No Regrets | 11

37.9K 3.2K 125
                                    

Arsa sedang bersantai di kamarnya sembari membaca buku karya dari Henry Manampiring yang berjudul filosofi teras. Baru saja dia akan berniat beralih pada halaman berikutnya tapi getaran pada ponselnya membuat Arsa mengurungkan niatnya. Ia meraih benda pipih tersebut dari atas nakas. Arsa menghela napas ketika mengetahui bahwa Raka yang menelponnya.

"Apaan?"

"Heh lu kemana aja ya Arsa? Mentang-mentang kafe sepi terus lu gak dateng ke kafe."

Suara Raka yang memekakkan telinga benar-benar merusak indera pendengarannya.

Tangan Arsa sejenak menjauhkan ponsel tersebut, "Ada, kenapa?"

"Udah kayak anak perawan aja lo ngerem mulu di rumah. Sini ke kafe, ada Kae sama Jevian juga."

"Gak bisa."

"Kenapa gak bisa sih? So sibuk lo bangsat. Buruan ah."

"Gak bisa Rak."

"Alah nanti gue traktir deh."

"Gak percaya gue, lo kan miskin," ujar Arsa lalu tertawa.

"Anjing! Buruan pokoknya gue gak mau tau," keukeuh Raka.

"Bentar."

Arsa keluar berjalan menuju kamar Naya sementara ponselnya ia biarkan di kamar. Begitu di depan pintu kamar perempuan itu dia langsung mengetuk pintu tersebut dan munculah sosok Naya dengan wajah kucelnya beruntung Arsa sudah terbiasa dengan pemandangan ini.

"Apa?"

"Gue mau keluar. Ketemuan sama temen-temen gue"

"Terus gue?" Tanya Naya dengan telunjuk mengarah pada dirinya sendiri.

"Ya tunggu di apart lah."

"GAK MAU!" Tolak Naya.

Arsa menghela napas jengah, "Gak akan ada apa-apa Nay."

"Pokoknya gue gak mau ditinggal sendirian di apartemen!"

"Terus gimana, lo mau ikut?"

Mata Naya langsung mengeluarkan binar bahagia, "Iya gue ikut."

Arsa mendengus kecil, "Siap-siap buruan." Ujarnya sebelum akhirnya pergi meninggalkan Naya yang kesenangan.

Setibanya di kamar Arsa langsung mengambil ponselnya, "Gue ikut."

"Nah gitu dong anying dari tadi."

"Tapi gue bawa cewek."

Terdengar Raka yang langsung tersedak, "Heh cewek siapa yang mau lu bawa Sa? Si Jihan? Atau siapa?"

Tidak berniat menimpali kehebohan Raka, Arsa lebih memilih untuk bersiap-siap. Hanya mengenakan jeans hitam kemudian kaus putihnya ia balut kembali dengan hoodie hitam dan selesai. Arsa berjalan keluar kamar memilih untuk menunggu Naya di sofa. Agak lama, sampai ia dihampiri rasa bosan.

Pintu kamar Naya terbuka menampilkan sosok Naya dengan dress putih di atas lutut tanpa lengan. Arsa menatap cukup lama Naya, lalu tersenyum menyeringai. "Lo mau kemana sih?"

Naya kebingungan, "Hah?"

"Ganti Nay."

"Kok ganti sih?"

"Ya emangnya lo mau kemana? Malam-malam gini dingin malah pake baju gituan."

"Lo mau nongkrong sama temen lo kan?"

Arsa menghela napas. "Iya tapi ke tempat halal. Buruan ganti."

"Ih masa ganti baju lagi."

"Ganti. Gak cocok makin kelihatan pendek."

No RegretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang