EXTRA CHAPTER | THE END

34.3K 1.6K 111
                                    

SEBELUMNYA AKU MAU INGETIN JANGAN LUPA IKUTAN PRE ORDERNYA MALAM INI JAM 19.00 WIB!

HAPPY READING!

***

"Dalam satu minggu ini kamu sudah bertemu dengan ibu sebanyak tiga kali, Ray." Seorang guru perempuan kini tengah menatap murid laki-lakinya dengan tatapan lelah. "Merokok di belakang sekolah, tidak mengikuti jam pelajaran, dan sekarang apa lagi?"

"Berantem," ceplos lelaki yang kini mengenakan seragam putih abu setengah lusuh itu.

"Ibu gak suruh kamu menjawab."

"Iya bu, maaf."

"Ibu sudah hubungi papa kamu, sebentar lagi dia sampai," jelas guru tersebut lalu memijat pangkal hidungnya dengan lelah. "Kamu gak kasihan sama ibu memangnya? Ibu lagi hamil loh ini, Ray."

Murid laki-laki itu mendongak, tatapannya turun ke arah perut guru BK di sekolahnya yang sudah membuncit.

"Ibu bisa-bisa darah tinggi." Guru perempuan bernama Siska itu kini menatap muridnya. "Kenapa kamu sampai bisa ngehajar Daniel sampai dia babak belur gitu?"

"Saya gak akan mulai duluan kalau dia gak gangguin kakak saya," balasnya dingin.

"Sekarang di mana kembaran kamu itu?"

"Nunggu di luar."

"Memangnya kamu nggak bisa kayak Araka? Gak banyak tingkah, pintar, gak pernah bikin ulah sama sekali."

"Saya sama dia itu beda bu, meskipun kita memang kembar, tapi kita berbeda."

Dan setelahnya terdengar ketukan pada pintu ruangan membuat mereka kompak langsung menoleh ke arah sana. Pintu terbuka, menampakkan sosok laki-laki yang kini masih mengenakan jas kerja. Rambutnya tertata dengan rapi, senyumannya yang menawan langsung ia layangkan dengan sopan.

"Mari masuk pak."

Pria itu masuk dan langsung memosisikan untuk duduk di samping murid laki-laki tadi.

"Kita bertemu lagi ya pak Arsa setelah sebelumnya, dua hari yang lalu kita ketemu di ruang yang sama."

Pria itu tertawa pelan, tangannya mengusap pundak sang putranya.

"Anak saya kenapa lagi?"

Guru tersebut meringis pelan sebelum menjawab. "Berantem pak. Arayi hajar murid laki-laki kelas IPS 4 bernama Daniel. Dan sekarang dia dilarikan ke rumah sakit untuk melakukan perawatan, keluarganya marah dan meminta pertanggung jawaban terkait hal ini. Tadi ibunya Daniel meminta 20 juta untuk biaya perawatan."

Pria bernama Arsa itu mengangguk beberapa kali, kepalanya menoleh ke samping, menatap sang putra yang masih terlihat sangat marah.

"Kenapa kamu hajar dia?"

"Dia ganggu Araka lagi," jawab Arayi dengan cepat.

Bukannya marah, Arsa malah tersenyum dengan tangannya yang menepuk pundak putranya itu dengan bangga. Setelah adanya obrolan antara dirinya dengan guru BK tersebut Arsa langsung berdiri, mengajak untuk berjabat tangan.

"Nanti saya akan selesaikan administrasi siswa yang telah anak saya hajar itu. Sekali lagi terima kasih, Bu."

Selepasnya, ayah dan anak itu keluar dari ruangan BK. Arsa merangkul bahu putranya.

"Kamu hajar dia kayak gimana sih?"

Arayi menoleh pada sang ayah. "Hah?"

"Kamu hajar dia kayak gimana?" ulang Arsa lagi. "Bisa-bisanya gak bikin kaki dia patah, atau nggak rahangnya kamu bikin geser deh," tambah Arsa membuat kedua laki-laki itu langsung tertawa.

No RegretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang