Chapter 19 : uninvited guest

190 8 2
                                    

Di malam yang dingin sampai menusuk tulang tapi dengan cahaya bintang yang memenuhi nya. Terlihat juga cahaya dari kumpulan rumah pohon dulu saat di ALO seharusnya ada banyak orang yang berjalan kesana-kemari untuk menyelesaikan quest ataupun untuk menikmati suasana saja...tapi, Cuma ada beberapa penjaga yang memakai obor yang berpatroli. semua tidak ingin keluar karena mereka diterapkan jam malam dimana tidak boleh ada yang keluar pada malam hari agar tidak terjadi segala hal yang tidak diinginkan. Hal itu membuat tempat ini seringkali terasa sepi pada malam hari,apa lagi saat di hari mengenang kematian pemimpin mereka. Selama satu hari hampir tidak ada satupun dari mereka yang berani keluar.

Didalam salah satu rumah pohon itu Sinon yang bersandar di pagar balkon sambil menatap langit penuh bintang dan berfikir “apa kita bisa keluar dari tempat dan penderitaan ini.” Sekarang kelompok sword fairy sudah diizinkan untuk membantu para cait sith melalui pendanaan dengan satu syarat, bahwa mereka tidak diizinkan untuk tinggal di sini walaupun begitu mereka untuk hari ini masih diizinkan untuk menginap sebentar disini. Kirito yang masih belum tidur melihatnya dari belakang. Kirito merasa khawatir dengan keadaan mental Sinon karena apakah dia akan terkena serangan dari trauma masa lalunya lagi?
“hei Sinon! masih belum ngantuk?”
“Kirito! Iya kamu juga” dia mendatangi Sinon dan bersandar di pagar balkon tetapi menghadap kebelakang.
“indah sekali ya?, Malam ini. Bintangnya begitu terang menyelimuti semua kegelapan dengan cahayanya.”
“jadi teringat saat kamu menyatukan semua hati dan jiwa penduduk underworld yang membuat semua doa mereka menjadi bintang yang menerangi malam saat kamu melawan subztilizer, lalu mengalahkannya dan memberikan harapan kepada Alice dan para penduduk underworld.”
“Ehh... benarkah aku lupa kamu kan tahu kalau sebagian ingatanku yang saat berada di underworld sudah dihapus.”
“benar juga ya. Ada satu hal lagi Leafa selalu membicarakan bahwa ingin membawa semua keluarganya untuk melihat bintang dan kunang-kunang ini bersama mu,yui dan ibumu bersama dan terbang bersama keluarganya.”
“.....” Leafa sangat merasa bersalah karena kirito memberikan tatapan kekesalan saat tahu Leafa gagal melindungi yui yang membuat kirito juga menyesal terhadap hal itu.
“Kamu harus memperbaiki hubunganmu dengan leafa, dia adalah gadis yang kuat bahkan saat aku pertama kali datang di dunia ini aku sering terkena trauma ku lagi dan lagi tapi dia sangat kuat dan sangat menyayangi keluarga nya.”
“A-aku.... seharusnya saat aku menanyakan kondisi Yui... seharusnya aku tidak memakai tatapan marah. Aku sendiri di rumah sering membuatnya kerepotan karena aku.... selalu bermain game VR dan hampir.... melupakannya.”
“Dan setelah ini kamu harus menemuinya dan menenangkannya seperti kamu menenangkanku saat di GGO.”
“Iya terimakasih Sinon.”

Saat mereka sedang berbicara sebentar kirito mencium bau yang asing melintas di dekatnya. Kirito yang awalnya santai tiba-tiba langsung berdiri dan langsung mencari dimana bau itu berasal.
“Kenapa kirito!?”
“Aku mencium sesuatu.” Dia langsung terbang untuk memperjelas arah dari bau tersebut dan dia menemukannya pemilik bau itu mengarah ke tempatnya Erisa.
“Sinon! cepat panggil penjaga ada penyusup yang mau pergi ke arah istana pohonnya Erisa-san.”
“Benarkah tapi aku tidak melihat apa pun *mengendus* oh iya, aku juga mencium bau itu baik kalau begitu kejar dia!”
“mohon bantuannya.”

Kirito (POV)
Aku mengejar objek  yang sudah pasti adalah penyusup. Bagaimana dia bisa memasuki tempat ini walaupun sudah ada lapisan sihir pelindung yang menyelimuti tempat ini, Sinon masih memanggil para penjaga jadi, aku harus mengejarnya sebelum ada suatu hal yang tidak diinginkan. Aku tidak tahu siapapun dia tapi aku akan menghentikannya sampai disini dan sepertinya dia berhenti karena terasa bahwa bau itu sudah tidak menjauh lagi.

“keluarkann wujudmu aku tahu kau ada disana! Kau tidak bisa membohongi hidungku!”
Terdengar suara seorang wanita yang tidak terdengar tua ataupun muda, cuma suara datar dari seorang wanita.

“Sepertinya aku seharusnya memakai sihir penyamar yang jauh lebih tinggi lagi tapi, sayangnya aku itu bukan seorang assassin.”
Dia menetralisir wujud nya dan terlihat seorang wanita yang pendek, memakai topeng dan jubah "aku diutus untuk menyampaikan pesan secara damai saja.”

sword art online last game (sao x overlord fanfiction Indonesia) HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang