Chapter 41 : the butler

112 5 0
                                    

Di sebuah ruangan yang begitu mewah,keramik hitam menghiasi seluruh tembok yang disinari cahaya dari lampu dinding dengan ornamen bernilai tinggi.

"jadi ini serikat para penyihir?" kata kirito sambil melihat sekitar yang terlihat banyak buku yang berada di di dalam rak buku yang tersusun rapi. Ada banyak orang yang membawa buku tapi,bukan dengan tangan ataupun gerobak melainkan dengan sihir [floating board] sambil dia menata buku sesuai abjad. Mereka berjalan menuju kearah tempat pembelian gulungan sihir dimana seperti biasa selalu ada yang dengan suara bisik-bisik membicarakan mereka semua. Setelah sampai di tempat pembelian mereka di berikan senyuman hangat oleh petugas dengan baju selayaknya penyihir.

"selamat datang nona dan tuan-tuan sekalian di serikat sihir ibu kota ada yang bisa saya bantu?"

"tolong tunujukan daftar dari gulungan sihir saya ingin membeli satu."

"baik,atas nama?"

"alice...alice syn...maaf saya larat. Alice...alice zuberg."

"baik,nona alice." Dia mengelurkan daftar semua gulungan sihir dan dibuka lalu dibaca oleh alice.

"bisa jelaskan dengan sihir yang bernama [fireball] ini?"

"baik,nona alice. Sihir ini adalah sihir tingkat 3 sihir ini adalah sihir yang digunakan untuk bertarung Cuma ahli shir berpengalaman yang bisa melakukan ini. sihir ini memiliki kekuatan untuk mengeluarkan bola api yang akan menerjang ketarget dan memberikan ledakan yang menghancurkannya."

"berapa harga satu gulungan sihir ini?"

"harganya 5 keping emas." Dia mengulurkan koin emas dari kantongnya dan memberikan ke petugas itu.

"terima kasih nona alice dan semoga gulungan ini akan membantu."

"iya,sama-sama."

Setelah mendapatkan gulungan sihir tersebut mereka bertiga langsung keluar dengan gulungan ditangan alice mereka menuruni tangga batu dan berjalan kembali dengan melewati suatu lorong. Kirito agak bingung kenapa alice bisa membaca buku itu yang bahkan dia sendiri tidak bisa membacanya.

"alice?"

"iya?"

"kenapa kamu bisa membaca buku itu bahkan aku dan eugeo tidak bisa membacanya?"

"kekaisara axiom sudah berdiri sekitar 10 tahun kami sudah berhubungan dengan banyak negara. Kami juga berlajar semua dari mereka. Cara berdagang,bahasa,budaya dan sumber daya kami belajar lalu berbagi dengan mereka."

"sepertinya rumah kita sudah begitu berkembang,ya. Aku sangat senang setelah kematian administrator dan berdamainya denga dark teritory telah membuat banyak perubahan bagi kita. Iyakan,kirito?"

"iya, semoga tidak kejadian yang mengerikan dulu terjadi kembali dan akhirnya kita semua bisa hidup bahagia selamnya."

"aku harap kita bisa kayak dulu lagi,ya!" kata eugeo sambil melihat langit.

"menebang pohon lagi dan lagi, memang membosankan tapi aku sangat rindu itu."

"tunggu!" dia menahan jalan kedua sahabatnya dan dia mengendus udara yang langsung mendapatkan bau yang menusuk hidungnya dengan keras

"ada apa?"

"ada bau busuk dari belokan gang disana." Katanya sambil menunjuk arah bau itu.

"sepertinya ada masalah, ayo kita kesana." Eugeo dan alice langsung mengangguk lalu bersama dengan kirito mereka berlari kearah bau tersebut. Saat mereka sampai terlihat ada sebuah karung.

"ini apa kirito?" alice mendekati karung itu dengan wajah heran.

"ti-tidak mungkin, itu....manusia."

sword art online last game (sao x overlord fanfiction Indonesia) HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang