36.

501 41 4
                                    

✨part 36✨

Rara sudah rapi dan orang tuanya sudah berangkat kerja dari tadi. Sekarang Rara sedang sarapan di ruang makan.

Mbok Sarni : nona beneran lapar ya?

Rara mengangguk.

Mbok Sarni : ya sudah, makan yang banyak, nanti kalau kurang mbok masakin lagi.

Rara menggeleng cepat, dia sudah selesai makan dan segera beranjak dari duduknya.

Rara : sopir baru Rara menunggu di mana mbok?

Mbok Sarni : di depan non

Rara : ya sudah, Rara pergi ya mbok.

Mbok Sarni mengangguk.

Rara melenggang pergi dan menemui Aco di pos satpam.

Rara : mang Ujang, dia sopir baru Rara kan?

Mang Ujang : iya non.

Rara : siapa namamu?

Aco : Aco non

Rara : mobil sudah siap?

Aco mengangguk

Rara : ayo pergi

Setelah mengatakannya Rara pergi ke arah mobil dan Aco segera berlari menyusul Rara. Aco membukakan pintu belakang dan segera mengemudi.

Di dalam mobil.

Aco : maaf nona, kita mau ke mana?

Rara : ikuti arahanku.

Aco : baik nona.

Aco menuruti semua arahan dari Rara.

Aco : inikan arah ke ruamah Gunawan. Nona pasti kecewa begitu sampai di sana. (Batin Aco)

Beberapa menit kemudian, mereka sampai di rumah kontrakan Gunawan. Berkali-kali Rara memanggil dan mengetik pintu, tidak ada jawaban dari dalam rumah.

Hingga pemilik kontrakan datang dan mengatakan bahwa pemilik rumah sudah pindah pagi-pagi sekali.

Rara lemas, dia mendudukan dirinya di kursi panjang depan rumah kontrakan itu. Wajahnya menunduk, kedua tangannya saling terkait erat.

Rara : Bee.... Aku mohon, jangan pergi... Jangan tinggalin aku, jangan nyerah... (Batin Rara)

Aco yang sedari tadi menunggu di mobil melihat adegan ini.

Aco : gun, kalau saja kau tau betapa hancurnya dia. (Batin Aco) mending aku foto, kirimkan ke Gunawan (batin Aco lagi)

Kemudian Aco memoto adegan bersedih Rara didepan rumah kontrakan itu, dan mengirimkannya pada Gunawan.

Aco : lihat gun, kau bukan hanya menyiksa dirimu, tetapi juga dirinya (tulis Aco sebagai keterangan foto itu)

Tidak ada balasan dari Gunawan, dia hanya membaca pesan yang Aco kirimkan.

Aco : dasar keras kepala (umpatnya)
Aco tergerak untuk menyusul Rara.

Aco : maaf nona, apa nona baik-baik saja?

Rara mendongak, mencoba menyunggingkan senyum dan mengangguk.

Rara : aku ke sini untuk mencari temanku, tapi sepertinya dia tidak lagi mau berteman denganku. (Rara mengatakannya sambil tersenyum ketir)

Rara : ayo kita pergi.

Rara beranjak dan diikuti oleh Aco.

Mereka pergi melajukan mobil ke toko bunga.

Di toko bunga, Selfi sudah merentangkan kedua tangannya begitu Rara masuk. Rara menangis kembali, dia selalu menumpahkan ke sedihannya jika di depan Selfi.

Selfi : ayo kita ke kamar kakak saja.

Rara mengangguk dipelukan Selfi. Kemudian Selfi menuntun Rara menuju kamarnya.

Lama hanya tangis Rara yang terdengar, hingga tangisan itu mereda.

Selfi : Ra, jika kalian berjodoh, Allah sendiri yang akan pastikan bahwa kalian akan bersama. Jangan menangis lagi (sambil mengusap pipi Rara)

Rara mengangguk lemah.

--bersambung--

✨Sedih ya?
Nanti kedepannya, misteri tentang hadirnya Aco akan terungkap.

Jangan lupa vote, komen, dan share 😉😉🤗🤗❤️❤️💙💙✨✨

SETULUS CINTAKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang