Jangan lupa vote and commentnya yagesya! Happy Reading 💘
_________
Hari ini terasa sangat melelahkan bagi Naya, kakinya yang terkilir belum sepenuhnya sembuh ditambah semalaman dia tidak bisa tidur gara-gara ulah Arsa yang asal menyosor bibirnya saja. Dan kesialannya bertambah sekarang, ketika saat giliran kelompoknya maju untuk presentasi, flashdisk yang berisikan file untuk presentasi hilang. Naya kesal tentu saja, flashdisk yang ia serahkan pada temannya itu hilang.
Naya keluar dari kelas dengan raut wajah yang masam, di saat teman-temannya yang lain sudah keluar sekitar lima belas menit yang lalu, ia dan teman-teman satu kelompoknya harus mendengar kemarahan dari dosen dulu. Mengatakan jika kelompoknya tidak bertanggung jawab dan akan diberikan sanksi mengosongkan nilai kelompoknya jika besok mereka belum mampu menyelesaikan kembali makalah tersebut. Dan parahnya lagi makalah tersebut harus dikerjakan perorang tidak lagi berkelompok.
Baru memikirkannya saja sudah membuat kepala Naya dilanda pening.
"Aku nunggu kamu dari 15 menit yang lalu."
Naya mendongak dan netranya langsung menangkap sosok Leon yang sedang berdiri di parkiran fakultasnya. "Maaf tadi ada kendala dikit," timpal Naya.
"Punya handphone? Bisa kabarin dulu kan?"
Naya menatap Leon tak habis pikir. "Aku habis kena marah dari dosen Leon. Mana kepikiran aku buat pegang hp disaat aku lagi ketar-ketir kena amukannya, please jangan bikin hari ini tambah runyam." Kesal Naya dengan nada suara yang sudah terdengar sangat lelah.
Lalu Naya kembali menatap Leon beberapa saat. "Oh iya punya handphone kan? Tiga hari ini kamu kemana aja ngilang tanpa kabar. Dan sekarang kamu datang terus marah-marah cuman karena nunggu 15 menit?" Naya tertawa kecil sebelum melanjutkannya.
"Apa kabar dengan aku yang selalu tiba-tiba kamu tinggalin gitu aja? Aku selalu terima itu." Lanjut Naya.
"Terima? terus kenapa diungkit?" Kata Leon dingin.
"Aku gak ngungkit, cuman ngingetin."
"Ngingetin apaan hah? Ungkit terus semua kesalahan gue."
Naya berdiri kaku ditempatnya begitu mendengar ucapan Leon, 'gue' katanya.
"Kamu yang duluan, baru datang marah-marah!"
"Gue itu ada masalah Nay!"
"Ya terus kenapa marah-marahnya sama aku?" Teriak Naya kesal. "Aku selalu nawarin kamu buat cerita tapi kamu selalu bilang gak mau, sekarang kamu nyalahin aku?"
"Ikut gue!" Leon mencengkeram erat pergelangan tangan Naya, menarik Naya untuk ikut dengan dia.
"Apaan sih Leon? Kaki aku lagi sakit!"
Seakan menulikkan pendengarannya, Leon terus menarik Naya. Mengabaikan ringisan perempuan itu. Tetapi langkahnya langsung berhenti ketika seseorang mencekal tangannya.
"Lepasin," ucapnya penuh dengan nada penekanan.
***
Arsa sedang berada di gazebo seberang kelasnya bersama Jevian karena Raka dan Kaendra sedang pergi ke kantin. Arsa ada keperluan untuk menemui dosennya. Arsa sudah bercerita semuanya kepada teman-temannya perihal bagaimana bisa dirinya dan Naya terikat dengan pernikahan. Dan dia sudah menduga tanggapan apa yang mereka berikan.
"Menikah itu bukan buat main-main Sa." Jevian yang berada di sampingnya bersuara.
Arsa tidak berniat menimpalinya ia masih mencoba fokus pada layar laptop yang berada di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Regrets
Teen FictionSEBAGIAN PART DI PRIVAT FOLLOW SEBELUM MEMBACA "Keadaan yang memaksa dan kita tamat karenanya." Start : 19/02/22 End : 11/04/23