5.

567 36 1
                                    

✨Part 5✨

Ady dan Gunawan yang tadinya terlelap kini terbangun karena pertengkaran ayah dan ibunya. Mereka memutuskan melihat ayah dan ibunya yang baru masuk kamar dan membiarkan pintu kamar sedikit terbuka.

Inul : jadi kau tidak akan pernah mengakui ku sebagai istri di depan publik? Jadi mereka semua tidak akan tau tentang Ady dan Gunawan, calon penerusmu? (Inul memberanikan diri bertanya lagi, sambil menahan butiran air mata yang sudah bersiap jatuh kepipinya)
Ramzi : siapa bilang Ady dan Gunawan adalah calon penerusku. Aku akan menikahi Dewi dan mendapat anak darinya, anaknya lah calon penerusku. Dewi wanita terpandang, latar belakang pendidikannya jelas. Pasti anak darinya lebih pintar dan ganteng.
Inul : tidak, aku tidak akan mengizinkanmu menikah lagi mas.
Ramzi : terserah, aku akan tetap menikahi Dewi, dengan atau tanpa restu darimu. (Tangannya menunjuk tepat dimuka Inul)
Inul : lebih baik kita cerai daripada aku harus kau madu mas. (air mata yang ia tahan sedari tadi akhirnya tumpah)
Ramzi : sayang sekali, awalnya aku ingin memintamu tetap di sini agar anak-anak mendapat fasilitas yang layak.
Inul : untuk apa kemewahan ini, jika mereka tidak pernah merasakan kehadiran ayahnya? (Isakannya semakin menjadi-jadi)
Ramzi : terserah, kalau kau mau pergi, pergi saja. Itu lebih baik untukku. Tapi ingat, kau sendiri yang meminta. Jangan datang suatu hari dan mengemis agar aku mau membantumu menyekolahkan anak-anak. (Mata merah Ramzi terus menatap Inul tajam, sambil menunjuk-nunjuk ke muka Inul. Seolah mengisyaratkan kalau dia sedang mengancam)

Ady dan Gunawan yang mendengar semuanya memutuskan untuk kembali ke kamar mereka masing-masing. Memang benar selama ini ayah mereka tidak pernah bersikap seperti seorang ayah, lebih ke pabrik uang yang selalu memberikan mereka uang ketika mereka ingin protes terhadap sesuatu.
Tapi kali ini Ady tidak suka dengan keputusan ibunya. Meninggalkan rumah mewah ini? Tidak, dia akan rindu dengan semua fasilitasnya.
Dengan derai air mata, Inul segera mengambil koper dan mengemas barang-barangnya. Dia pergi ke kamar kedua anaknya untuk membawa kedua anaknya ikut serta dan meninggalkan rumah mewah yang kejam itu.

Waow, ternyata Gunawan dan keluarganya menyimpan rasa pedih yang teramat dalam dari masa lalunya ya.

--selesai flashback nya--
Lamunan Inul buyar oleh suara ketukan pintu rumahnya. Seseorang telah datang bertamu ke rumah kontrakan sederhana itu. Kira-kira siapa yang datang sepagi ini?

Inul : Seseorang mengetuk pintu rumah kita. Selesai makan, Abang tolong bawa ini piring kotor kebelakang. Ibu tidak memintamu untuk mencucinya, mana mau kamu. Hanya tolong kemasi meja ini, malu jika tamunya kebelakang dan tau rumah kita berantakan.
Ady : hmmmm (sambil menyelesaikan makannya)
Inul buru-buru kedepan, karena ketukan pintu terdengar semakin keras.
Inul : sebentar..... (Dengan nada teriak) siapa sih yang datang sepagi ini, tidak sabaran sekali (batinnya)

Setelah membuka pintu, betapa terkejutnya Inul melihat seseorang di luar rumahnya. Orang itu nampak memakai jas rapi, sepatu hitam, dan rambutnya pun tersisir rapi, seperti bersiap untuk pergi kekantor. Lantas kenapa dia ke rumah Inul?

Ramzi : selamat pagi Inul, aku datang untuk menjemput salah satu dari anakku. (Dengan wajah angkuhnya, dia masuk rumah Inul sebelum dipersilahkan oleh empunya)
Inul : kau masih saja angkuh mas. Lagi pula, apa kau tidak punya muka? Kau sendiri yang memintaku untuk tidak kembali padamu dan mengemis untuk biaya hidup anak-anak. Kenapa sekarang kau ke sini? Untuk mengambil salah satu dari mereka? Kau gila (Inul memberikan penekanann pada dua kata terakhirnya)
Sekarang mereka sama-sama duduk di kursi ruang tamu rumah Inul.
Ramzi : apa kau keberatan? Tunggu, aku ke sini bukan untuk meminta persetujuanmu. Karena aku akan tetap membawa salah satu dari mereka.
Inul : memangnya kenapa? Bukankah Dewi sudah menjadi istrimu, dimana anakmu dari dia?
Ramzi : ada masalah dengan kandungannya. Kami sudah mencoba banyak cara, membayar banyak spesialis kandungan, tapi dia tidak kunjung hamil. Jadi aku akan mengakui salah satu anak kita sebagai anakku bersamanya.
Inul : sepertinya Tuhan sedang membantuku membalasmu. Ternyata karma benar-benar nyata.
Ramzi : jangan banyak bicara, sekarang mana Gunawan dan Ady?

--bersambung--

Kira-kira apa yang akan terjadi? Apa Ramzi akan sukses membawa salah satu dari keduanya?

SETULUS CINTAKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang