Hari pertama kembali masuk kuliah setelah libur semester ganjil. Tidak ada hal yang membuat Naya begitu excited, karena sejujurnya libur selama kurang lebih dua bulan masih kurang untuknya. Tidak terasa juga ternyata pernikahannya dengan Arsa sudah memakan waktu hampir dua bulan.
"Buruan Nay!" Naya langsung merotasikan kedua bola matanya begitu suara Arsa terdengar.
Tadi, dia meminta berangkat bareng dengan Arsa sampai depan. Sampai dia menemukan angkot karena Naya tidak ingin diantar sampai kampus dan memicu berbagai perspektif orang-orang. Apalagi ya bisa dikatakan Arsa sedikit agak terkenal dengan banyaknya perempuan yang mengaguminya.
"Nay!"
"Iya-iya bentar."
Oke sepertinya Arsa sedang dalam mode yang tidak baik. Mood lelaki itu gampang sekali berubah.
"Lama amat," kesal Arsa begitu Naya keluar dari kamarnya.
"Masih pagi lo udah misuh-misuh?"
Arsa memilih tidak menjawab bergerak keluar dari apartemen diikuti oleh Naya dari belakang. Mereka berdua memasuki lift, lift bergerak perlahan begitu di lantai 8 lift berhenti. Seorang lelaki dengan badan yang tegap melangkah masuk berdiri tepat di samping Naya.
Entah hanya perasaanya saja atau bagaimana, lelaki tersebut terus bergerak mendekati Naya sampai membuat pundak mereka bersentuhan. Ketika Naya menatap heran ke arah lelaki yang berada di sebelahnya, lelaki tersebut malah tersenyum membuat Naya langsung bergidik ngeri.
Gak waras nih cowok.
Arsa yang menyadari hal tersebut langsung meraih pundak Naya meminta perempuan itu untuk berpindah posisi dan Naya hanya menurut. Arsa menatap laki-laki itu dengan pandangan yang tak suka.
"Mas maaf bisa geser sedikit?" tanya Arsa dengan nada suara datar.
Laki-laki tersebut menoleh kemudian memilih untuk bergerak sedikit menjauh.
"Gak suka gue sama cowok kayak gitu gak bisa hargain cewek. Gak sopan," ucap Arsa begitu laki-laki tersebut sudah keluar dari lift.
Naya hanya mengulum senyum tipis lalu mereka kembali diam. Akhirnya lift berhenti Naya dan Arsa langsung berjalan menuju basement.
"Lo udah baikan sama cowok lo?" Tanya Arsa begitu mobil putihnya keluar meninggalkan area apartemen.
"Iya."
"Gampang banget kasih maaf ya lo Nay."
"Udah ah jangan bahas ini." Naya memilih untuk menghentikan topik pembicaraan tersebut.
Ponsel Naya yang ia simpan di atas dashboard bergetar membuatnya langsung meraih benda pipih berwarna putih tersebut.
"Ih mamah!" Sorak Naya senang.
"Selamat pagi ibu negara!"
"Waalaikumsalam."
Naya tersenyum lebar.
"Udah mulai kuliah?"
"Iya nih lagi di jalan bareng Arsa."
KAMU SEDANG MEMBACA
No Regrets
Teen FictionSEBAGIAN PART DI PRIVAT FOLLOW SEBELUM MEMBACA "Keadaan yang memaksa dan kita tamat karenanya." Start : 19/02/22 End : 11/04/23