82.

650 45 5
                                    

✨part 82✨

Skip rutinitas pagi
Gunawan berniat pergi ke bengkel untuk mulai bekerja, namun langkahnya terhenti ketika melihat papanya berjalan ke arah rumah.
Gunawan menyambut kedatangan Irfan dengan mencium punggung tangannya.

Gunawan : assalamualaikum pa

Irfan : waalaikumsalam, Rara mana nak?

Gunawan : masuk dulu pa.

Irfan dan Gunawan duduk di ruang tamu.

Gunawan : pa, gun ada satu permintaan untuk papa.

Irfan : apa nak?

Gunawan : jangan minta Rara kerja dikantor ya pa.

Irfan : kenapa gun?

Gunawan : Rara sedang mengandung pa. Ini saja dia mengalami morning sicknes, dia lemas sekali. Gunawan khawatir sama kandungannya kalau dia kerja.

Irfan berdiri mendengar penuturan Gunawan, dia sangat kaget.

Irfan : kamu nggak bercanda kan gun? (Sambil memegang bahu Gunawan)

Gunawan : enggak pa, gun serius.

Irfan : sekarang mana Rara?

Gunawan : dikamar, dia sedang istirahat.

Irfan : papa mau nengok dia.

Gunawan : ya udah, papa nengok Rara dikamar, gun mau kebengkel dulu.

Irfan : iya nak

Setelah mengatakannya, Irfan melangkah pergi menuju kamar utama rumah itu. Sedangkan Gunawan melangkah keluar rumah, menuju bengkel.

Ceklekk...

Irfan masuk, dia mendapati Rara tengah duduk bersandar di kasur sambil memijit keningnya secara perlahan dan menutup matanya.

Irfan : assalamualaikum anak papa.

Rara membuka matanya.

Rara : papa (hendak bangun dari ranjang)

Irfan : disitu saja sayang, papa ke sana.

Rara membuka matanya.

Rara : papa (hendak bangun dari ranjang)

Irfan : disitu saja sayang, papa ke sana.

Irfan mendekat ke arah Rara dan duduk tepat disampingnya. Dia mengelus sayang kepala Rara.

Irfan : anak papa udah besar.

Rara : he he he, iya pa

Irfan : kalau gitu, ngantornya nggak jadi aja ya?

Rara : tapi nanti siapa yang bantuin papa?

Irfan : gimana kalau suami kamu yang bantuin papa?

Rara : tapi, dia kan belum belajar?

Irfan : nanti dia magang sekalian belajar di kantor papa untuk beberapa bulan kedepan, setelah itu dia baru sepenuhnya bekerja, gimana?

Rara mengangguk antusias.

Rara : boleh pa, tapi dia mau nggak ya?

Irfan : kamu bantuin bujuk dong sayang

Rara : iya deh, Rara bantuin bujuk.

Irfan : nah, gitu dong anak manis.

Rara : pa, kapan-kapan sama mama dong kesininya.

Irfan : siap.

Ditengah-tengah obrolan mereka, Gunawan masuk ke kamar.

Ceklekkk

Irfan : eh gun, sini.

Gunawan bergabung duduk di depan Irfan.

Irfan : kamu pagi ini makan dimana?

Gunawan : di warung depan pa.

Irfan : mulai besok, papa minta mbak Sri kerja di sini aja ya

Gunawan : nggak usah pa

Irfan : gpp, papa yang bayar. Kalau begini terus, nanti kalian nggak bisa hemat dong.

Gunawan tampak terlihat berat hati menerima bantuan Irfan. Irfan yang mengetahui hal itu menepuk pundak Gunawan.

Irfan : anak papa cumak Rara, untuk siapa lagi papa cari uang jika bukan untuk kalian.

Gunawan : ya udah pa, gpp. Mungkin mbak Sri juga bisa jadi temen Rara kalau gun kerja.

Rara tersenyum senang. Dia tau suaminya telah mengesampingkan ego luar biasanya, sebelum mengatakan hal tersebut.

--bersambung--

✨Mungkin updatenya bisanya tipis-tipis aja, Krn belakangan kepala Mimin migrain terus.

Jangan lupa vote, komen, dan share ya 😉😉🤗🤗💙💙❤️❤️✨✨

SETULUS CINTAKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang