No Regrets | 28

39.8K 3.6K 2.8K
                                    

Vote sama komen dulu yaawww!

Happy Reading!

____________

Terhitung sudah satu Minggu setelah kepergian bunda. Arsa sama sekali belum pernah menginjakkan kakinya di rumah kembali, ia menjadi sosok yang lebih banyak diam. Pola makan dan tidur Arsa kini berantakan sampai membuat Naya dibuat pusing sendiri, lelaki itu akan mengerjakan apapun yang bisa ia kerjakan hingga larut malam seolah tidak akan ada hari esok lagi. Kemarin malam Arsa begadang hingga pukul 3 pagi sampai akhirnya lelaki itu mimisan. Dan sekarang ia mendapatkan kabar dari Jevian jika Arsa tumbang, lelaki itu kini berada di apartemen sendirian.

Jevian

Arsa tadi kita anter ke apart Nay
Tapi gak bisa kita temenin, gue ada bimbingan sementara yang lainnya lagi pada di kafe

Oke Jev thanks

Naya langsung bergegas membereskan semua barangnya padahal dia juga akan ada kelas kembali sekitar 40 menit lagi.

"Mau kemana?" tanya Amara begitu melihat Naya yang akan bersiap untuk pergi.

"Pulang dulu nanti balik lagi."

"Lah ribet Nay, kenapa gak nunggu di kampus aja?"

"Gue ada urusan dulu, gue duluan ya."

Naya dengan tergesa-gesa pergi dari sana, memesan gojek yang beruntungnya bisa dengan cepat ia dapatkan dan beruntung juga jarak dari kampus ke apartemen yang tidak memakan waktu lama. Hanya kurang lebih sepuluh menit ia telah sampai di apartemen. Ia buka pintu kamar Arsa dan langsung menemukan sosok lelaki itu yang tengah berkemul dalam selimut dengan mata terpejam.

Naya menghampiri Arsa yang kini wajahnya pucat. "Panas banget," gumam Naya begitu telapak tangannya mendarat pada kening Arsa.

"Sa bangun dulu." Naya sedikit menarik selimut yang dikenakan oleh Arsa.

Tidak ada respons selain gumaman tidak jelas membuat Naya menghela napas kasar, saat sedang sehat saja Arsa sangat susah untuk makan apalagi sekarang.

"Bangun dulu. Makan habis itu minum obat."

"Gak mau."

Naya langsung mendengus, "Gak mau sembuh apa?"

"Enggak."

Naya hampir saja mengumpat untung ia masih bisa untuk menahannya, mencoba sabar Naya mendekati kembali lelaki itu.

"Makan dulu biar bisa minum obat."

Bukannya menurut, Arsa malah kembali menarik selimutnya lalu bergerak untuk memunggungi Naya.

"Gak mau, mual."

"Mau makan sama apa?" Sembari menunggu jawaban dari Arsa, Naya mencari dulu di google makanan apa yang cocok untuk orang yang sedang demam.

"Sup ayam, bubur, oatmeal, salmon, yoghurt. Mau apa?"

"Gak mau," jawab Arsa pelan.

"Menu gak mau itu gak ada disininya. Ayolah Sa, gue bentaran lagi mau ada kelas nih. Sedikit aja ya makan."

"Oatmeal, sedikit."

Naya langsung tersenyum lebar dia langsung bergegas menuju dapur untuk menyiapkannya lalu kembali ke kamar Arsa dengan membawa nampan berisi satu mangkuk oatmeal, satu gelas air dan juga Paracetamol.

"Bangun, makan dulu sedikit."

Arsa masih terdiam di tempat tanpa berniat untuk menghadap ke arah Naya.

No RegretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang