Arsa baru saja keluar dari kamarnya berjalan menuju dapur kemudian mengambil satu botol air mineral dingin dari dalam kulkas. Pagi tadi Arsa dan Naya sudah berpindah ke apartemen, dan dari pagi itu pula mereka disibukan dengan membereskan barang-barang mereka sendiri.
Dan Arsa benar-benar belum melihat Naya sedari siang entah apa yang sedang perempuan itu lakukan di dalam kamarnya, Arsa tidak berniat peduli. Arsa merogoh ponsel dari saku celananya kemudian menempelkan benda pipih tersebut pada telinganya.
"Halo bi, Bunda gimana?" tanya Arsa begitu tersambung seraya duduk di kursi bar.
"Alhamdulillah nyonya baik-baik aja mas, cuman rambut nyonya teh rontoknya banyak ya?"
Kepala Arsa menengadah ke atas dengan mata yang terpejam, "Iya bi. Sekali lagi kalo ada apa-apa langsung hubungin saya ya."
"Iya mas."
Arsa termenung sesaat dengan tangan yang mengusap wajahnya kasar. Lalu lamunannya terhenti ketika ia mendapati sosok Naya yang baru saja keluar dari kamar sembari meregangkan tubuhnya.
"Akhirnya selesai juga beresin kamar gue," ucap Naya seraya mengambil minum dan langsung menenggaknya.
"Punya lo udah beres Sa kamarnya?" tanya Naya ikut duduk di sebelah Arsa.
"Dari tadi."
Selepas itu Arsa dan Naya memilih untuk saling diam, tidak berniat mengobrol apapun karena mereka rasa tidak ada hal yang perlu diobrolkan. Dan keheningan itu seketika di rusak oleh bunyi keruyukan yang berasal dari perut Naya.
Arsa seketika langsung menoleh dan menemukan Naya yang sedang menyengir lebar ke arahnya, "Laper..." gumam Naya.
Astaga, Arsa lupa memberi makan anak orang. Ia langsung mengambil kembali ponselnya.
"Mau makan apa? Delivery aja." Ujar Arsa.
"Gak tau. Terserah lo deh yang penting bikin perut kenyang."
Kepala Arsa menunduk menggulir layar ponselnya untuk menemukan makanan yang cocok untuk mereka saat ini.
"Mau yang berkuah atau enggak?" tanya Arsa kembali.
Naya terdiam, "Ayam saus tiram kayaknya enak deh." Jawab Naya kemudian.
"Oke gue pesen itu."
"Eh tapi kalo lo mau yang berkuah gue ngikut aja."
Arsa menyimpan kembali ponselnya, "Udah gue pesenin yang lo mau."
Naya hanya mengangguk paham kemudian ia minum kembali air karena ternyata rasa laparnya sudah tidak bisa ia tahan lagi. Maklum saja, ia makan saat di rumah bunda pagi tadi setelah itu belum ada makanan apapun yang masuk kembali pada perutnya. Karena belum ada makanan apapun di apartemen selain air mineral.
"Minum terus nanti kembung perut lo lama-lama." Tutur Arsa begitu melihat Naya yang sudah minum cukup banyak.
"Gue Laper Sa, sumpah gak boong."
Arsa mengecek kembali ponselnya, lalu ia berdiri. "Gue ke lobby dulu."
"Kenapa gak di suruh langsung anterin ke sini aja?"

KAMU SEDANG MEMBACA
No Regrets
Teen FictionSEBAGIAN PART DI PRIVAT FOLLOW SEBELUM MEMBACA "Keadaan yang memaksa dan kita tamat karenanya." Start : 19/02/22 End : 11/04/23