No Regrets |12

35.8K 3.2K 110
                                    

Pagi-pagi sekali Arsa dan Naya sudah berada di kediaman Bunda. Hari ini adalah jadwal check-up membuat Arsa sudah berada di rumah bunda dan Naya memaksa ikut karena dia janji dengan Leon jam sepuluh pagi nanti, masih ada waktu dan dia memutuskan untuk ikut dengan Arsa.

Dan saat ini semuanya sudah berada di ruang makan.

Naya dibuat takjub oleh bagaimana Arsa memperlakukan Bundanya. Serius. Dari bagaimana dia memelankan nada suaranya ketika berbicara dengan Bunda, dari bagaimana pandangan laki-laki itu yang terus menatap Bunda ketika bundanya sedang mengajaknya berbicara, dan ketika lelaki itu memilih untuk menyimpan ponselnya hanya untuk bisa menatap Bundanya lebih lama.

"Pernikahan kalian gimana?" tanya bunda saat semuanya sedang berada di meja makan.

Naya langsung mengerjap, ia tatap Arsa bermaksud untuk meminta bantuan tapi ternyata lelaki itu masih fokus dengan makanannya. Berkahir dengan Naya yang menginjak pelan kaki Arsa membuatnya langsung menatap ke arah Naya dengan tatapan penuh tanya.

"Iya kenapa Bunda?" tanya Arsa pelan.

"Pernikahan kalian, gimana?"

"Alhamdulillah bunda," jawab Arsa kemudian.

Alhamdulillah gak ada kemajuan, lanjut Naya dalam hati.

Wajah Bunda seketika berbinar membuat Arsa yang melihatnya seketika melengkungkan senyumnya.

"Syukurlah kalau baik-baik saja, bunda senang dengernya."

Naya hanya mengangguk kembali fokus pada makanannya.

"Kuliah gimana Sa?" Kini giliran Ayah yang bertanya.

Arsa mengangkat kepalanya menatap Ayah sebelum akhirnya tersenyum tipis, "Minggu depan baru masuk lagi Yah."

Setelah itu kembali hening semuanya fokus pada kegiatannya masing-masing. Begitu selesai, Naya langsung berjalan menghampiri Bunda kemudian menggenggam tangan bunda.

"Bunda maaf aku gak bisa antar bunda buat check-up sekarang. Aku udah ada janji sama temen," ucap Naya dengan nada yang penuh sesal.

Bunda tersenyum mengusap lembut rambut Naya, "Gak apa-apa sayang."

"Nanti buat check-up selanjutnya aku yang antar deh bun."

Bunda tersenyum lebar, "Iya bunda juga pengen di antar sama kamu paling enggak sekali deh."

"Iya nanti Naya antar ya."

Lalu sosok Arsa datang sudah siap untuk pergi ke rumah sakit. Naya berdiri membantu Bunda untuk berjalan menuju mobil.

"Kamu kapan berangkat sama temennya?"

Naya melirik jam yang melingkar dipergelangan tangannya, "Sebentar lagi kok bunda, nanti aku nunggu sekalian mau lihat kak Tsana."

"Ya udah kalo gitu bunda berangkat dulu." Pamit bunda yang langsung mendapatkan anggukan dari Naya.

"Ayah berangkat ya, kamu hati-hati."

"Iya, Yah." Naya menyalami punggung tangan ayah.

Dan terakhir Arsa, lelaki itu menghampiri Naya berdiri di hadapannya. "Gue berangkat, kalo ada apa-apa langsung telpon."

No RegretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang