Lumayan lama ya aku ngilangnya😭 Maaf banget soalnya akhir-akhir ini lagi lumayan hectic, tau sendiri kan kalo habis lebaran tuh masih rame-rame gitu dirumah sedangkan aku bisa nulisnya kalo mode senyap doang.
Untuk part ini aku pengen setiap paragraf dipenuhi oleh komen kalian, bisa gak?😭 Jadi gak cuman spam komen next aja 😭😭👍🏻 jangan lupa votenya juga😍
Oke, happy reading 💘
_______
Naya baru saja keluar dari dalam kamarnya begitu jarum jam sudah menunjukkan pukul lima sore. Setelah tadi pagi ia ikut mengantar Bunda ke rumah dia langsung bergegas ke apartemen bersama Arsa kemudian dia memilih untuk tidur sepanjang hari karena 3 hari menginap di rumah sakit dia tidak bisa tertidur pulas. Naya menyeret langkahnya menuju dapur ketika dirasa tenggorokannya kering dengan matanya yang mencari sosok Arsa yang rupanya belum datang. Sedari pagi lelaki itu keluar entah kemana karena Arsa pun tidak berbicara apapun padanya.
Tepat setelah ia menyelesaikan tegukan terakhirnya pintu apartemen terbuka menampakkan sosok Arsa yang memasuki apartemen.
"Dari mana aja? Dari pagi terus sekarang baru balik."
"Bukan urusan lo?"
Naya yang sekarang tengah menyandarkan punggungnya pada tembok lalu berdecak malas.
"Gue kesepian, sendirian terus di apartemen," kesal Naya memicu kekehan sinis dari Arsa.
Lelaki itu berdiri begitu selesai melepaskan sepatunya. "Lo bisa ngerasa kesepian juga ya? Padahal lo punya dua cowok," sinisnya.
Sialan! Beberapa hari ini Arsa hobi sekali menyudutkannya. Seolah terus menyadarkan dirinya kalau di sini dia menjadi sosok paling salah disini.
"Lo masih marah soal waktu itu?" tanya Naya yang amarahnya juga ikuy tersulut.
Arsa menatap Naya beberapa saat mencoba meredakan emosinya yang sepertinya bisa meledak kapan saja. "Bisa gak sih Nay, gue minta tolong sama lo. Gue mohon kerja samanya, Bunda baru aja keluar dari rumah sakit jangan bikin dia terbebani. Gue gak keberatan lo mau jalan sama cowok lo itu kemanapun dan kapanpun, tapi jangan sampe Bunda tahu." Jelas Arsa.
Dia tahu permasalahan ini dimulai ketika dia tidak sengaja kepergok sedang makan bersama Leon oleh Ayah. Dan sialnya tidak hanya makan bersama karena ayah memergokinya ketika Leon sedang menyuapinya. Entah Arsa memberikan penjelasan apa pada ayahnya Naya tidak tahu. Yang jelas ayahnya saat itu menasehatinya, "ayah harap kalian serius."
Dan permasalahannya tidak hanya disana karena besoknya Naya kembali tertangkap basah sedang jalan bersama Leon dan kali ini ia tertangkap basah oleh Bunda. Membuat semuanya semakin runyam.
"Gue udah kasih penjelasan kok sama Bunda."
"Lo bilang apa sama Bunda?"
Naya menegak salivanya berat. "Leon temen SMP gue dan dia, gay." Naya langsung meringis begitu selesai mengatakannya.
Arsa maju beberapa langkah mendekati Naya. "Terus lo pikir Bunda bakal percaya gitu aja?"
Naya diam tidak berani mengeluarkan walau sepatah katapun.
Mimik wajah Arsa seketika berubah lalu berjalan semakin dekat ke arahnya. "Putusin cowok lo."
"Gak!" Jawab Naya cepat.
"Kalau gitu, main yang rapih!" desis Arsa sebelum akhirnya langsung melengos pergi meninggalkan Naya. Sebelum benar-benar pergi meninggalkannya Arsa sempat berbalik ke arahnya dengan menatapnya tajam. "Kalo sampe Bunda gue kenapa-kenapa, lo orang pertama yang bakal gue cari!"
KAMU SEDANG MEMBACA
No Regrets
Teen FictionSEBAGIAN PART DI PRIVAT FOLLOW SEBELUM MEMBACA "Keadaan yang memaksa dan kita tamat karenanya." Start : 19/02/22 End : 11/04/23