HAPPY READING!
***
"Nay, aku emang belum siap. Tapi aku gak segila itu."
Ucapan Arsa barusan mampu membuat langkah Naya kembali berhenti.
"Ya terus mau kamu apa?" Naya balik membentak Arsa. "Dan kalau bicara soal kesiapan, asal kamu tahu, aku lebih gak siap Sa. Kuliah aku belum selesai dan aku mungkin harus ngambil cuti, aku—." Naya tak lagi melanjutkan ucapannya ketika ia rasa tenggorokannya tercekat.
"Aku mohon sama kamu buat jangan ganggu aku dulu, demi kebaikan anak-anak aku."
Perdebatannya dengan Arsa tadi berakhir sampai sana sebelum akhirnya Naya memutuskan untuk melerai lebih dulu dan pergi ke dalam kamar. Kamar yang berbeda dengan Arsa. Kamar yang dulunya ia tempati sebelum akhirnya mereka memutuskan untuk tidur dalam satu kamar.
Masih ada rasa sesak yang terus bergemul di dalam dadanya, Naya kembali memasuki kamar setelah tadi perutnya kembali bergejolak dan berakhir dia yang harus berjibaku dengan rasa mual tersebut.
Baru saja dia duduk di tepi kasur dan Naya sudah dikejutkan dengan getaran pada ponselnya yang kini tergeletak di atas nakas. Nama Mama langsung terlihat di layar ponselnya. Menarik napasnya dalam-dalam akhirnya Naya memutuskan untuk mengangkat panggilan video call dari mamanya itu.
"Hai, Ma."
"Halo sayang. Mama baru sempat buka hp terus dapet kabar katanya kamu positif?"
Naya ikut tersenyum begitu melihat wajah mama yang terlihat sangat bahagia memenuhi layar ponselnya. "Iya ma."
"Mama seneng banget." Lalu terlihat mamanya itu yang menyeka sudut matanya.
"Kamu baik-baik aja kan?"
"Hm?"
"Are you okay?"
"Aku baik-baik aja kok ma. Cuman emang tadi mual aja terus belum bisa makan apa-apa padahal aku laper."
"Kamu habis nangis?"
Naya melupakan fakta jika saat ini yang sedang mengobrol dengannya ini adalah sosok wanita yang paling tahu tentang dirinya, sangat tahu setiap detail dari anak-anaknya.
"Nggak, mungkin ini karena mual-mual terus gini." Naya hanya mencoba mencari alasan. Ia masih mencoba memamerkan senyumnya walaupun air matanya kini mencoba berdesakan untuk keluar.
"Kamu ada masalah? Kalau ada masalah kamu boleh cerita sama mama." Mama memperlihatkan raut wajahnya yang khawatir. "Meskipun kamu sudah menikah kamu masih boleh cerita sama mama, gak searusnya kamu tanggung semuanya sendiri sayang. Mama selalu ada buat kamu."
Naya menggeleng pelan seraya menggigit bibirnya dengan kuat.
"Ada masalah?"
Dan Naya sudah tidak bisa manahannya lagi. Karena dalam satu kedipan saja air matanya kini telah meluruh membasahi pipinya. Naya menangis sejadi-jadinya disaksikan mamanya itu yang memilih untuk diam membiarkan dirinya meluapkan semua rasa sesak yang bercokol pada dadanya.
"Aku gak apa-apa," ucap Naya pada akhirnya. "Aku mau tanya sama mama."
"Tanya apa sayang?"
"Dulu, respons papa waktu denger kabar mama lagi hamil gimana?"
"Papa seneng, dia bahagia banget."
Naya mengangguk pelan, tertawa miris dalam hati.
"Kamu ada masalah sama Arsa?"
![](https://img.wattpad.com/cover/253428760-288-k322187.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
No Regrets
Teen FictionSEBAGIAN PART DI PRIVAT FOLLOW SEBELUM MEMBACA "Keadaan yang memaksa dan kita tamat karenanya." Start : 19/02/22 End : 11/04/23