Chapter 34 : dream to life

99 4 5
                                    


Papa!

Papa!

Papa!

Lepaskan papa kumuhon!!

Eruka terus memohon akan terselamatkannya ayahnya. Mencoba untuk memaksa dirinya untuk keluar melalui selah-selah kurungan walaupun ibunya mencoba unutk terus menerus mencegahnya dia terus memberontak bahkan memukul ibinya sendiri yang Cuma bisa menangis mencoba untuk menjaga putrinya untuk tidak keluar dengan tubuh kecilnya eruka pasti bisa lewat di jeruji kayu itu. Dia tidak akan pernah tahan melihat ayahnya dipermainkan selayaknya mainan oleh kedua elf itu. Gail mencoba untuk terus berdiri tetapi selalu ditendang oleh aura yang terjadi berkali-kali.

"papa!!!"

"tidak eruka!!..kumohon" gadis itu menggigit tangan ibunya sampai berdarah lalu memaksakan diri untuk melewati celah itu dan akhirnya berhasil. Dia langsung tersungkur saat keluar dari celah itu tetapi dia langsung bangun dan mendatangi kedua dark elf itu.

"hentikan jangan lukai papa lagi! Papa sudah kelelahan tolong tinggalkan kami sendiri!"

"kamu seharusnya jangan kemari jadi....mare."

Mare langsung mencekik leher gadis itu dengan kuat agar tidak terlalu menakitinya kelamaan wajahnya mulai berubah menjadi pucat dia mencoba untuk mengambil udara tetapi semuanya sudah hampir terlambat.

"ka...kau...hentikan...kumohon lepaskan putriku...kumohon..kumohon." gail mencoba untuk memohon dengan kepala yang sulit unutk diangkat tetapi mare terus melakukan itu.

"tenang saja dia tidak akan mati denangan cara yang menyakitkan itu juga jika dia bisa bertahan...!"

Ledakan cahaya langsung menembak kearah aura tapi cukup dengan memiringkan kepalanya dia selamat. Marepun melepaskan leher eruka yang hampir kehilangan nyawanya.

Mata tajam dengan dua warna biru yang bersinar selayaknya api dan kuning seperti binya menatapnya. Sayap elf yang berukuran yang besinar biru gelap yang diluarnya keluar aura kuning. Dia memegang dua pedang yang bersinar hitam dan biru. Semua tanaman pemakan daging di tubuhnya itu terbakar menjadi abu.

"dia sudah bilang...lepaskan....DIA!!!!"

Kirito (POV)

"syukurlah hampir saja"

Aku merasa bahwa kekuatan ini dipaksa untuk menjadi milikku semua rasa sakit saat kupakai. Jantungku terasa ingin meledak,darah terus mengalirlku di kepalaku,tarikan luar biasa yang menarik jariku kepedang ini seolah aku harus terus memegangnya. Ini benar-benar sakit. Aku harus menahan agar aku tidak terbawa kekuatan ini kalau tidak mereka semua bahkan teman-temanku akan mati.

Aku tidak terima ini apa yang mereka lakukan sudah berlebihan akan kuhentikan mereka disini,tepat ini!

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

"yoo..kak kirito kamu masih bisa bergerak ya? Walau kau di kunci bahkan sampai uratmu ternyata sanggup membakar akar-akar itu dengan petirmu,ya? Hmm....sepertinya ini bisa buat bahan informasi lagi.....*menyeringai*.....mare kamu kan jarang main diluar kamarmu,kan? Bagaimana kalo kamu main sekarang?"

"apa...ini? apa-apaan ini...ini benar-benar membuatku sakit kepala. Kalian benar-benar bersikap polos tanpa perasaan tanpa penyesalan. Aku bahkan hampir sudah kehabisan emosiku. Aku tidak tahu,ingin membunuh kalian atau tidak!! Aku berhenti tetapi naga ini terus memaksa untuk membunuh kalian...aura dan mare...tapi hatiku ingin berhenti melakukan ini serta mengakhiri ini."

Dia sudah tidak tahan,dia meggigit bibirnya sampai berdarah. Dia sedang berada diaambang dia harus menuruti amarahnya,rasa sedihnya,simpatinya dan kendali dari naga itu. Mata nya serasa terbakar dengan dia yang terus menahan pedangnya naga itu memang ingin dia membunuh kedua elf itu.

sword art online last game (sao x overlord fanfiction Indonesia) HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang