✨part 54✨
Gunawan memukul dinding rumah sakit berkali-kali dengan tangannya.
Kemudian dia menempelkan keningnya pada dinding.Gunawan : maafin aku Ay, harusnya aku nggak menghindari kamu kemarin, harusnya aku bisa jagain kamu. (Air matanya kembali menetes)
Gunawan kembali berdiri, tangannya telah bersiap memukul dinding lagi. Tetapi seseorang menghentikannya.
..... : Stop gun... (Teriaknya)
Gunawan berbalik, mencari sumber suara.
Gunawan : nyonya..
Soimah mengangguk, penampilannya sangat kacau. Matanya sembam, wajahnya merah, rambutnya acak-acakan.
Soimah berjalan mendekati Gunawan.
Soimah : bukan salah kamu, saya dan suami saya yang salah.
Gunawan menggeleng cepat.
Soimah : lebih baik kita duduk dan berdo'a demi keselamatan Rara.
Gunawan mengangguk.
Kemudian mereka duduk di kursi tunggu dan mulai berdo'a.
Soimah : Ya Allah, selamatkan anakku. Aku janji, aku akan lebih memperhatikannya lagi. Aku memang ibu yang bodoh. Setelah dia bangun, aku janji aku akan menghargai keputusannya. Aku janji aku akan lebih mengutamakan kebahagiaannya. Aku mohon (ucap Soimah dalam hati sambil menangis)
Gunawan : Ya Allah, aku mohon jangan ambil dia. Aku belum membahagiakannya. Aku janji, aku akan selalu menyayanginya. Aku janji aku akan mendengarkan pendapatnya. Aku mohon jangan ambil dia (ucap Gunawan dalam hati dengan derai air mata)
Beberapa jam telah berlalu, namun dokter tidak kunjung keluar dari ruangan. Sementara itu Irfan sudah datang ke RS.
Irfan : mah....
Soimah mendongak, dia berhambur ke pelukan Irfan.
Soimah : hiks, anak kita pah
Irfan memeluk erat Soimah, menyalurkan kekuatan.Irfan : mamah yang sabar, semua ini pasti ada hikmahnya.
Soimah mengangguk di pelukan Irfan.
Lama menunggu, akhirnya dokter keluar ruangan. Irfan dan Soimah segera mendekat, sementara Gunawan bangkit dari duduknya.
Irfan : bagaimana keadaan anak saya dok?
Dokter : anak bapak kehilangan banyak darah, tetapi untung saja ada stok di PMI.
Soimah : pah....
Soimah kembali berhanbur ke pelukan Irfan.
Irfan : lalu bagaimana sekarang dok?
Dokter : kami telah melakukan yang terbaik. Semua luka sudah kami jahit, namun untuk mengetahui apakah ada luka dalam atau tidak, kami harus menunggu hasil ronsen pak.
Irfan mengangguk.
Dokter : sementara anak bapak masih belum bisa dipindahkan ke ruangan biasa.
Irfan : kenapa dok?
Dokter menghela nafas berat.
Dokter : anak bapak masih kritis sekarang.
Duarr, bak disambar petir... Hancur hati Irfan, Soimah dan Gunawan mendengar penuturan dokter.
Irfan : apa anak saya masih bisa disembuhkan.
Dokter : tentu saja semua ada kemungkinan nya pak. Do'akan saja anak bapak bisa siuman. Bapak bisa mengobrol dengan anak bapak setiap hari. Namun harus satu-satu, dan jangan lupa memakai baju pelindung sebelum masuk ke ICU.
Irfan mengangguk.
Dokter berjalan pergi, namun langkahnya terhenti beberapa detik kemudian.
Dokter : oh iya, saya lupa. Siapa yang namanya Bee??
Irfan menggeleng.
Soimah : tidak ada yang namanya Bee. Bahkan saya yakin anak saya tidak punya teman bernama Bee...
Gunawan ragu-ragu membuka mulutnya.
Gunawan : maaf tuan, nyonya. Bee itu nama panggilan yang Rara kasih untuk saya.
Dokter : oh kamu, sebaiknya kamu masuk. Dia terus memanggil nama kamu pelan. Siapa tau dia bisa sadar setelah kamu bicara dengannya. Saha pergi dulu.
Gunawan hanya diam, dia tidak berani masuk karena masih takut sama Irfan. Sementara Irfan melepas pelukannya pada Soimah dan mendekati Gunawan, dia menepuk pundak pemuda itu.
Irfan : masuklah gun.
Gunawan : tapi....
Irfan : nanti kita bicara lagi, kamu masuklah dulu..
--bersambung--
✨Jangan lupa vote, komen, dan share ya 😉😉
KAMU SEDANG MEMBACA
SETULUS CINTAKU
RomanceMencintaimu adalah salah satu hal yang aku lakukan bukan untuk pencitraan. Jika mereka menyerangku, biarlah. Aku tetap di pihakmu. Jika mereka menyerangmu, kuatlah. Aku selalu di sampingmu. ((Penasaran? tungguin ya ))