chapter 57 : battle of honor

66 7 1
                                    

"EAAAA!!"

Tebasan dan tebasan terus diberikan. Kirito terus memberikan serangan bertubi tapi dengan mudah di tebas oleh goru. Dengan pedang besar dia menebas dengan satu tangannya. Satu tebasan membuat vertikal kirito harus menahan dengan kedua pedangnya.

"ku-kuat...nya..."

Dia menahanya tapi membuat kakinya terbenam di tanah.

"cih.." dia memaksa dirinya untuk melompat ke kiri dengan menepis serangan yang bisa memecahkan kepala naga berusia 100 tahun. Kirito merasa kram yang luar biasa di tangannya dan agak mencoba mengoyangkan tanganya untuk membuat tanganya agar siap untuk bertarung lagi. Raungan dari sang goblin membuat semua penonton bersorak kegirangan.

"abisi dia!!"

Sang goblin langsung melompat keudara dan berputar dua kali langsung mengahantamkan tebasanya ke kirito yang langsung melompat kebelakang. Dengan hantaman luar biasa yang langsung meretakan seluruh lantai arena yang terbuat dari batu. Jika seandainya tempat mereka adalah lantai setebal 1,5meter pasti akan runtuh kebawah. Kirito langsung menjejakan kakinya ketanah dan melesat kearah goru dengan pedang yang sudah bersinar merah dan mengarah ke wajah yang telah ditutupi oleh topeng.

"kena!...?"

Tapi...goru berhasil menahanya dengan pedang masih menyentuh di tanah. Dia menahannya dengan tangan kirinya yang sudah dilapisi oleh adamantium di lengannya. Percikan api keluar di saat dengan cepat dia menepis serangan kirito dan mengembalikanya dengan pukulan diperut. Kirito hampir terpental kearah petarung lain yang Cuma bisa melihat di pingir. Dia tak ingin mengenai para petarung lain itu,karena itu dia mengurangi efek pentalan itu dengan menancapkan kedua pedangnya. Saat dia mengangkat kepalanya dia melihat sang raja goblin memberikan tantangan untuk maju dengan tanganya.

"jadi...begitu ya? Baik akan kulayani dirimu dan akan kubuat kau menyesal karenanya!!" dengan wajah penuh percaya diri dia langsung melesat kearah goru dan kembali menimbulkan kontak senjata dengan penuh percikan api dari senjata mereka.

,,,,,,,,,,,,,,,,

Sementara itu...

alice dan eugeo baru saja menaklukan semua pintu keluar dari arena.

"dengan ini,sepertinya sudah cukup." Eugeo membekukan semua pintu rahasia yang berada di gang kumuh yang lumayan sempit.

"ini sudah semuanya,ya?"tanya alice.

"yap,sudah!"

"kalau begitu waktunya memberitahu evileye. Tunggu..."

"ada apa alice?"

"aku lupa cara mengunakan sihir untuk bicara jarak jauh."

"cukup taruh sebangian jarimu di telinga ucapkan mantra [massage] lalu fokuskan ke siapa yang harus menerima."

"emm..iya. [massage]"

"nona evileye...ini anda,kan?"

"iya,apa?" tanya evileye yang terdengar di kepala alice.

"kami sudah menutup semua pintu masuk. Jadi pasukan kerajaan akan bisa mudah menangkap

Dengan menunggu mereka di satu pintu yaitu pintu yang berada di luar kerajaan...lebih tepatnya di padang rumput dekat tembok ibu kota."

"sip,bagus...lalu ada ingin kutanyakan. Apa teman kalian kirito selalu seperti itu?"

"iya...maksud anda?"

"kau tahu,dia sama sekali hampir tak melukai musuhnya yang adalah manusia. Apa dia selalu melakukan itu?"

"iya,dia adalah teman sekampung halaman kami. Dia selalu melakukan itu karena dia ingin melindungi semua ingatan dan impian berharga yang di miliki jiwa manusia. Dia adalah pahlawan...yang telah menyelamatkan negara kami dari ancaman iblis yang tak berjiwa."

sword art online last game (sao x overlord fanfiction Indonesia) HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang