55.

679 40 5
                                    

✨part 55✨

Gunawan masuk ke ICU. Dia melihat Rara tengah tergeletak lemas dengan berbagai alat terpasang di tubuhnya.

Dengan mata berkaca-kaca, Gunawan melangkah mendekati tubuh lemah Rara. Dia duduk di samping kiri brangkar Rara, dan meraih tangan kiri Rara.

Gunawan : hi Ay, maaf aku datang terlambat tadi (menangis)

Gunawan : Ay, jika saja Allah mengizinkan aku menggantikan sakitmu, maka aku akan memintanya detik ini juga (mencium tangan kiri Rara yang digenggamnya sedari tadi)

Gunawan : kamu bangun Ay, kasihan orang tua kamu, mereka cemas. Aku bisa lihat raut penyesalan dari wajah mereka (masih terus menangis)

Gunawan berhenti karena nafasnya tercekat. Sungguh pedih melihat kekasihnya terbaring lemah tak berdaya di depannya.

Gunawan : maafin aku juga Ay, harusnya aku terus berada di sisimu. Bukan malah menyerah dan memilih meninggalkanmu (kembali menciumi tangan kori Rara)

Gunawan : aku mohon, berikan aku kesempatan untuk memperbaiki hubungan kita (mengelus sayang kepala Rara dengan tangan kanan, sedang tangan kirinya masih terus menggenggam tangan kiri Rara)

Gunawan : Ay, pulanglah.... Papa dan Mama mu sedang menantimu (tangisannya mulai reda)

Gunawan : aku mohon, berikan aku kesempatan lagi. Beri orangtuamu pula kesempatan lagi Ay, aku pastikan, kami akan memperbaikinya (Gunawan berdiri meski tangannya masih di posisi semula, dia sedikit menunduk) dannnn

Cup......

Gunawan mencium kening Rara cukup lama. Kemudian dengan pelan membisikkan sesuatu di telinga kiri Rara

Gunawan : aku merindukanmu sayang.

Tess......

Satu butir air mata jatuh, dari mata Rara. Bersamaan dengan itu, tangan Rara di genggaman Gunawan sedikit bergerak. Sedangkan Gunawan bisa mendengar dengan samar Rara memanggilnya.

Rara : Bee.....

Gunawan kaget, dia terus memanggil Rara. Namun tidak ada jawaban lagi dari Rara.

Gunawan berlari keluar ICU, dia memanggil dokter.

Gunawan : dokter.... Dokter..... Dokter....

Orang tua Rara yang duduk menunggu didepan kaget dan berdiri karena suara kencang Gunawan. Sementara dokter sudah berlari ke arah ICU.

Dokter : ada apa?

Gunawan : dokter, tangannya bergerak, tangan Rara bergerak dokter.

Dokter : kamu tunggu sini, biar saya periksa.

Dokter segera masuk sedangkan Gunawan melepas baju pelindung dan kembali duduk bersama orang tua Rara.

Soimah : pah.... (Tangis Soimah sembari mencari kehangatan di pelukan Irfan)

Irfan : mama sabar ya... Berdo'a untuk anak kita.

Beberapa menit telah berlari, dan sekarang dokter keluar dari ICU. Irfan, Soimah, dan Gunawan berdiri seketika.

Irfan : bagaimana keadaan anak saya dok?

Dokter : Alhamdulillah, anak bapak sudah tidak koma lagi.

Soimah : Alhamdulillah Ya Allah

Irfan : lalu bagaimana perkembangannya dok?

Dokter : tapi Rara belum sadar, kita masih harus menunggu sampai dia siuman.

Dokter : Rara sudah bisa di pindahkan ke ruangan biasa, dan kalian sudah bisa menungguinya dalam ruangan. Suster akan membawa Rara segera.

Irfan, Soimah dan Gunawan mengangguk.

Irfan : terimakasih dok.

Dokter : sama-sama.

Dokter pun pergi. Beberapa menit kemudian beberapa suster keluar dengan membawa brangkar Rara. Irfan, Soimah, dan Gunawan mengikuti dari belakang.

Skip di ruang rawat Rara. Tentu saja ruang VVIP.

Soimah terduduk di samping kiri brangkar Rara. Sementara Irfan dan Gunawan duduk di sofa.

Irfan menepuk bahu Gunawan.

Irfan : gun, sebaiknya kamu pulang, mandi, ganti baju kamu, istirahat. Lihat, baju kamu itu, penuh noda oli dan darah.

Gunawan : tapi tuan, saya....

Irfan : sudah, jangan panggil tuan. Mulai sekarang kamu panggil saya dan istri saya om san Tante.

Gunawan : tapi tuan..

Irfan : sudah lah, menurut saja. Kasihan kamu, lihat saja penampilan kamu. Oh ya, jangan lupa itu tangan di obatin. Kamu tadi mukul dinding ya?

Gunawan mengangguk.

Gunawan : kalau begitu saya permisi dulu om

Gunawan mencium punggung tangan kanan Irfan dan Soimah.

Gunawan : assalamualaikum

--bersambung--

✨Jangan lupa vote, komen, dan share ya 🤗🤗😉😉

SETULUS CINTAKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang