chapter 45 : ambush

125 4 0
                                    


"paduka."

"iya albedo,kenapa tiba-tiba kau menghubungiku dengan massage?"

"jadi begini,paduka. menurut informasi dari ladar sihir kita...ada kelompok karavan yang mendekati wilayah kita."

"berapa banyak?"

"kurang lebih lima lusin karavan."

"apa ciri-ciri mereka...apa mereka bangsawan,pendagang atau malah penyerebu?"

"masih belum diketahui,karena menurut chizu yang saya kirim untuk memata-matai mereka bahwa mereka membawa senjata lengkap dan dua dari mereka berlevel 41 dan 39 mereka adalah dua kesatria dengan baju baja lengkap yang sama sekali tidak memiliki ciri-ciri baju baja dari negara di sekitar kita. Apa anda ingin menghabisi mereka sekarang? Saya tidak akan menerima mereka yang dengan sombong mendekati tanah suci ini."

"jangan! Sudah kubilang kau harus mencari informasi lagi tentang musuh. kita tidak tahu karena ini mungkin saja adalah jebakan agar kita maju karena ini musuh lemah....lebih baik kita awasi dulu,karena belum tentu mereka adalah musuh."

"baik, saya akan utus chizu untuk mengawasi mereka lagi."

"tidak,aku punya cara yang lebih baik."

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

"ini aneh, ini bukit ya?"

"tentu saja lah!"

Dua prajurit sedang melihat dengan penasaran gundukan tanah raksasa yang menghadang didepanya.

"ini aneh seharusnya menurut peta tak ada informasi tentang adanya bukit disini?"

"iya,ya?"

Mereka berdua Cuma bisa memiringkan kepalanya sambil melihat peta yang menggambarkan tempat asing bagia mereka. mereka terus melihat peta dan tidak menggerakan karavanya sampai membuat kelompok mereka berhenti selama 5 menit. Karena itu eldrie dan renly yang berada di karavan bagian tengah merasa bahwa tugas mereka terhambat dan membuat mereka harus turun dari karavan yang mereka tunggangi. Mereka pun berjalan kearah karavan yang paling depan dengan jalan dimana banyak prajurit yang juga mengeluh akan terhentinya kelompok karavan mereka. mereka pun mendatagi kelompok prajurit yang paling depan yang sudah berkumpul banyak.

"ada apa ini? kenapa kalian menghentikan karavanya?"

"maaf! Tuan ksatria eldrie! Kami sebenarnya berkehendak untuk melanjutkan perjalanan tetapi, entah kenapa jalan yang berada di dalam peta berubah menjadi bukit." Kata dari mereka sambil melakukan slaam ala ksatria. Eldrie pun mendekati bukit itu.

Eldrie (POV)

Kami ada dalam misi yaitu pertukaran sumber daya...di axiom empire sekarang dilanda kekurangan bibit unggul gandum yang menjadi makanan pokok yang mulai menipis karena entah kenapa cuaca di kekaisara terasa sangat berbeda dengan sebelum kami mengenal namanya luatan. Karena cuaca yang terkesan pancaruba seperti ini kami kesulitan dalam menanam tumbuhan dan selalu gagal karena itu kamipun terpaksa harus terus mengganti tanaman yang rusak dengan tanaman yang baru sampai hampir kehabisan biji. Krena itu,dengan rencana membeli bibit dengan sumber daya terakhir kami yaitu es dan mineral kami mencoab untuk menukarnya dengan bibit unggulan di kerajaan tetangga dan pertama kamipun mencoba di re-eztize kingdom. Tapi,kenapa kami bisa tersesat. Dilihat dari manapun bukit ini agak mecurigakan. Bukit terlihat agak terlalau besar untuk disebut bukit alami,bukit ini terkesan seperti mnegitari sesuatu. Seandainya aku membawa naga terbang ku akku pasti bisa melihat dalamnya tapi, untuk misi kali lebih baik memakai kuda, karena naga untuk perang. Kami tidak bisa langsung memakainya seperti dulu karena akan terlihat terlalu mencolok dan malah akan dianggap monster bagi orang di luar kekaisaran karena rata-rata disini rakyatnya jarang melihat naga dan juga naga adalah mahkluk yang lumayan ditakuti.

sword art online last game (sao x overlord fanfiction Indonesia) HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang