang makan, Irfan dan Inul berdiri dari duduknya, kaget karena yang Rara bawa adalah Gunawan. Namun Gunawan dan Rara berusaha tenang dan memberi salam.

Rara : selamat malam pa ma.

Irfan : malam nak. Jadi.... Gunawan?

Rara mengangguk.

Soimah : ya udah, sini duduk, kita makan malam bersama.

Tidak ada yang mencurigakan dari sikap Irfan maupun Soimah, keduanya menyantap makan malam dengan tenang.

Selama makan malam berlangsung, suasana akward di rasakan oleh Gunawan dan Rara. Tidak ada kata-kata introgasi atau semacamnya dari kedua orangtua rara.

Beberapa menit kemudian, mereka selesai makan malam.

Irfan : Ra, tolong antar Gunawan ke ruang tamu dan tunggu papa mama di sana ya!

Rara mengangguk.

Rara : ayo Bee.. (menggandeng tangan Gunawan)

Sesaat setelah Rara dan Gunawan beranjak, orangtua Rara terlihat sedang mendiskusikan sesuatu dengan pelan-pelan dan berhati-hati, takut ada yang mendengarnya.

Beberapa menit kemudian, mereka pergi ke ruang tamu. Rara dan Gunawan berdiri dari duduknya di sofa, menyambut kedatangan orangtua Rara dengan senyuman tulus, tangan Rara tidak berhenti menggandeng tangan Gunawan, seolah menyalurkan kekuatan, bisa Rara pastikan, bahwa Gunawan sedang gusar.

Soimah berhenti, tepat disamping salah satu sofa ruang tamu.

Sementara Irfan berjalan mendekat ke arah Gunawan sambil tersenyum. Semakin dekat, terus mendekat dan....

--bersambung--

✨Jangan lupa vote, komen, dan share ya 😉🤗🤗🤗💙💙❤️❤️✨✨

Wah, direstui nggak ya?

SETULUS CINTAKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang