28.

506 38 3
                                    

✨part 28✨

Hari demi hari berganti, lagi dan lagi Rara masih merasa kasih sayang dari Gunawan, tetapi mengapa lelaki itu tidak mengungkapkannya?

Rara yang kesal memutuskan mengobrol santai dengan Selfi di toko bunganya. Sementara Gunawan di luar, dia alasan mau makan di warung samping toko, padahal sebenarnya dia hanya tidak mau diintrogasi oleh Selfi.

Di dalam, Rara sudah duduk di kursi tempat pelanggang biasa duduk, dan Selfi sudah berjalan ke arah Rara membawa dua cangkir teh hangat.
Selesai meletakkan teh, Selfi duduk di depan Rara.

Rara : lihat kak, dia bahkan memilih pura-pura makan di luar, dia tau aku akan mengadu padamu (ucap Rara menunjuk Gunawan dari dalam)

Selfi : Ra, kau tidak bisa memaksanya.

Rara : tapi Rara tidak peduli dengan status sosialnya kak, Rara tidak butuh uang atau ketenarannya. (Ucap Rara menunjukkan wajah sedihnya)

Selfi : kau mungkin tidak perduli, tapi dia perduli. (Ucap Selfi mengusap tangan Rara untuk menenangkan) bagi pria, dia harus menjadikan dirinya pantas untuk mendapatkan wanita yang dia cintai. Dan Kaka tau, kau pasti paham betul bahwa dia merasa tidak pantas untukmu.

Rara : tapi Rara muak, kalau dia tidak mau Rara menyukainya, setidaknya berhentilah bersikap manis (ucap Rara melipat kedua tangannya di dada, dia benar-benar sebal)

Selfi : gimana kalau kita buat dia mengakuinya tanpa sadar?

Rara : maksud kakak?

Selfi : sini... Kakak bisikin

Rara mendekatkan telinganya dan mengangguk setelah Selfi selesai mengatakan sesuatu.

Rara : ide kakak bagus, kapan kita mulai?

Selfi : secepatnya (tersenyum)

Rara berdiri dari tempat duduknya, menghampiri Selfi dan memeluknya.

Rara : Rara sayang kak Ceppy.

Selfi : kalau ada maunya. (Ucap Selfi sambil mencubit hidung Rara)

Hari itu berakhir dengan aktifitas Rara seperti biasanya. Setelah dari toko bunga, dia pergi ke makam dan pulang ke rumah.

Keesokan harinya, seperti biasa, Gunawan sudah stay di depan rumah Rara, menunggu Rara keluar. Setelah beberapa menit, Rara keluar dengan penampilan yang rapi, tapi ada yang berbeda dari wajah Rara.

Gunawan : Ra, kamu gpp? (Tanya Gunawan khawatir)

Rara : gpp, ayo jalan. (Ucap Rara melenggang pergi menanggalkan Gunawan yang masih berdiri dan terlihat memikirkan sesuatu)

Rara sudah membuka pintu mobil, tp Gunawan masih diam ditempatnya.

Rara : ayo gun, kamu nunggu apa?

Gunawan terperanjat kaget.

Gunawan : eh, iya Ra ( dia pun segera pergi ke tempat kemudi)

Mobil pergi meninggalkan perkara gan rumah D'hakims.

Hari ini, jadwal Rara sangat padat, dia bahkan harus kuliah tanpa jeda sampai jam 1 siang. Sekarang kuliah sudah selesai dan Rara menemui Gunawan yang menunggunya di tempat parkir.

Rara : ayo gun, aku ada meeting sama papa.

Gunawan terlihat semakin khawatir melihat Rara.

Gunawan : tunggu Ra, kamu beneran gpp? (Ucap Gunawan sambil memegang kening Rara)

Rara : gpp, emang kenapa?

Gunawan : wajah kamu pucet sejak tadi pagi, sekarang tambah pucet lagi.

Kamu nggak mau istirahat dulu?

Rara : enggak, papa sudah nungguin kita gun.

Gunawan : ya udah, ayo
Mereka segera masuk ke mobil dan pergi ke kantor D'hakims.

Kegiatan Rara di kantor juga cukup padat, bahkan sekarang sudah pukul 6 sore, Rara masih belum keluar dari kantor.

Beberapa menit kemudian, Rara keluar dengan wajah yang semakin pucat. Jalannya sangat lambat, dia kelihatan sangat capek dan lemas.

Rara : ayo gun, kita ke toko bunga.

Gunawan : kau yakin? Ini sudah menjelang malam Ra

--bersambung--

✨ Kira-kira kenapa Rara pucet ya??

Jangan lupa vote, komen, dan share ya 🤗🤗❤️❤️💙💙✨✨

SETULUS CINTAKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang