No Regrets | 22

42.8K 4.1K 3.1K
                                    

SIAP??

Bakar dulu sini! Spam emot🔥

Happy Reading💘

____________

Arsakhala :

Masih nugas?

Kanaya :

Ya masih lah
Lo katanya mau bantuin gue malah keluyuran

Arsakhala:

Bentar lagi pulang

Mau gue bawain apa?

Donat, martabak, atau roti bakar?

Eh gak deh gue cuman basa-basi

Naya langsung mencibir pelan, awalanya saat membaca pesan pertama yang Arsa kirim dia sudah senyum-senyum sendiri. Tapi senyuman tersebut langsung hilang begitu membaca pesan terakhir yang Arsa kirim. Belum sempat Naya mengetikan balasan pada Arsa ponselnya sudah lebih dulu berdering.

"Apa hah?!" Hardik Naya begitu sudah mengangkat sambungan telepon.

"Mama sama kak Tsana ada di rumah?"

"Gak ada, gue sendirian. Mama ke luar kota tadi, terus kak Tsana lembur katanya tapi gak tahu pulang gak tahu nggak."

"Ya udah bukain pintu."

"Ngapain?"

"Suami pulang ya harus bukain pintu lah."

"Dih, manja! Ya udah tungguin!"

Dengan sedikit berat hati Naya beranjak dari tempatnya, menuruni anak tangga menuju lantai satu. Lalu membukakan pintu utama rumah. Arsa yang sedang berdiri, mengenakan pakaian yang sama seperti saat tadi pergi

"Martabak keju," ucap Arsa sembari menyodorkan kresek yang berisikan martabak tersebut pada Naya.

Naya menerima masih dengan ekspresi juteknya. "Katanya cuman basa-basi," ketus Naya yang Arsa abaikan.

Arsa masih berdiri di ambang pintu membuat Naya bingung sendiri, kemudian tak lama dari itu tangan Arsa kembali menyodorkan sesuatu pada Naya. Kali ini bukan makanan tetapi boneka penguin yang awalnya ia sembunyikan dibalik tubuhnya.

"Apa ini?"

Terdengar Arsa yang langsung mendengus kasar. "Masih nanya ini apa? Ini beruang, beruang kutub."

Dan kali ini Naya tidak bisa lagi menahan kedua sudutnya untuk tidak tertarik.

"Iya gue tau, cuman kenapa gue sampe dikasih boneka gini?"

Arsa berjalan melewati Naya, masuk ke dalam rumah. Semua pergerakan lelaki itu tidak luput dari pengamatan Naya.

"Tadi gue sama Kaendra lagi gabut, jadi main mesin capit boneka," jawab Arsa sambil melepaskan sepatu yang ia kenakan.

"Yakali boneka segede gaban kek gini bisa kecapit." Naya tertawa keras.

Arsa menatap datar Naya, dia lebih memilih untuk pergi dari sana membiarkan Naya yang masih tertawa sendiri. Yang ingin dia lakukan sekarang adalah mandi karena tubuhnya sudah terasa lengket oleh keringat.

Selain tadi menengok Bunda, Arsa mengecek pembangunan kafe yang lokasinya di dekat kampus bersama teman-temannya yang lain. Soal mesin capit boneka, dia tidak berbohong. Dia dan Kaendra memainkan mesin tersebut tapi karena tidak dapat-dapat jadi Arsa lebih memilih untuk membeli saja.

No RegretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang