Chapter 30 : the little past

84 4 0
                                    




Erisa (POV)
Apa mereka tidak akan apa-apa? Sementara kami sedang menuju tempat dimana kami mungkin bisa hidup tenang disana yaitu di mana para demi-human bisa hidup tenang....kurang lebih itu yang dikatakan evileye. Tapi sebelum itu kami di haruskan menunggu di sebuah pedalaman hutan tob dimana kami berada di jauhnya pertempuran,kami sedang beristirahat mengisi tenaga kami. Kami semua sedang dalam keadaan kelelahan terlihat. Kami mencoba memakan ramsum pebekalan kami. Kami cuma bisa duduk dengan menyandarkan badan kami ke pohon dan batu yang dipenuhi oleh lumut. Aku Cuma bisa menadahkan pahaku untuk menjadi bantalan eruka untuk tidur. Beberapa dari kami memakai wajah putus asa...tatapan kosong tanpa tahu,apa yang akan mereka hadapi dan juga karena trauma masa lalu dengan dunia luar. Aku melihat kearah sora peliharaanku tersayang. Dia tertidur pulas disampingku walaupun dia itu terlihat selayaknya monster....tapi begitu manis sama seperti dia.


Aku ingat saat pertama kali bertemunya.....seorang yang merasa...adalah monster tapi,memiliki wajah tidur seimut malaikat.


Aku sebenarnya Cuma gadis yang akan lulus SMA saat pertama kali bertemu denganya. Saat itu hujan sangatlah deras...jatuhnya seperti bukan ditarik oleh gravitasi tapi,ditarik oleh keinginan tetesan hujan itu sendiri. Aku yang adalah seorang gadis SMA yang sedang berteduh di sebuah toko kelontong yang sudah di tutup karena sepi pengunjung dan aku menunggu hujan reda. Nama asliku adalah eriko memang tidak terlalu jauh dari nama avatar gameku sih. Aku berdiri sambil mendengarkan lagu di headphone-ku dan diapun lewat di dengan janket yang di basahi air hujan dia berlari tepat di depanku dengan kaki yang terus berlari mencipratkan air dengan mimik wajah seperti sedang di kejar seseorang walaupun aku tidak melihat siapa-siapa yang mengejarnya.



Suadah 5 menit aku menunggu......hujan pun reda.

Kondisi sekitar dipenuhi kubangan air yang memantulkan bayangan lagit dan sekitarnya. Aku pun berjalan meninggalkan tempat toko kelontong itu dengan mendengarkan lagu jazz lembut kesukaanku. Aku berjalan dan...aku melihatnya dijembatan dia terkapar dengan luka di kepalanya

“kamu tidak apa-apa!?” aku mendatanginya dan itulah saat kisah kami di mulai.

Aku memeriksa badanya...dia masih hangat dan denyut nadinya...masih ada. Aku saat itu benar-benar binggung harus melakukan apa. Aku bukan tipe orang yang langsung menolong seseorang tanpa berpikir apapun tetapi...dia benar-benar harus ku tolong. Aku mencoba membawanya kerumah mungkin seharusnya aku membawa nya ke rumah sakit tetapi, aku saat itu sedang salam kondisi seret keuangan,jadi akan lebih murah jika aku merawatnya sendiri. Lukanya mungkin terkesan agak parah tapi aku dulu pernah mengalami luka seperti ini saat tanpa sengaja terpeleset di rumah yang lalu melihat ibuku merawatku dan aku masih ingat bagaimana cara dia merawatnya. Akupun membopongnya dia saat itu lumayan berat karena sepertinya tubuhnya lumayan berotot walaupun dengan tubuh yang kecil. Untung saja saat itu keadaan sekitar lumayan sepi kalau tidak mungkin aku sudah mati malu karena di kira baru saja mabuk-mabukan dengan dia.

“aku pulang”

Iya~itu juga kalau ada yang menjawab itu...aku Cuma hidup sendiri....orang tua ku mati karena kebakaran rumah saat aku masih smp yang membuatku harus hidup sebatang kara di apartement  murah dengan uang dari kerja part-time yang kulakukan setiap pulang sekolah. Aku menidurkan dia di lantai aku mengambil kotak p3k aku menutupi luka di kepalanya dengan perban....ya ampun sebenarnya apa yang kulakukan aku seharusnya tidak melakukan ini,seharusnya aku hidaup sendiri saja dan...mengakhiri hidupku disini dengan tanganku sendiri.

Sebagai gadis yang tinggal sebatang kara seharusnya tidak menolong seorang laki-laki yang sudah jelas terlihat seperti berandalan dan merawatnya di rumah..”ini aneh” itulah yang aku pikirkan pada saat itu.

Membalut dan terus membalut perban yang entah kenapa trasa aneh bagiku. Aku yang terus hidup seorang diri...untuk diri sendiri benar-benar menolong orang lain. Aku berpikir harus menelpon polisi setelah dia sadar agar dia bisa pulang dan agar mungkin dia tidak akan melakukan hal-hal aneh kepadaku. Aku mengaganti baju basahnya dengan sisa baju semeninggalnya ayahku...semakin kursakan kepalaku terus menerus mengeluarkan pertanyaan  “kenapa aku menolongnya....apa untungnya bagiku?”.

Saat itu aku ingin pergi mengembalikan kotak p3k dan ingin segera memanggil polisi agar dia bisa pulang. tapi... sebelum aku berhasil mengangkat telepon rumah aku mendengar suara.

“kau....ingin memanggil polisikan?”

“iya...sepertinya dari kata-katamu aku harus segera memanggil mereka sekarang.”
“aku tidak ingin itu....karena aku telah melakukan dosa yang pasti membunuhku yang membuatku sudah pasti tidak berguna lagi di dunia ini.”

“kalau begitu...kenapa kau...tidak mati saja daripada bertahan hidup sebagai penjahat” karena aku juga saat itu menginginkan itu untuk berhenti hidup di dunia ini.

“karena....yang sejak awal kita memang diberikan hidupkan? Terus kenapa kita membuangnya? Kita hidup karena memiki tujuan yaitu satu untuk bisa hidup dengan orang lain.”

“orang lain?! Kau bahkan hidup sendiri....aku bahkan hidup sendri dan apa kita memang hidup dengan orang lain?! Dan apa gunanya hidup jika kau sudah tidak bersama orang lain....serta dijalan yang slah

“aku tidak bilang setiap saat....tetapi pasti akan dan emangnya harus dengan cara yang benar unatuk mencapai itu....selama ada jalan aku tidak akan menyerah sampai aku beremu orang lain di dunia yang luas ini.” dia mencoba untuk berdiri. Saat itu aku tidak menyangka akan mendengar perkataan seperti itu dari orang yang sudah terlihat seharusnya putus asa tetapi masih berjuang tanpa takut benar atau salah hidupnya. Aku pun membiarkan dia untuk tinggal selama dia masih mau bekerja dan akupun hidup bersama orang yang terkadang menyerah dengan suatu cara tetapi tidak pernah menyerah dengan hidup.

Gail atau nama aslinya yoshiro...aku tidak ingin mengatakan bahwa kami dulunya memang hidup bersama di dunia nyata karena aku takut dia mungkin tahu kalau gail adalah.....

Mantan...

Laughing coffin......

“walaupun begitu....entah kenapa aku selalu bahagia bersamanya....orang yang berisiknya ngalahin kaiju....itu” 

(kaiju adalah julukan monster dari serial tokukatsu dari jepang seperti ultraman,kamen rider dll)

Tunggu aku merasakan ada yang aneh....aku mencoba mengelus-ngelus eruka yang seharusnya tertidur pulas di pangkuanku tapi...sebenarnya apa ini.

‘’’’’’’’’’’’’’’’’

Sebagai seorang ibu yang tentu saja langsung khawatir dengan hilangnya anak semata wayangnya dia langsung menanyai semua orang dan semua orang yang dia tanyai juga sudah banyak terlelap di mimpinya dan keputus asaan nya lalu mengacuhkan perginya gadis kecil itu. Dengan bingung erisa terus mencari petunjuk. Dia mencoba mencari jejak nya di tanah...erisa tidak memeiliki kekuatan penciuman yang sehebat dengan yang lain. Walaupun begitu akhirnya dia bisa menemukan jejak kaki kecil dari putrinya yang menipakan di rumput menuju kearah hutan.dia pergi dengan menunggangi sora hydranya bersama beberapa pengawal yang seharusnya menjaga tetapi malah ketiduran.
Dia menerobos ke ranting-ranting,semak-semak sampai ada beberapa daun yang menyangkut di rambutnya sampai akhirnya dia menemui pemandangan yang asing di dunia ini tetapi tidak asing di dunianya.

“i-ini....hutan...sakura....”

Memang aneh...benar-benar aneh. Di hutan ini seharusnya tidak ada pohon sakura karena dia sudah pernah lewat tempat ini yang seharusnya adalah luar hutan yang menuju padang rumput.
Bunga pink itu terus berjatuhan perlhan,perlahan dan terus perlhan sampai membentuk gudukan bunga. Pemandangan itu yang memenuhi pengelihatan erika yang menunggangi sora sampai akhirnya dia melihat seorang sosok anak kecil yang berlarian kesana kemari.

“eruka!” dia turun dari tubuh sora dan berlari kearah eruka yang berjarak agak jauh yang ternyata berbalik dan melambaikan tangan kearahnya.

“oh....mama! mama juga kesini lihat ini ada banyak bunga yang berwarna merah muda sama seperti kata papa,loh” dengan polos dia berkata begitu tanpa menyadari keluar dari tanah akar denagn bentuk kerucut keluar selayaknya bor. Akar itu terbuka dan terlihat seorang dark elf kecil disana.

“e-e...anu...”

“wah..kamu siapa? Kamu mau bermain bersamaku ya?”

“k-ka-kamu....anaknya gail?”

“oh~iya. Tentu saja aku adalah putri kesanyangan papa. Asal kamu tahu aku tahu bunga yang namanya.....hmmm...ahha~ sakura dari papa,lo~”
Dari kejauhan erisa sudah merasakan tekanan kekuatan yang terasa oleh insting demi-human nya yang terus mendetakan jantungnya,mengeluarkan keringat dari tangannya dan terus membuat dia bernafas terengah-engah. “dark elf itu...benar-benar bahaya.”

Dia mencoba kembali menaiki sora dan melajukan dengan cepar tapi...semua itu sudah terlambat eruka sudah di buat pingsan oleh dark elf itu yang langsung memasukannya ke sangkar yang terbuat dari akar...tidak hanya itu tiba-tiba muncul akar dari tanah yang melilit sora lalu meremas pengawalnya menjadi jus dan menarik erika dan melemparkan ke sangkar.

“se-se-sekarang...emmm..anu~ ayo pergi.”




sword art online last game (sao x overlord fanfiction Indonesia) HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang