18.

462 36 1
                                    

✨part 18✨

Rara : bisa-bisanya mereka tetap bersinar terang seperti tidak ada beban, padahal mereka melihatku di bawah sini sedang mencoba menyingkirkan rasa sedihku. Pasti mereka sedang mengolok-olok ku.

Gunawan terdiam mendengarnya, niatnya mau menghibur, malah membuat nonanya semakin bersedih.

Gunawan : maaf, tadi saya berniat menghibur, tapi nona malah semakin bersedih.

Rara menghadap Gunawan, kemudian tersenyum pahit sambil berkata.

Rara : tidak apa, dengan kau di sini, itu sudah cukup untukku.

Gunawan balas tersenyum.

Rara : gun, terimakasih sudah memutuskan mengantarku. Jika kau tak ikut, mungkin aku sudah terjun dari bukit ini (batin Rara)

Gunawan : nona, jangan tersenyum seperti itu. Entah kenapa rasanya sakit melihat senyum palsumu (batin Gunawan)

Selang lama, hanya hening yang terjadi diantara mereka. Sebenarnya banyak sekali yang ingin Gunawan tanyakan. Tapi dia memilih diam, karena menurutnya, jika Rara mempercayainya, maka Rara sendiri yang akan mengawali bercerita padanya. Jika tidak, maka dia harus tau diri untuk tidak bertanya macam-macam.

Selang lama, malam semakin larut.

Gunawan : maaf nona, tapi malam semakin larut. Kita harus segera pulang.

Rara : jangan..... Jangan bawa aku pulang.

Gunawan : lalu nona mau istirahat dimana? Tidak mungkin di sini kan, terlalu dingin. (Gunawan menjeda ucapannya, terlihat seperti memikirkan sesuatu) atau nona tidur di rumah pemilik toko bunga ?

Rara : kak Selfi?

Gunawan : mungkin, saya tidak tau namanya.

Rara : jangan ke sana. Aku akan sangat mudah ditemukan jika kita ke sana.

Gunawan : lalu kemana kita akan pergi nona?

Rara terlihat seperti memikirkan sesuatu.

Rara : aku akan ikut denganmu

Gunawan dibuat kaget oleh pernyataan Rara

Gunawan : tapi saya tidak pulang ke rumah nona.

Rara : kemana?

Gunawan : ke rumah sakit.

Rara terlihat menunggu penjelasan Gunawan.

Gunawan : nona masih ingat saat saya bilang ibu saya sakit? Iya, ibu saya masih dirumah sakit hingga hari ini. Besok baru boleh pulang.

Rara mengangguk mengerti

Rara : aku bisa tidur di rumah sakit. Aku akan ikut denganmu, ayo pergi.

Gunawan tidak bisa berkutik, mau bagaimana lagi? Dia tidak punya tempat lain untuk Rara menginap.
Gunawan menganguk. Mereka masuk ke mobil dan pergi meninggalkan bukit itu.

Sesampainya di rumah sakit, mereka mendapati ibu Gunawan masih terjaga.

Gunara : assalamualaikum

Inul : waalaikumsalam. Loh gun, nona manis ini siapa?

Gunawan : non Rara Bu.

Inul tersenyum senang menyambut Rara dengan rentangan tangan, seolah memberi isyarat pada Rara untuk berpelukan.

Rara menyambut pelukan itu, dia merasakan hangat yang tidak pernah diberikan oleh kedua orang tuanya.

Inul : eh, maaf nona. Saya lancang langsung memeluk nona. (Ucap Inul sambil melepas pelukannya)

Mendengarnya, Rara tersenyum tulus.

Rara : tidak apa tante, saya senang ☺️

--bersambung--

✨Maaf baru bisa up, banyak banget yang harus dikerjakan hari ini

SETULUS CINTAKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang