chapter 50 : advice

128 5 0
                                    

"duduklah lah." Sebas mencoba untuk membujuk duduk kirito yang masih terpancing emosi.

"ta-tapi..." dia agak mengeram dan mengenggam tangannya degan begitu kencang.

"duduklah dan minum teh." Suruh sebas dengan lebih halus.

Akhirnya kirito bisa duduk di tengah sofa bersama alice dan eugeo.

"kamu kenapa." Elus alice dengan halus.

"kenapa anda sangat terlihat ingin pergi dari sini?"

"karena..,mau bagaimana lagi! Aku harus menyelamatkan..," sebas memotong.

"siapa,Putri anda?"

Kirito kaget akan pernyataan sebas. Karena memang aneh seorang yang masih baru dia temui sudah tahu dengan keadaanya saat ini.

"ken-kenapa,sebas-san bisa tahu akan keadaanku?"

"gimana ya? Saya Cuma ingat dengan suara tuan saya. Suara seorang laki-laki yang begitu marah yang tercampur perasaan khawatir yang menandakan dia akan berjalan tegak tidak akan goyah, dengan apa yang membuat dia mengeluarkan emosinya."

"aku Cuma ingin dia bahagia, dia cumalah seorang gadis kecil yang masih polos tetapi mengetahui hal yang jauh lebih dari orang disekitarnya. Dia dipaksa untuk hidup menanggung dengan apa yang dia ketahui."

"anda sebagai orang tua,kenapa tidak membuat dia menghilangkan beban itu?"

"aku tak bisa, dia hidup untuk itu..,aku selalu ingin kami semua bahagia. Tapi, malah begini yang pertama adikku sekarang putriku,sebenarnya kenapa ini!" dia cuma bisa menunduk kebawah sambil memegangi wajahnya dengan telapak tangannya dengan perasaan yang agak tidak bisa menerima kenyataan dengan air mata yang mulai menetes.

"anda di penuhi rasa penyesalan yang menyebabkan perasaan tidak stabil yang didominasi oleh emosi negatif. Saya ingin anda bisa menahan perasaan itu, saya mungkin tidak tahu perasaan sebagai seoran ayah tapi, saya tahu. Jika anda tidak mau mereka terluka atau bersedih lebih baik anda kurangi rasa sedih anda dan terus maju kedepan."

Kirito kembali mengangkat kepalanya dan membersihkan sisa air matanya.

"terima kasih."

Sebas pun memberikan senyuman kecil ke kirito.

"bukan masalah,bahkan apa yang saya berikan masih belum memberikan sepenuhnya dengan apa yang anda butuhkan. Anda tahu, sepertinya anda...bukan sepertinya kalian tidak ingin terlalu formal jadi, kamu harus pergi keseseorang yang bisa membantu atau mengetahui tentang perasaan bersalah dan menyesalan yang kamu alami."

"siapa?"

"saya tidak tau,yang pasti dia akan terkesan sedih dan putus asa seperti kamu."

"begitu,ya." Kirito melihat kedua tanganya yang beredut mencoba untuk menggenggam.

"terimakasih sebas-san sepertinya kami harus segera pergi." Kata alice dengan memberi hormat dan mengajak kawan-kawannya untuk pulang.

"ayo kirito,eugeo." Mereka semua berdiri dan membungkuk memberi hormat ke sebas. Mereka semua pergi dan yang terakhir adalah kirito yang akan keluar pintu tapi,sebelum dia keluar...

"sebas-san,terima kasih aku tak akan bisa melupakan kata-katamu."

"sama-sama, lalu terima kasih telah mengingat kata-kata saya."

Kirito melangkah kembali tetapi,seperti ada yang masih menganjal dipikiranya. Jadi,sebelum sebas menutup pintu kirito kembali dan menahan pintu itu.

"maaf,ada apa lagi?"

"sebas-san,ini mungkin agak egois dan belum tentu bisa dilakukan...."

"baik,akan saya dengar."

sword art online last game (sao x overlord fanfiction Indonesia) HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang