HALOOO GUYS
HAPPY READING YAA 💗
***
Kepalanya masih dirasa pusing hingga kini, pusingnya sedari tadi tak kunjung mereda, rasa perih kembali terasa pada perutnya kerena memang belum ada makanan yang Naya konsumsi sedari pagi. Bukannya ia tidak merasa lapar, hanya saja ia tidak berselera dan perutnya selalu menolak apa yang ia makan. Naya benar-benar dibuat frustasi oleh hal ini.
Dia masih mengamati keadaan dengan diam, mengamati satu persatu orang yang kini sedang berlalu lalang di hadapannya sebelum akhirnya sebuah suara perempuan yang memanggil namanya menarik ia dari lamunanya.
"Nyonya Kanaya Zevania?!" seru perempuan yang kini tengah mengenakan pakaian putih tersebut.
Naya berdiri, terdiam beberapa saat ketika merasakan pening pada kepalanya. Setelah dirasa sudah mereda ia segera berjalan memasuki ruangan tersebut.
"Hai, Nay. Long time no see. Ya ampun ketemu-ketemu kamu udah mau jadi ibu aja. Congrats ya," sapa dokter perempuan itu begitu dia baru saja memasuki ruangan dan ia langsung memeluk Naya dengan singkat.
Dokter perempuan itu bernama Agatha, yang kebetulan merupakan teman dari kakaknya. Naya sengaja meminta kontaknya pada Tsanaya dan kemarin malam ia menghubunginya hingga akhirnya mereka membuat janji untuk bertemu di rumah sakit dimana teman kakaknya itu praktik.
Sebelumnya memang mereka sudah pernah bertemu beberapa kali dan Naya sudah mengenal Agatha, jadi membuat Naya tidak terlalu canggung dengan wanita yang memiliki paras yang cantik ini.
"Hai, kak. Gimana kabarnya?" Naya balik menyapanya.
"Baik. Kamu sendirian aja?" tanyanya setengah tak percaya.
Naya terdiam beberapa saat sebelum akhirnya mengangguk pelan. "Iya, Arsa lagi sibuk."
"Emang para suami tuh suka gitu ya kalau udah menyangkut pekerjaan. Lupa waktu, lupa punya istri."
Naya hanya menimpali dengan kekehan pelan. Kini ia duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan dokter tersebut.
"Ini kali pertama?"
"Iya, kak."
"Belum tahu usia kandungannya berapa berarti ya?"
Naya memberikan respons dengan gelengan kepala.
"Sebelumnya ada keluhan?" tanya dokter tersebut.
"Cuman sering mual aja sih kak, sama pusing."
Dokter tersebut mengangguk seraya tersenyum ramah. "Wajar kok aku dulu waktu hamil anak pertama parah banget hampir 24 jam mual muntah. Nanti kamu tebus aja ya vitamin, sama obat pereda mualnya di depan. Kalau gitu kita langsung aja ya, yuk kamu bisa langsung naik ke brangkar buat lihat babynya. Sus, tolong bantu ya."
Naya hanya menurut, dengan dadanya yang sudah berdebar tak karuan ia bergerak dengan hati-hati menaiki ranjang pasien dengan bantuan suster. Naya menghembuskan napasnya perlahan mencoba menenangkan dirinya sendiri.
"Deg-degan ya karena baru pertama kali?"
Naya mengangguk seraya tersenyum tipis."Iya, kak."
Dan Naya dibuat berjengit begitu merasakan sensasi rasa dingin pada permukaaan kulit perutnya begitu dokter tersebut mengoleskan gel pada perutnya.
"Kamu bisa lihat ke layar monitor itu. Usia kandungannya baru tujuh minggu," jelasnya dengan ramah dan juga dengan nada yang begitu antusias. "Kamu bisa lihat titik ini? Itu dia babynya, masih kecil ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
No Regrets
Teen FictionSEBAGIAN PART DI PRIVAT FOLLOW SEBELUM MEMBACA "Keadaan yang memaksa dan kita tamat karenanya." Start : 19/02/22 End : 11/04/23