Hi!
Lagi sibuk apa akhir-akhir ini?
Happy reading guys! Vote sama komennya jangan lupa. Enjoy!💗
***
Tidak ada yang berubah begitu dia baru saja menginjakkan kaki di rumah yang sudah lebih dari dua bulan ini baru kembali ia kunjungi. Mata Arsa mengamati sekitar memang benar-benar tidak ada yang berubah, hanya saja bedanya kini tidak ada sosok wanita lagi yang akan menyambutnya dengan senyuman penuh kebahagiaan tiap kali ia pulang kemudian merentangkan tangannya meminta pelukan. Tidak ada lagi. Sosok itu kini tidak Arsa temukan lagi di sini.
Arsa menunduk begitu merasakan genggaman tangan Naya mengerat lalu perempuan itu tersenyum.
"Eh Mas maaf tadi bibi lagi di belakang." Bibi datang dengan langkah yang buru-buru ke arahnya.
"Iya gak apa-apa bi."
"Bapak belum pulang, nanti malam paling pulangnya. Mas sama Non Naya bisa istirahat dulu sebelum makan malamnya."
Arsa tersenyum. "Iya bi makasih."
"Selamat ulang tahun ya Mas Arsa. Hari ini bibi masakin semua makanan favorit Mas Arsa."
Arsa dibuat terkekeh pelan olehnya. "Makasih ya bi." Lalu ia terdiam beberapa saat, sebelum akhirnya bertanya. "Perempuan itu... ada bi?"
"Eh——Anu nanti bapak aja yang jelasin ya bibi takut salah bicara. Tapi dia gak ada di sini kok Mas."
Arsa menganggukkan kepalanya. Ada perasaaan sedikit lega begitu mendengarnya. Setelah berpamitan pada bibi untuk istirahat, Arsa dan Naya langsung bergegas pergi ke kamar. Kamarnya terlihat rapi meskipun tidak ada yang menempatinya, mungkin setiap hari kamar ini masih rutin untuk dibersihkan.
"Mau aku dulu apa kamu dulu yang mandi?" tanya Arsa begitu Naya baru saja membantingkan tubuhnya di atas kasur.
Dan benar saja Naya langsung mendengus kesal. "Bentar dulu kenapa istirahat dulu. Lima menit deh," ujarnya sedikit kesal.
Arsa membiarkan Naya untuk rebahan dulu sesekali matanya akan melirik pada perempuan itu ketika melihat Naya yang tertawa sendiri. Baru saja dia akan membuka lemari tiba-tiba ucapan Naya membuat pergerakannya seketika berhenti.
"Ini Re follow Instagram gue?"
Arsa langsung menoleh dengan tatapan horornya. "Cowok yang tadi?"
"Iya, ganteng kan?"
"GANTENG KAN?" Arsa hampir saja berteriak.
"He'em ganteng kan?" Pandangan Naya masih tertuju pada layar ponselnya. "Dia minta nomor WhatsApp aku," gumamnya pelan.
"Buruan sana mandi, lima menit habis." Arsa berkata dengan nada ketus.
"Bentaran lagi, bentaran lagi."
"Sekarang Naya."
Mendengar perbedaan dari nada bicara Arsa membuat Naya langsung menoleh. "Kamu kenapa deh, bad mood? Kamu kesel gara-gara soal di kafe itu yang aku ketawa-ketawa sama Rayhan?"
"Sekarang kamu kasih nomor WhatsApp kamu ke dia?"
Naya menilik mimik wajah Arsa yang kini terlihat sangat dongkol, lalu sekelebat ide di kepalanya langsung membuat ia buru-buru mengangguk tanpa beban. "Iya, kan dia minta," ucap Naya.
"Udah lah sana mandi," usir Arsa sekali lagi.
"Masa gitu doang kamu marah."
"GITU DOANG?" Arsa bertanya dengan nada tidak habis pikir. Tangan Arsa bergerak untuk meraih ponselnya. "Aku telpon Jihan sekarang juga. Gitu doang kamu marah apa nggak?"

KAMU SEDANG MEMBACA
No Regrets
Novela JuvenilSEBAGIAN PART DI PRIVAT FOLLOW SEBELUM MEMBACA "Keadaan yang memaksa dan kita tamat karenanya." Start : 19/02/22 End : 11/04/23