100.

689 50 21
                                    

✨part 100✨

Mbak Sri berbalik dan kaget mendapati Rara tengah memasang wajah kesakitan. Sementara tangan kanannya berpegangan erat pada meja makan, dan tangan kirinya memegang perut buncitnya.

Mbak Sri segera mendekat ke arah Rara, membantu mendudukkan Rara.

Mbak Sri : Ya Allah, nona gpp?

Rara terus meringis kesakitan sambil memegang perutnya.

Rara : awwsssss

Mbak Sri : ya Allah nona.....

Mbak Sri yang panik pun mencoba mencari telfon rumah, dia sampai bingung kemana arah yang menuntunnya sampai pada telfon rumah. Sementara Rara terus meringis ke sakitan.

Rara : awsss, Ya Allah..... Sak.. kiittt....

Mbak Sri segera berjalan ke arah telfon rumah dan memencet nomor di sana.

Tutttt tuuttttt...

Karena tidak ada jawaban dari sebrang sana, mbak Sri berlari ke luar rumah dan mencoba memanggil Joko serta pak satpam.

Mbak Sri : Joko.... Pak satpam......

Pak satpam berjalan ke arah mbak Sri, namun Joko tidak kunjung pergi ke sana.

Satpam : kenapa mbak?

Mbak Sri : non... Non Rara....

Satpam : kenapa??

Mbak Sri : nggak tau, dia terus merintih kesakitan...

Satpam : astagfirullah.... Ya udah, kita bawa ke RS ya. Biar aku yang nyetir mobilnya.

Mbak Sri : ya sudah, ayo pak...

Mbak Sri dan pak satpam segera berlari ke dalam dan membopong Rara berjalan keluar.

Satpam : mari non, saya tuntun.

Rara : awsss...

Satpam menyetir, sementara mbak Sri dan Rara duduk di belakang.

Dalam perjalanan, mbak Sri masih berusaha menelfon Gunawan.

Rara : ya Allah.... Sakit.....

Mbak Sri : nona yang sabar ya, sebentar lagi kita sampai.

Mbak Sri mengambil ponselnya, mengetik nomor Gunawan di sana.

Tuttt tutttttt

Gunawan : assalamualaikum.

Mbak Sri : tuannn....

Gunawan : loh, mbak Sri, kenapa? Kok suara mbak Sri kayak panik gitu?

Mbak Sri : Non Rara tuan. Non Rara.....

Gunawan : kenapa mbak? Rara kenapa?

Mbak Sri : saya nggk tau tuan. Tiba-tiba non Rara merintih kesakitan dan terus meringis sambil memegangi perutnya.

Gunawan : astagfirullah.... (Entah betapa kagetnya Gunawan saat ini) terus gimana mbak? Nggak mungkin Rara mau lahiran kan? Kandungannya masih 8 bulan.

Mbak Sri : saya sama pak satpam sudah menuju RS tuan, tuan langsung ke RS saja ya.

Gunawan : iya, saya kesana. Titip istri saya ya mbak.

Mbak Sri : pasti tuan.

Tutttt (sambungan telfon terputus)

Gunawan segera berlari keluar kantor, dan memanggil sopirnya. Takutt, hanya itu perasaan yang memenuhi hati Gunawan saat ini. Di dalam mobil, dia terus berdo'a memohon kepada sang kuasa untuk keselamatan istri dan kedua anaknya.

Gunawan : Ay, sayang.... Aku tau kamu kuat, jadi aku mohon bertahanlah... Aku akan segera sampai (batinnya)

Gunawan : pak, tolong lebih cepat lagi.

Supir : ini sudah yang paling cepat tuan.

Gunawan : Ya Allah, selamatkan istri dan anak-anakku.....

Gunawan : ayah tau kalian kuat nak, jangan sakiti bunda lebih jauh lagi (batinnya)

Semua ketakutan yang Gunawan rasakan telah sukses membuat pria ini kalang kabut. Tak terasa matanya mulai mengeluarkan cairan bening, tubuhnya penuh dengan peluh, bajunya sudah berantakan entah bagaimana awalnya.

Sementara Rara, mbak Sri dan satpam sudah sampai di RS.

Suster segera membawa brangkar dan mendorongnya sampai UGD.

--bersambung--

✨Haduhhh, Rara kenapa ya? Kan masih 8 bln kandungannya 😱😱😭😭😭

Jangan lupa vote, komen, dan share ya 🤗🤗😉😉💙💙❤️❤️

SETULUS CINTAKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang