GUYSSS APA KABARR?
AAAA HAPPY 1M READERS 😭💗
HAPPY READING YAA💗💐
***
Tangan Naya terus bergerak mengiris bawang merah. Saat ini dia sedang berkutat di dapur untuk membantu bi Sari yang katanya akan membuat sarapan. Dia hanya mengikuti perintah bi Sari saja karena dia juga belum terlalu paham dengan bahan-bahan untuk memasak.
"Kalo Arsa suka masakan apa bi?" tanya Naya membuka pembicaraan diantara mereka.
"Mas Arsa tuh gak pemilih orangnya dalam hal makanan non. Dia dari kecil gak suka nyusahin."
Naya mulai tertarik begitu mendengar jawaban dari bi Sari. Dia menyerahkan irisan bawang merah pada bi Sari, lantas menyandarkan punggungnya pada meja.
"Gak nyusahin gimana bi maksudnya?"
"Ya pokoknya Mas Arsa dari kecil gak ribet non orangnya, gak pemilih soal makanan. Mas Arsa juga selagi dia bisa ngerjain sendiri dia gak akan pernah minta tolong sama orang lain," jawab bi Sari.
"Bibi yang urus Arsa dari kecil ya?"
Bi Sari tertawa pelan. "Iya. Sekarang udah besar aja ya non, bibi udah tambah tua," jelas bi Sari sembari terus memasak.
"Ibu itu sayang banget sama Mas Arsa. Setelah ada Mas Arsa, rumah ini terasa lebih hidup. Hubungan Bapak sama Ibu juga jadi baik, biasanya mereka berantem terus. Makanya Ibu sayang banget sama Mas Arsa," lanjut bi Sari kembali.
Naya tersenyum simpul sebelum akhirnya dia berjalan ke arah bi Sari yang sedang memasak. Ia mengambil alih kegiatan yang sedang dilakukan oleh bi Sari.
"Makanya ibu lebih pilih jodohin Mas Arsa sama non Naya."
Naya langsung menoleh. "Kenapa Bunda pilih aku?"
"Ibu cuman pernah bilang sih non katanya setidaknya Mas Arsa gak jatoh ke tangan Bu Anita. Adiknya bapak itu." Bi Sari mendekatkan bibirnya pada telinga Naya lalu berbisik pelan, "Dia itu uler."
"Ngebet banget ya bi, tante Anita jodohin anaknya sama Arsa?" Ada nada kesal yang terselip ketika Naya mengucapkannya.
"Ya iyalah non. Gak ngebet gimana, Mas Arsa tuh ganteng iya, pinter iya. Dan yang ngebuat Bu Anita ngebet itu ya karena harta. Dia tahu kalo Mas Arsa bakal jadi pewaris dari sebagian besar harta bapak sama ibu. Makanya ibu bilang gak mau kalau ibu udah gak ada terus nanti ada perjodohan antara anaknya Bu Anita sama Mas Arsa. Jadi ibu lebih pilih buat jodohin Mas Arsa sama non duluan." Jelas Bi Sari membuat Naya mengangguk paham.
Dan ia dibuat terkejut dikarenakan ada sepasang lengan yang melingkari perutnya lantas mendaratkan ciuman pada pipi kanannya. Naya langsung melirik bi Sari yang tengah menahan senyumnya lantas pergi meringsut dari sana.
"Selamat pagi, kayaknya seru ya ghibahnya? Boleh bisikin lagi ghibahin apa pagi-pagi gini?"
Naya memberikan cubitan pelan pada pinggang Arsa membuat laki-laki itu mengaduh kesakitan.
"Kok nyubit sih?"
"Ya kamu ngapain peluk-peluk gitu? Malu tahu ada bibi," sungut Naya kesal.
"Gak apa-apa non namanya juga masih hawa-hawa pengantin baru." Tiba-tiba bi Sari datang membuat Naya langsung terdiam. "Bibi cuman mau matiin kompor." Setelah itu perempuan paruh baya itu kembali pergi dari sana dengan ekspresi mesem-mesem.
"Ada kuliah pagi?" tanya Arsa masih dengan memeluk Naya.
"Jam 8."
"Aku antar ke kampus. Sekalian mau jemput Ayah."

KAMU SEDANG MEMBACA
No Regrets
Teen FictionSEBAGIAN PART DI PRIVAT FOLLOW SEBELUM MEMBACA "Keadaan yang memaksa dan kita tamat karenanya." Start : 19/02/22 End : 11/04/23