✨part 38✨
Sekarang malah Rara yang dibuat kaget oleh penuturan mang Ujang.
Rara : maksud mang Ujang apa?
Mang Ujang menengok kanan dan kiri, memastikan tidak ada seorangpun yang mendengar pembicaraan mereka.
Mang Ujang : duduk sini dulu nona.
Rara menurut, dia duduk di kursi sebelah kiri mang Ujang.
Mang Ujang : nona ingat ketika papa nona marah besar dan mengusir Gunawan.
Rara hanya mengangguk. Sungguh pedih hatinya mengingat kejadian itu.
Mang Ujang : keesokan harinya, Gunawan ke sini, menemui saya.
Rara kaget
Rara : sekarang dimana dia mang? (Ucap Rara penuh harap)
Mang Ujang : saya minta maaf nona. Saya sendiri tidak tau. (Ucap mang Ujang penuh penyesalan karena tidak bisa membantu Rara)
Mang Ujang : pagi itu, dia mengantarkan Aco pada saya.
Rara membulatkan matanya, jadi... Aco kenal Gunawan? Kenapa kemarin diam saja ketika Rara dan Aco pergi ke kontrakan Gunawan?
Mang Ujang : dia meminta saya memastikan Aco lah yang akan menggantikannya menjadi sopir nona.
Kali ini, Rara benar-benar dibuat kaget oleh pengakuan mang Ujang.
Mang Ujang : dia bilang, dia tidak bisa percaya pada orang lain untuk menjaga nona, selain pada Aco, sahabatnya.
Rara syok, jadi Aco sahabat Gunawan?
Mang Ujang : mamang mengatakan ini karena mamang mau nona tau. Kalau Gunawan tidak pernah pergi, dia mengirimkan orang-orang untuk menjaga nona.
Tes, satu air mata jatuh di pipi Rara. Segera Rara mengusap air matanya.
Rara : terimakasih mang Ujang.
Mang Ujang : nona jangan sedih lagi. Kalau kalian berjodoh, Allah sendiri yang akan pastikan kalian bersatu.
Rara mengangguk dan masih tetap duduk di samping mang Ujang.
Rara : saya nunggu Aco di sini saja.
Tidak lama kemudian, Aco datang dengan motornya. Dia melihat Rara menunggunya di pos satpam. Aco memarkirkan motornya dan pergi ke pos satpam menemui Rara.
Aco : maaf nona, saya tadi membantu rekan saya, ibunya sakit, kami melarikannya ke RS.
Rara mengangguk.
Rara : kamu harus antar saya ke suatu tempat, ayo, ambil kunci mobil.
Aco mengangguk dan segera melaksanakan tugasnya.
--skip di dalam mobil--
Hanya keheningan yang terjadi, namun tiba-tiba suara Rara memecahkan suasana.
Rara : Aco, kau harus bawa aku ke tempat Gunawan.
Aco reflek mengerem mobil seketika. Membuat kepala Rara terpentok jok di depannya.
Rara : aduh.... (Memegang keningnya)
Aco : maaf nona. Tapi....
Rara : kenapa saya bisa tau?
Aco mengangguk.
Rara : mang Ujang sudah cerita me saya tentang kamu.
Aco : maaf nona.
Rara : kau ternyata sama jahatnya dengan sahabatmu itu ya. Dia pergi tanpa kata perpisahan, dan kau menyembunyikan keberadaannya.
Aco : maaf nona, bukan maksud saya.
Rara : kau menemaniku selama ini, kau pasti tau betapa saya susah payah menjalani hidup tanpa kehadirannya.
Aco mengangguk lemah.
Rara : terus kenapa kau malah menyembunyikan keberadaannya?
Aco menelan ludah.
Aco : Gunawan yang meminta saya melakukannya.
Rara : saya bisa memafkanmu
Aco tersenyum senang.Rara : tapi.... Bawa saya bertemu dengannya.
Aco : tapi nona...
Ucapan Aco segera dipotong oleh Rara.
Rara : sekarang Aco. (Nada menyentak)
Aco : baik nona.
--bersambung--
✨Penasaran dengan part pertemuannya? 😆😆
Jangan lupa vote, komen, dan share 🤗🤗😉😉💙💙❤️❤️✨✨
KAMU SEDANG MEMBACA
SETULUS CINTAKU
RomanceMencintaimu adalah salah satu hal yang aku lakukan bukan untuk pencitraan. Jika mereka menyerangku, biarlah. Aku tetap di pihakmu. Jika mereka menyerangmu, kuatlah. Aku selalu di sampingmu. ((Penasaran? tungguin ya ))