chapter 74 : before demon come

41 3 1
                                    



Sebuah kegelapan berubah menjadi cahaya seolah dia merasakan pengulangan yang dia alami saat pertama tidur di ruangan di dalam dunai baru ini. Dia terbangun dengan tubuh penuh perban…dia menoleh kesegala arah dan dilihatnya serta di dengarnya adalah ruangan motel yang diluar terdapat hujan deras tanpa petir. Dia merasa ada yang lembut di tanganya…itu adalah tangan kekasihnya asuna yang sedang tertidur pulas dengan air liur di pipinya.

Kirito tersenyum melihatnya yang berada di sampingnya dengan keadaan saat dia masih di sao yang berakselerasi dengan kejadian di dunia ini. Dimana dia menganggap bahwa dunia ini adalah dunia yang sama dengan dunia tempat mereka bertemu…


Tentu saja,tidak…

“ki-kirito-kun….”panggilnya yang sedang mengigau saat tidur di kursi membelakangi jendela yang dihiasi tetesan hujan.

“kamu ini…”kirito melepaskan genggaman asuna dengan lembut. Lalu..dia melihat atap dan menatap tanganya…


Tapi…tiba-tiba…glich terlihat di hayalanya yang membuat tangannya yang bersih tiba-tiba di penuhi darah.


“apa ini!”dia panik.

Lalu tangan itu mengeluarkan banyak organ yang membuat dia mendetakan jantung begitu keras,ardenalinnya membuat dia langsung membuatnya berkeringat dan sesak nafas.!

Dia bernafas seakan sedang berlari marathon yang baru saja terputus kakinya akibat serangan anjing liar.

“kena mental ya?”


HUH!

Kirito langsung tersentak kaget setelah mendengar suara itu dan berubah menjadi posisi duduk di karsurnya yang membuat selimut yang diatasnya tida menutupi tubuh penuh perbannya.

“e-evileye…”

“iya bangun juga kau.”

“sejak kapan kau?”

“aku baru saja masuk setelah mendengar tarikan nafas seorang yang baru saja. Bangun dari mimpi buruknya.”dia melihat sekitar…ternyata benar itu Cuma mimpi…dan asuna tidak ada disini…lalu cuaca diluar bukan hujan tapi…badai yang begitu keras dan di penuhi petir.

“aku…”


“kenapa?”evileye yang awalnya berada di depan pintu datang berjalan mendekati dia.

“aku…baru saja membunuh mereka. Aku baru saja tanpa sengaja membunuh semua orang disana…terutama si pengeran goblin…di-dia sebenarnya punya ingatan indah di dunia seharunya aku bisa…”

“terus kenapa?”

Iya…untuk pertama kalinya kirito mendengar perkataan yang begitu kejam tetapi berasal dari rekanya sendiri.

“apa…APA MAKSUD MU ITU…mereka semua punya jiwa aku tidak bisa membunuh mereka! Apa lagi goru! Dia adalah seorang pangeran yang seharusnya melindungi keluarganya dan malah terluka karena kehilanganya…dia punya ingatan soal dunia ini!”

“terus kenapa? Kenapa kau tidak ingin membunuhnya dengan alasan itu?”

“a-apa…”

Evileye mendekati jendela.

“tsk…kau tahu legenda 13 pahlawan? Biar kujelaskan…mereka adalah para petualang yang melawan demon god pada masalalu. Berjuang dengan darah dan keringat membunuh semua monster yang ada,pada awalnya mereka semua menganggap semua monster itu Cuma mahkluk bodoh…tapi,ada salah satu dari mereka yang memiliki perasaan dan merekapun membiarkan dia hidup bahkan menjadi teman mereka. Lalu sadar bahwa sebenarnya sudah banyak dari yang mereka bunuh juga kemungkinan masih punya impian dan ingatan. Tapi,mereka tidak menyesal…mereka tetap membunuh banyak dari mereka…karena,bagaimanapun itu lah satu-satunya cara untuk melindungi semua orang yang mereka cintai.”

“tapi…apa tidak ada cara lain selain membunuh mereka!”

“iya…tapi,kau kira betapa kecilnya kemungkinan itu!”

“tapi bagaimana kau akan di benci semua orang itu! Semua kebencian akan terus terulang dan terulang…kau kira kau akan bisa mencegah itu.”

“terus apa! Kau ingin…..AKU MEMBIARKAN MEREKA SEMUA….DAN MEMBIARKAN TEMAN-TEMANKU MATI!!!”
Evileye mulai kehilangan ketenangannya dengan apa yang kirito katakan,sebagai seorang yang benar-benar hidup di dekat kematian itu sendiri tidak bisa menerima seinci pun kata-kata kirito.

“TIDAK…mereka tak akan mati,selama semua orang hatinya terhubung dan saling mengerti!”

“a-apa…apaa kau ini…”

“selama ada harapan…dan perasaan kita Bersatu maka kita-“



Pukulan kuat dari evileye yang benar-benar sudah diperkuat dengan sihir mementalkan tubuh kirito ketembok sampai dia meretakan tembok itu. Dia mungkin masih memakai topeng tapi…di dalamnya dia benar-benar frustasi dengan pemikiran kirito. Kirito langsung terusungkur kembali ke lantai sementara evileye langsung terbang dan mendarat diatas kepala kirito.

“dengarkan aku…dunia ini diisi oleh mahkluk yang tidak bisa benar-benar mengerti. Cuma dengan satu hal kecil mereka akan saling membunuh ….camkan itu!”
Dia pun kembali mendekati pintu lalu membukanya.

“kau tahu… nanti malam kau sudah tidak dibtuhkan lagi.”dia menyelesaikan kata-katanya dan langsung pergi dengan membanting pintu.


Malamnya kirito tetap berkumpul Bersama yang lain di depan istana. Bersama semua pahlawan dan dia masih merasa sakit. Karena saat datang tadi dia juga di pukul oleh evileye karena datang terlambat. Dia sedang di berikan sihir penyembuh oleh arche yang juga ada disini.

“lihat,untuk kali ini sepertinya kakak tidak bisa menaklukan seorang wanita.”ujar leafa di depan  yang membungkuk ke wajah kirito yang masih menahan sakit di perutnya.

“apaan sih kamu ini…aduh…”

“jangan bergerak.”kata arche.

“makanya jangan terlalu suka mendepat wanita…tau aja sendiri akibatnya…fufu~”

“iya seorang lelaki juga pasti pernah terluka oleh seorang laki-laki.”gazef datang dari belakang.

“g-gazef-san…juga?”

“kau tahu kirito. Aku tahu sepertinya kau memang di dekati banyak sekali gadis…tapi,ada kalanya seorang yang berada diatas harus bisa jatuh.”nasehat gazef yang sedikit dibumbuhi ejekan.

“iya,kakakku ini…sejak sering bertemu dengan gadis. Sifat asal omongnya menjadi semakin parah. Mentang-mentang banyak yang mau mendengarkan ocehan kakak…tidak berarti yang sekarang mau loh.”

“ta-tapi…”

“iya,untuk seroang pejuang seperti kau seharusnya bisa lebih mengerti lagi.”

“iyap dan omong-omong…tuan gazef kan?”

“bukan,panggil saja gazef.”

“oh,iya maaf. Terimakasih sudah memperbolehkan kakakku mendengkur di rumah kamu.”

“oh iya.”

“iya memang tak enak tidur di dekatnya.”brain datang dari belakang dan bergabung dengan gazef yang diikuti oleh climb.

“iya,memang. Setiap hari juga aku harus memabangunkan dia dengan air.”

“eh…aku tidak sepa-“

“diam sebentar.”

“ooohhh~jelas saja.”

“ditambah kalau bukan karena kami dia pasti sudah jatuh entah kemana.”sinon juga datang dan menambah orang yang terus me-roasting kirito.

“ayolah…hentikan…”


“kenapa~ini enggak seperti biasanya bisa melihatmu di pukuli oleh seorang wanita,loh.”

“ta-tapi…”


“papa hari ini agak payah.”

“yu-yui…”dia melihat yui yang datang di belakang leafa.

“i-iya…maaf tapi…aku Cuma tidak bisa menerima kata-kata dia.” Menunduk kebawah dengan eksperesi sedih.

“kau tahu…memang benar apa yang di katakana Evileye. Kau seharusnya tidak bertindak seperti itu…karena  memang itu adalah hal yang sudah wajar.”

Kirito pun beripikir sejenak,dan mengingat semua lawan yang dia lawan…dia menganggap semua musuh yang terlihat begitu jahat baginya itu penuh dengan kegelapan dan atau,itu dirinya sendiri yang di penuhi kegelapan?


“tapi,tak apa…kau tahu. Terkadang merasa kasihan terhadap musuh juga di perlukan. Di dalam perang aku sering sekali melawan orang yang berkata…maaf,kepada orang yang dia cintai. Jadi aku berpikir…satu-satunya cara untuk memberikan kematian mereka tidak sia-sia adalah untuk memberikan kematian yang terhormat. Jadi akupun,lebih sering menebas pedang untuk membunuh…bukan untuk menjadi monster tetapi…untuk memberi kehormatan.” Nasehat dari Gazef.

Saat mereka sedang berbincang-bincang Lakyus mendatangi mereka untuk bersiap dalam misi kali ini.

“Semuanya, sekarang bersiaplah untuk melakukan misi. Para worker juga diharapkan bisa segera bersiap diri.”

“iya-iya.” Jawab Brain yang berjalan diikuti oleh Climb.

“Semoga nanti kau bisa menemukan tujuanmu Kirito, sampai jumpa lagi.” Gazef kembali untuk mengatur pasukanya secara langsung.

Lakyus memegang kedua pinggang nya dan melihat kearah Kirito.

“Heaaa~ maaf ya, dia melakukan ini kepadamu.”

“tak apa…”

“Ayolah jangan begitu, aku tahu kau sebenarnya apa yang dia pikirkan. Dia itu sedah hidup lebih lama dari kami. Bahkan sejak dulu aku merasa dialah yang seharusnya jadi pemimpin bukan aku. Kau tahu Kirito…dia memang adalah wanita yang pedas di lembut tapi manis dihati. Tapi, untuk kali ini berbeda, dia benar-benar pedas… dia benar-benar benci denganmu. Sampai sekarang aku tidak pernah melihat seberapa dia benci dengan seseorang selain dirimu. Jadi selain permintaan maaf dan agar takada hal yang terulang lagi… tolong agak jauhi dia, ya.”

“Baik.”


,,,,,,,,,,,,,,,,,,,


Beberapa hari yang lalu….dia ruang kantor nazarick…


“Paduka, kenapa anda tidak menghapus ingatan mereka! Ini sudah sehari setelah kejadian itu!”

“Kakak…aku mohon, turunkan ucapan kakak.”

“Tak apa Albedo, hmmm… sebenarnya kerjamu bagus itu saja. Kau baru saja membuat dia lepas kendali akan kekuatan iblisnya dan berhasil menumbangkan malaikat itu.”

“Jadi saya… “ pancaran harapan terlihat dari wajahnya yang akan segera bertemu dengan kawan-kawannya.

“Tapi…ini masih belum berakhir.”

“Apa maksud anda?” nada bicaranya berubah menjadi khawatir.

“Ada orang lain yang baru saja mengajukan diri.”


“Si-siapa…” dia menatap kearah adiknya.

“Maaf kak, tapi bukan aku… “

Dia menunduk kebawah dan terlihat kegelapan suram memenuhi wajah ilusinya.

“Ini adalah sebuah eksperimen…dan orang yang biasanya bereksperimen… “ dia menahan amarah, mencengkram rasa tak enaknya karena dia tahu yang melakukan hal itu adalah…

“Pria itu…”

“Aku harap kau bisa mengerti, aku tidak ingin kau seperti sebas yang harus berendam di lahar lantai 7 mengerti? Aku tidak ingin banyak kalian yang terlukan karena hukuman.”


“…..”

“Baik sepertinya cukup begini saja, aku ada misi sebagai petualang. Tapi, jika kau ingin kepastian datang lah ke dia.” Ainz berteleport meninggalkan dua saudari.

Nigredo langsung berjalan ke pintu dan saat ingin membuka pintu permohonan keluar dari adiknya.

“Kakak…kumohon…dengarkan beliau. Aku tak ingin kakak menderita sama seperti Sebas. Selain beliau kakaklah orang terpenting di hidupku.” Albedo menyipitkan mata karena sedih. Nigredo berbalik.

“Terimakasih…akan perhatianya, kepada kakakmu yang payah ini.”

“Kakak bukanlah-“

“Jangan katakana itu, aku benar-benar payah. Selalu mengurung diri dan membenci dunia luar. Lalu, yang terparah adalah kebencianku dengan rubedo. Kumohon, maafkan aku.”

“Kakak…”

“Aku tidak bisa begini, kalau tak ada dia jadi kakak akan tetap memperjaungkan dia… sampai jumpa.” Dia pun pergi membuat adiknya di penuhi perasaan khawatir.



,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Nigredo berjalan di tangga batu yang dimana di kelilingi tebing curam yang tersinari panas api yang melelehkan baja dan membakar udara. Terlihat banyak tangan yang mencoba memancam lalu jatuh dari tebing itu lagi dan lagi. Dia berjalan ke sebuah kuil yang dimana di jaka pintu masuknya oleh 2 dari 7 dosa mematikan.

“Maaf, kau tidak bisa masuk disini.” Salah satu dari mereka langsung mencegah dia.

“Aku Cuma ingin masuk dan bertemu dengan tuanmu.”

“Maaf ya, nona tapi kami tidak bisa membiarkanmu masuk.”

“Kubilang biarkan aku…MASUK.”
Dia menatap tajam dengan wajah tanpa kulitnya… bahkan dua iblis tingkat atas itu terasa terganggu dengan wajahnya tapi… ada panggilan dari tuan mereka yang membuat mereka harus membiarkan dia masuk.

“Baik silakan.”

Pintu dengan ukiran Bapometh pun terbuka dan terlihat sang penjaga lantai ke 7. Sedang membuat patung dari kepala demi-human.

“Saya tak menyangka, saudari dari pemimpin Guardian Floor mau keluar dari rumahnya. Apa kabar nigredo.” Sedang menyayat kulit demi-human untuk hiasan.

“Tuan Demiurge, katakan… kenapa-“

Demiurge yang masih focus dengan karya seninya menyela.

“Maaf menyela, alasanku adalah simple… dia iblis dan saya iblis. Karena paduka ingin informasi lebih lanjut maka sudah jelas. Alasanya cumalah interaksi antara dua spesies.”

“Saya mohon, jangan buat dia menderita.”

“Maaf, lagipula ada alasan lebih saya melakukan itu.” Demiurge berjalan melihat jendela dan terlihatlah pemandangan siksa neraka yang di penuhi oleh orang-orang korban kekejaman kuburan ini. “Apa anda, tahu… oh, tunggu. Anda malah lebih tahu dariku.”

“Soal apa?”

“Sesuatu yang enggak rasional. Sesuatu yang tak pernah saya pikirkan dan..*menyeringai…itulah yang saya cari.”

“Kau…”

Dia menatap Demiurge yang membelakanginya sambil melihat neraka miliknya.

“Tapi tenang kok… selama gehena lancar… mungkin si iblis kecil akan bisa terlihat kegunaanya… pasti, saya tahu itu.”

sword art online last game (sao x overlord fanfiction Indonesia) HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang