No Regrets |9

37.4K 3.3K 102
                                    

Pagi ini ketika jam sudah menunjukan pukul tujuh dan Naya sudah terbangun dengan keadaan yang sudah mandi, terlihat sudah sangat segar. Tidak mungkin kan dia bangun siang dengan keadaan belum mandi pula, sedikit pencitraan lah. Tadi pukul enam Arsa sudah mengantarkan Papanya ke bandara, Naya tidak ikut karena pasti dadanya akan terasa sesak nantinya. Jadi dia memilih untuk menjaga perasaannya saja.

Naya langsung tersenyum ketika melihat Bunda yang sedang berada di halaman samping, sedang berjemur ditemani dengan bibi. Naya menghampiri Bunda yang langsung mendapatkan senyuman dari bunda.

"Pagi Bunda," sapa Naya begitu berada di hadapan bunda.

"Eh sayang, udah cantik aja." Naya hanya tersenyum malu-malu.

"Arsa mana Bun?"

"Kalo gak salah tadi lagi cuci mobil." Naya hanya mengangguk paham dan ketika bunda meraih pergelangan tangannya menyuruh untuk mendekat Naya menuruti kemauan Bundanya.

"Lusa pindah ke apartemen ya? Apartemennya dekat kampus kok, dulu Arsa pake tapi semenjak tahu bunda sakit dia jadi enggak urus apartemen itu." Jelas bunda membuat Naya menautkan kedua alisnya.

Naya masih menatap bingung wanita dihadapannya, "Bukannya kita bakal tinggal di sini aja kan?"

Bunda menyunggingkan senyum kemudian menggeleng tanda tidak setuju, "Enggak, jangan khawatir sama bunda. Di sini ada ayah sama ada bibi yang bakal rawat bunda. Kalian jangan terlalu mikirin bunda, fokus sama rumah tangga kalian oke? Bunda gak mau jadi beban untuk kalian."

"Kok Bunda ngomongnya gitu?"

Bunda hanya tersenyum lalu mengelus pipinya. "Ya sayang?"

Naya bergeming ditempatnya, "Ya Naya ikut Arsa aja Bun," tutur Naya.

Bunda menatap dalam Naya kemudian tersenyum, "Dan jangan jadikan alasan bunda untuk mempertahankan pernikahan kalian. Kalau bunda udah gak ada, jangan sampai pernikahan kalian juga ikut hancur."

"Bunda ngomong apa sih? Bunda pasti sembuh oke? Sembuh titik gak mau tau pokoknya!" Keukeuh Naya.

Ia berdiri dari posisi jongkoknya, kemudian meminta izin untuk menemui Arsa yang langsung bunda angguki. Seperti yang telah bundanya katakan ia akan langsung menemui Arsa yang berada di halaman depan. Dan karena dia ceroboh jempolnya tidak sengaja tersandung pada ujung pintu membuat Naya langsung meringis dan memegangi jempol kakinya.

Arsa yang saat itu sedang mengelap badan mobil dengan kanebo seketika itu langsung menatap ke arahnya. Dan tawa pun langsung keluar dari bibirnya.

"Kenapa lo ketawa?" sewot Naya tidak terima.

"Kenapa, gak boleh?"

Naya menggelang tegas, "Enggak! Apalagi kalo ketawain gue, haram hukumnya!"

"Dih songong." Arsa kembali melanjutkan kegiatannya sementara Naya sudah menatapnya dongkol.

Tak lama dari itu pintu gerbang rumah terbuka menampakkan Tsanaya setelahnya. Tsanaya tersenyum gaje membuat Naya mengerutkan keningnya bingung.

"Kenapa lo, sinting?" Tanya Naya membuat Arsa menoleh dari tatapannya saja Naya sudah tahu jika Arsa menegurnya.

"Yang sopan kalo sama yang lebih tua," ucapnya kemudian.

No RegretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang